12. Pertemuan kembali.

9.1K 544 16
                                    

Aku memperbaiki Hijab biruku, Blezer biru dan celana bahan kain hitam yang aku kenakan, yah sekarang aku sudah bekerja, di sebuah perusahaan yang lumayan besar Gergio International Groop.

Sebenarnya kak Aira, sudah mewanti wantiku agar bekerja di perusahaan keluarganya, tapi aku ingin mandiri, tidak ingin orang lain menganggapku masuk kesana karna orang dalam.

Aku ingin menunjukkan pada dunia kalau aku bisa seperti ini karna usahaku sendiri, dulu aku hanyalah seorang kariawan biasa saat memulainya, dua tahun yang lalu, tapi sekarang aku sudah mengketuai defisiku dulu, di departemen pemasaran, aku bangga dengan itu.

Yah, tidak terasa tuju tahun sudah berlalu, aku sudah berumur duapuluh lima tahun, waktu terus berjalan, tidak pernah mundur, begitupun jarum jam, mustahil berputar kekiri, aku bukan lagi anak kecil berumur delapan tahun, yang tergila gila dengan anak tetangga majikanku sendiri, aku telah beranjak dewasa, aku kuat, aku mandiri, penuh semangat menyongsong hari esok.

Walaupun tampa dia lagi, aku bahagia  bersama kedua orang tuaku, walau aku belum mempunyai kekasih halal, yah Suami, pendamping hidupku, tempatku mencari ridhonya,ladang amalku, penyempurna agamaku.

****

Hari ini ketua CEO Gergio international groop, yang baru akan datang, setelah bertahun tahun memimpin perusahaan di luar sanah, Jerman.

Semua kariawan penuh semangat menyambutnya, terutama para kaum hawa, karna dengar dengar CEO, kami kali ini masi muda, duapuluh delapan tahun, banyak yang mengaguminya, karna di umurnya yang masi terbilang muda dia mampu memimpin perusahaan, itu semua aku dengar dengar dari para karyawan yang aku lewati, terutama para bawahanku, di defisiku, membuat telingaku panas mendengarnya, berulang ulang kali.

Terutama sekertarisku Diana, si biang kerok.

***

Ya Tuhan aku melihatnya setelah bertahun tahun tidak melihatnya, dia jauh berbeda dari beberapa tahun yang lalu, sosok yang aku lihat sekarang sangat dewasa, raut wajahnya tegas penuh aura kepemimpinan, matanya tajam, dia, dia Rangga Argantara Gergio, CEO Gergio International Groop.

Kenapa baru sekarang aku menyadariya!, sementara nama itu sangat jelas aku hapal di luar kepalaku, nama yang menghiasi masa kanak kanak dan remajaku dulu, ya ampun.... ya ampunn..!!, apa aku sudah melupakannya?, tetapi mengapa jantungku masi berdebar debar?.

Kata orang jangan mempokuskan dirimu pada satu orang karna belum tentu orang itu memikarkanmu, ataupun melihatmu, di sudut sana, aku suda mencobanya, banyak laki laki yang dekat denganku dalam artian yang baik, aku jadikan mereka, kakak, teman, sahabat ataupun adik, merekapun menganggapku seperti itu.

Perna salah satu dari mereka menyatakan perasaannya, aku menghargai itu, tapi aku tidak bisa menerimanya, aku tidak ingin menyakiti mereka, menjadikan mereka tempat pelarianku ataupun balas dendam dengan rasa sakitku dulu, aku tidak seperti itu, bagiku biarlah aku yang merasakan sakitnya, jangan mereka.

Awalnya mereka sakit hati karna aku tolak, tapi lama kelamaan mereka menerimanya, mereka mengerti aku, move on, dan belajar membuka hatinya, untuk yang lain.

Dia melihat kearahku, dan aku balas dengan menundukkan sedikit kepalaku tanda hormat, semoga dia tidak mengenaliku, karna penanpilanku yang dulu sudah berubah, yah sekarang aku memakai Hijab rambut panjangku yang dulu sering berkibar telah ku sembunyikan di balik kain panjang, menutup auratku  yang hanya boleh di lihat oleh suamiku kelak.

Dia memandangku datar, mungkin doaku terkabul dia tidak mengenaliku, ada rasa kecewa mengerogoti rongga dadaku, memikirkan itu semua, kenapa masih seperti ini?.

Setelah penyambutanya telah selesai, aku segera beranjak dari sana, tampa menghampirinya berjabat tangan untuk sekedar basa basi, mengucapkan selamat datang dan selamat bergabung.

Raniah Hanum Suparman 2 {Story 8}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang