•
•
•
Berbulan-bulan berlalu, Duo S kini sudah sepakat untuk 'balas dendam' kepada Satya hari ini. Sano sudah memperkirakan jadwal Satya dimana, dan Sanya yang menyusun skenarionya.
Dan Sanya sudah mempersiapkan awalan untuk sebuah peristiwa.
"Sat, tumben lo gak bareng Sano?" Seorang mahasiswa yang kebetulan lewat menyapa Satya sekaligus basa-basi. Meskipun sebenarnya ia tau jawabannya.
"Iya nih, nyari relasi baru."
Mahasiswa itu membulatkan mulutnya dan lanjut jalan. Wah, beneran basa-basi sekali ya.
"Eh iya juga, lo kok gak bareng si banci lagi gue liat-liat?" tanya Riu. Satya hanya merotasi bola matanya, malas dengan pertanyaan gadis itu yang sangat tidak penting.
"Ya kan udah gue bilang, gue pacaran ma dia tuh gara-gara khilaf doang. Sekarang kan udah ada ayang Windi, yakan sayang?" tanya Satya
Windi yang sedang gelendotan di lengan Satya mengangguk setuju. Satya mengacak rambut Windi, gemas dengan ekspresi pacarnya.
Tidak lama kemudian, Sano datang dengan style nya yang sangat manly. Rambut blonde, kaos putih lengan pendek dengan outer hitam, celana jeans hitam, serta sepatu sneakers.
Ya kira-kira seperti yang ada di cover cerita ini lah.
Kedatangan Sano di kafe itu membuat meja yang berisi Satya dkk teralihkan obrolannya. Cara jalan yang bagaikan slow motion, juga BGM pendukung, dan jangan lupakan filter Bling-Bling ala drakor ketika ada cogan.
Satya dkk cengo berjamaah.
"Itu... Sano?"
Windi bahkan cemberut melihat pacarnya nampak tidak mengedipkan mata ketika Sano melewati meja mereka untuk pergi ke kasir.
Plak!
Satya terperanjat. Dilihatnya pacarnya sekarang sedang marah, "jaga mata! Ingat, katanya kamu cuma khilaf suka sama dia!"
Satya nyengir sambil mengatakan bahwa dia akan tetap straight. Ya hanya dimulut, gatau hatinya gimana ygy.
"Bro, boba brown sugar satu, matcha latte satu."
Semua tindak-tanduk Sano saat ini diperhatikan dengan seksama oleh Satya dkk. Riu bahkan memekik sambil menepuk heboh lengan pacarnya, Samuel.
"Anjirr, bahkan cara ngomong nya beda cuy!"
"Ck, iih, apaan sih. Ya wajar dong, diakan cowok. Udahlah gausah sampe segitu alaynya ngeliat dia berubah," kata Windi tak suka dengan reaksi Riu barusan, yang menurutnya sangatlah alay.
"Hehe, sorry Win. Pacar gue emang kadang gitu kalo kumat," kata Samuel. Merasa tak enak pada Windi.
Setelah pesanannya jadi, Sano pergi membawa pesanannya ke meja yang berada di luar dekat pintu. Tak lama dia menelpon Sanya. Satya dkk begitu kepo dengan siapa yang sedang ditelpon oleh Sano, karena Sano tampak senyum bahagia saat mengangkat panggilan.
"Cara ketawanya cool banget anjirr..."
Lagi, Riu begitu memperhatikan apa yang berbeda dari Sano hari ini. Windi berdecak malas, Riu sulit untuk dibilang dengan kata-kata. Dan Satya, dia diam-diam curi pandang.
Hoho, sorry Satya, di hati Sano, kamu adalah orang asing.
Tak lama kemudian, Sanya datang. Dengan rok plisket warna hitam, kaos lengan pendek warna putih, dengan jaket crop warna pink, serta hijab pashmina hitam. Oh, tas punggung kecil dan sepatu putih.
Hmm, vibes cowok cool yang suka dengan cewek imut polos nan menggemaskan.
"Itu lagi... Siapa tuh cewek?"
Karena menyebutkan kata 'cewek' Samuel dan Windi kompak menoleh.
"Lah, itu kan, Sanya!" seru Samuel.
[Tokoh Baru]
Jang Wonyoung
sebagai
Windi Jayusa RayaHwang Hyunjin
sebagai
Abdi Samuel ZebuaShin Ryujin
sebagai
Abbia Riu
KAMU SEDANG MEMBACA
Shirāthâl Mustaqīm || Kim Sunoo
General Fiction"Oh, lo pengen jadi lurus lagi? Tenang aja, lo bertemu dengan orang yang tepat. Gue bakal tuntun lo biar balik ke Shiratal Mustaqim!" "Shiratal Mustaqim tuh apa?" "Jalan yang lurus :D" *** Tentang Sano Niskala. Cowok yang ingin keluar dari kehidupan...