Kini sudah Sano ketahui siapa gadis yang kuat itu. Sanya Fahima Wijaya.
Dan yang membuatnya terkejut adalah, jurusan mereka hampir sama. Sano mengambil seni musik, Sanya mengambil seni lukis.Tapi Sano jarang liat tuh, Sanya?
Oh iya, Sano hampir lupa. Kalau sepulangnya dari kelas, dia langsung ngebucin dengan Satya.
"Ternyata masa kuliahku terbuang sia-sia oleh perbuatanku yang sangat tidak berguna," gumamnya, kesal.
Tentang Sanya, Sano mendeklarasikan dirinya adalah penggemar Sanya. Sebenarnya Sanya cukup dikenali di fakultas seni, penampilannya yang berhijab namun tomboy, headset yang melingkar di lehernya, serta sepatu converse bersol 2 cm.
Banyak kok yang menjadi penggemarnya, hanya saja tidak mengakuinya. Mayoritas seluruh mahasiswa lebih menyukai Windi, si ratunya angkatan 22/23. Lebih feminim dan seperti putri Disney katanya.
Cih, Sano selalu kesal sendiri jika ada yang sampai berlebihan menganggap kalau Windi adalah putri. Adakah putri yang menindas kakak kelasnya?
Kalau ada, coba sebut nama dan dari Kerajaan mana dia, biar Sano julid-in!
Bukti bahwa dia penggemar Sanya, adalah saat ini. Sano selalu ke kantin untuk sekedar minum, juga menunggu Sanya selesai kelasnya. Biasanya gadis itu selalu pergi ke kantin untuk memesan boba.
"Rasa favoritnya adalah Taro, matcha, coklat. Gak suka sesuatu yang terlalu manis. Eh tapi aku manis, gimana dong?" gumamnya lalu tertawa kecil.
Di meja paling dekat dengan penjual, Sano selalu disana. Dengan notebook kecil untuk mencatat kebiasaan yang dilakukan Sanya.
Sano tersentak kaget ketika dia melihat Sanya masuk ke kantin. Segera dia pura-pura bermain HP.
"Boba Milo nya satu ya Bu!" pesannya yang langsung segera dibuatkan oleh bu kantin.
Sanya tidak duduk, dia menunggu sambil memperhatikan bu kantin yang sedang membuatkan minuman pesanannya. Sedangkan Sano saat ini benar-benar deg-degan. Karena selama 3 hari ini dia mengamati, dan hasilnya adalah, Sanya cukup peka dengan lingkungan sekitarnya. Jika ada yang memperhatikannya, dia langsung menengok ke arah orang tersebut.
Sano deg-degan. "Dia tau aku ngeliatin gak ya?"
Pasalnya Sano ini tidak jago akting. Tanpa dia sadari saja sekarang sedang berpura-pura main HP padahal jelas-jelas HP nya kebalik. Udah gitu keliatan kalau layarnya masih hitam.
Selepas pesanannya jadi, Sanya segera membayar dan pulang.
Melihat Sanya yang mulai menjauh dari kantin, Sano menyusul. Berjalan mengendap-endap dan sesekali berbaur dengan orang-orang agar tidak keliatan sedang membuntuti.
Sano berakting tiba-tiba seperti sedang membeli eskrim ketika Sanya menoleh ke belakang. Saat Sano melihat ke tempat awal Sanya tadi, orangnya sudah tidak ada.
Sano panik, jangan sampai dia kehilangan jejak. Dia sudah bertekad ingin berteman dengan Sanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Shirāthâl Mustaqīm || Kim Sunoo
Ficción General"Oh, lo pengen jadi lurus lagi? Tenang aja, lo bertemu dengan orang yang tepat. Gue bakal tuntun lo biar balik ke Shiratal Mustaqim!" "Shiratal Mustaqim tuh apa?" "Jalan yang lurus :D" *** Tentang Sano Niskala. Cowok yang ingin keluar dari kehidupan...