.
.
.
Sanya.
Semenjak liburan ke Korea Selatan ini, bacain komentar dan DM adalah kebiasaan baruku. Seru juga ternyata ada orang-orang yang senang karena kita senang, tapi ya puas juga liat orang-orang iri dengan kehidupan baruku. Iyalah, MC kok.
Yang membuatku sedikit heran, kenapa Sano gak buka HP-nya sejak bangun tidur? Apa dia gak denger bunyi notifikasi yang bejibun —kuyakin itu dari Ig. Mungkinkah karena dia sudah jadi artis duluan makanya lebih biasa aja dengan jumlah komentar di postingannya? Atau aku yang terlalu norak?
Sabodo teuing mah.
"Yang, pinjem hp ya!"
"Iyaa!" jawabnya dari kamar mandi.
Aku tersenyum girang karena semua komentar dan DM ku sudah kubaca semua. Saatnya liat punya ayang!
Wah, begitu buka Ig langsung rame!
Ampe ngelag nih HP. Bjir, ternyata beneran aku yang norak.Kulihat komentar, kebanyakan dari ciwi-ciwi. Aku mencebikkan bibir, "gak seru ah, gaada hate komen." Aku berceletuk.
Kini giliran aku membaca deretan DM yang setengahnya berisi tawaran untuk menjadi brand ambassador. Oh, tapi ada satu DM yang dibaca Sano, tapi dibaca doang. Dari pang titik ya. Siapa itu?
Hmm, stalking bentar gapapa kali.
Ah, ternyata Satya. Bjir, ngapain Satya DM cowokku tiba-tiba? Apakah dia mau balas dendam? Uh, tacuuut...
"Yang, ini Satya ada apa ya, DM kamu tiba-tiba semalem?" tanyaku saat Sano sedang memilih deretan baju di lemari.
"Gatau, aku juga bingung. Sekaligus takut sih," jawabnya tanpa menoleh.
"Aku aja ya, yang jawabin?"
Sano mengangguk. "Gaada waktu juga aku balesin DM-an yang gak penting." Katanya dengan nada meremehkan.
Yasudah.
——————————————————
@Pang.yaApa kabar kamu, Sano?
Alhamdulillah, baik
Kamu sendiri, gimana kabarnya?——————————————————
Uh, takut juga kalo semisal dia datang buat balas dendam. Udah jadi orang besar soalnya.
Oh, dia langsung bales!
——————————————————
Puji Tuhan, kabarku baik.
Kamu beneran udah nikah,
sama Sanya?Iyaa, Alhamdulillah kami jadi
——————————————————
"Emang kenapa ya, tiba-tiba dia nanyain hal umum yang semua orang udah tau?" Aku memperlihatkan room chat DM kepada Sano.
"Gatau yang, tapi firasatku gak enak."
Aduh, jadi mau ikutan suudzon.
Oh, ada balesan lagi!
——————————————————
Aku, masih ada kesempatan lagi gak?——————————————————
Hah? Takut banget...
"Kesempatan apaan deh?" Sano mulai mengeluarkan muka julid nya. "Merinding banget bacanya!" kataku.
"Kamu aja yang cewek merinding, apalagi aku!" jawab Sano ngegas. Dia langsung meluk aku sambil gregetan.
"Jangan-jangan dia jadi belok beneran?" prediksi ku yang meluncur begitu saja dari mulut membuat Sano langsung menoleh horor ke arahku.
"Jangan sampe itu terjadi. Bisa habis nanti kita hidup gak tenang!"
"Aigoo, udah ah. Sarapan aja yuk! Mendadak aku pengen makan tteokbokki," ajakku agar Sano tidak terlalu parno dengan DM-an Satya.
Yah, semoga aja gak ada apa-apa
Semoga.
***
Semoga ya :)
KAMU SEDANG MEMBACA
Shirāthâl Mustaqīm || Kim Sunoo
General Fiction"Oh, lo pengen jadi lurus lagi? Tenang aja, lo bertemu dengan orang yang tepat. Gue bakal tuntun lo biar balik ke Shiratal Mustaqim!" "Shiratal Mustaqim tuh apa?" "Jalan yang lurus :D" *** Tentang Sano Niskala. Cowok yang ingin keluar dari kehidupan...