15. balas dendam (2)

289 51 4
                                    

.

.

.

"Lah, itu kan, Sanya!" seru Samuel.

Riu mengernyit. "Lo kenal dia, yang?" tanyanya dengan pandangan tak lepas dari Sanya.

"Iya, gue juga heran kok dia bisa sama Sano. Apalagi, dia keliatan feminim banget hari ini. Biasanya dia pakai pakaian yang modelan yang dipake Sano hari ini," jelas Samuel.

"Jadi dia ini tomboy?" Riu mengambil kesimpulan. Samuel mengangguk.

[Sano & Sanya's side]

"Hai, gimana hari ini?" tanya Sanya begitu dia duduk didepan Sano.

"Aku gugup banget sumpah! Mata mereka kayak kamera Dispatch, fokus banget!" Sano berkata heboh. Sanya tertawa. Dalam hati dia menyetujui, dia menyadari bahwa tatapan mereka sampai sekarang masih ke arah mereka. Ini kesempatan Sano untuk menunjukkan sisi manly nya.

"Eh iya, ini aku udah pesenin minuman buat kamu!" Sano menyodorkan matcha latte kepada Sanya.

"Wah, makasih!" Sanya langsung meminumnya. "Btw, sekarang?"
Sano langsung konek. "Eh iya lupa, aku belum pesen makanannya!"

Raut Sanya berganti menjadi prihatin. "Aduh, udah kece gini malah lupa. Yaudah, aku aja yang-"

Belum saja Sanya bangun, Sano sudah berjalan terlebih dahulu. "Aku aja yang pesen, kamu kan baru dateng, pasti capek. Tunggu bentar ya!" Katanya sambil perlahan menjauh berjalan ke kasir.

Lagi, Satya dkk speechless. Terlebih Satya yang hafal dengan kebiasaan Sano ketika mereka berdua ngedate di restoran/cafe dulu. Satya tau betul bahwa Sano itu paling banyak alasan ketika harus memesan. Paling sering alasannya karena takut gugup. Tapi lihat sekarang? Dia berjalan dengan percaya diri, badan tegap namun santai, serta pandangan lurus dan tidak menunduk.

Sangat bukan Sano sekali.

"Secepat itu dia berubah?" batin Satya.

"Oh iya Mbak, nanti minta anterin aja ya makanannya. Saya bolak-balik rasanya kayak jadi artis, banyak yang ngeliatin. Soalnya saya ganteng, ya gak mbak?" kata Sano pada mbak-mbak nya dengan suara yang sengaja dikeraskan sedikit. Merasa tersindir, Satya dkk pura-pura dehem. Mbaknya ketawa kalem, gak protes, toh nyatanya Sano emang ganteng.

"Oke Mas- Sano! Nanti saya anterin!"

Sano senyum lalu kembali ke mejanya.

Dan saat menunggu, Duo S sedang mengatur siasat sebaik mungkin agar terlihat alami nantinya. Juga membuat opsi ketika semisal ada sesuatu yang tidak direncanakan terjadi.

Dan begitu pesanan datang lalu mereka makan, dijalankan lah misi MMOS. Yakni, misi Membuat Muka Orang Sepet.

"Oh iya betewe ini churros nya enak banget. Kamu mau coba?"

Sanya mengangguk semangat. Dia mengambil sebiji, dan mencelupkan ke saus coklat dengan brutal. Sengaja, agar saat dimakan nanti sausnya belepotan.

Dan berhasil.

"Eh bentar." Sanya yang keasikan makan itu berakting bingung dengan mengerjapkan matanya. "Kenapa?"

Sano mengambil selembar tisu secara pelan dan membersihkan sekitar bibir Sanya dengan penuh kelembutan & penuh perasaan. Ingat, semua adegan ini sudah diatur dengan BGM dan slow motion sedemikian rupa.

"Makan tuh hati-hati, masa udah cantik gini makannya belepotan, hm?"

Hm

Plus senyum dengan satu alis yang terangkat. Nice Sano, Anda berhasil membuat Sanya baper (sedikit) meskipun dia tahu ini adalah settingan semata.

 Nice Sano, Anda berhasil membuat Sanya baper (sedikit) meskipun dia tahu ini adalah settingan semata

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.







***

Hm hm hm hm hm

Mungkin Sano kebanyakan baca wattpad cowok cool. Terkena virus hm.

Apa kabar kalian, hm?

Sehat-sehat & bahagia terus ya hm. Sampai jumpa bab berikutnya, hm.

Dadah!

Hm

Shirāthâl Mustaqīm || Kim SunooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang