Chapter 5: You are My Everything

28 14 0
                                    

Hi flow, kalian boleh play lagu You Are My Everything-Gummy.

•••

Reatha Faraditha hanyalah seorang gadis biasa sebelum ia menikah dengan Grey. Reatha hanya seorang gadis lugu yang berjuang untuk hidupnya, melakukan banyak pekerjaan untuk menghidupi dirinya sendiri setelah orang tuanya tiada, karena kecelakaan. Reatha tidak memiliki saudara, ia anak satu-satunya dan orang tuanya juga tidak meninggalkan apapun untuk dirinya, kecuali Rumah kecil yang menjadi tempat tinggal mereka, bahkan sebelum Grey bisa sampai dalam posisi seperti ini.

Reatha hanya menatap Rumah peninggalan orang tuanya, orang berlalu lalang memperbaiki rumahnya, semua ini berkat bantuan Aza dan Livin. Padahal sebenarnya Livin ingin memberikan rumah baru yang sederhana untuk Reatha dan anak-anaknya tempati, tapi Reatha menolak, ia sangat sayang dengan rumah peninggalan ini, banyak kenangan yang ia lalui bersama kedua orang tuanya, walaupun ia harus melihat kenangan ia bersama Grey juga di sini.

"Reatha, Kak Livin mau kasih kamu Coffee shop kecil di dekat jalan, tempatnya sangat strategis dan akan ada banyak pelanggan yang berkunjung, jadi kamu gak perlu khawatir soal pekerjaan" Aza secara tiba-tiba mengatakan hal itu, Reatha sangat terkejut dan makin tidak enak hati jika ia menerima hal ini secara mentah-mentah. Segera saja Reatha menghampiri Livin yang sedang berjalan keluar dari rumah, sambil berbicara dengan salah satu pekerja tidak sengaja Livin melihat Reatha yang berdiri di luar menatapnya dengan lekat. Sesaat Livin menghentikan pembicaraan nya dengan pekerja tersebut dan sang pekerja kembali melakukan tugasnya, sedangkan Livin pergi menghampiri Reatha.

"Ada apa, Rea?" tanya Livin.

"Kak, biarkan aku membayar Coffee shop itu, aku nggak bisa ngebiarin kakak sama Aza terus-terusan bantu aku" ucap Reatha, jelas Livin kaget, karena ia sudah menahan Aza untuk jangan mengatakan hal ini lebih dulu, Reatha pasti masih syok.

"Aza mengatakannya?" tanya Livin pada Reatha, wanita itu mengangguk.

"Reatha, aku enggak membutuhkan uangmu untuk membayar semua yang telah kami berikan padamu. Aku tulus ingin membantumu menjadi lebih baik, aku enggak mau melihat kamu lebih jauh menderita, dan ini adalah jalan yang baik agar Jayden dan Ruby dapat merasakan hal yang baik dalam hidup mereka. Jika kamu enggak suka sama apa yang sudah Aza dan aku berikan, enggak masalah Rea. Tapi tolong kamu pikirkan Jayden dan Ruby, anggap semua ini untuk mereka, untuk masa depan mereka, Rea." jelas Livin panjang lebar, Reatha tidak bisa menahan haru, air matanya telah memenuhi pelupuk matanya.

"Rea, apapun yang kamu butuhkan, kapanpun kamu butuh bantuan, cari aku, cari Aza. Kami ada buat kamu, Rea" lanjut Livin, tatapan mata Livin begitu dalam.

"Tapi kenapa kakak ngelakuin semua ini?"

"Untuk anak-anak kamu, Rea. Anggap ini untuk anak-anak kamu. Kamu harus bisa bangkit dari semua ini, Rea" jawaban Livin yang mendalam mampu membuat Reatha menangis, Livin perlahan membawa wanita itu kedalam pelukannya. Aza memperhatikan hal itu dari jauh, ia tahu, kakaknya melakukan hal ini bukan dengan demikian untuk Ruby dan Jayden saja, tapi juga untuk perasaan yang ada di dalam hatinya selama ini.

•••

Meninggalkan Rumah Reatha yang sedang diperbaiki, Livin dan Aza membawa Reatha ke Coffee shop yang kini telah menjadi milik Reatha. Livin memberikan kunci dan Reatha membuka pintu Coffee shop itu, matanya melebar, ia tersenyum senang dan memeluk Aza dengan erat.

"Kamu suka kan?" tanya Aza sambil mengusap punggung sahabatnya itu, Reatha hanya bisa mengangguk sambil terisak, sejenak ia menghapus air matanya, menggenggam tangan Jayden dan Ruby yang berada disisi nya.

Hati yang Luka [OPEN PRE-ORDER]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang