Chapter 20: H- To The Trial

7 1 0
                                    



Beberapa hari lagi, hari persidangan pertama akan tiba. Reatha sudah siap akan hari itu, begitupun dengan Kavian yang rasanya lebih bahagia dibandingkan Reatha. Keduanya sedang berada di mall ternama. Reatha mengajak Kavian juga, karena jujur ia tidak bisa mengendalikan Jayden yang merengek ingin Kavian ikut serta. Tidak ada cara lain selain menuruti kemauan aneh itu. Kavian santai saja, ia menyiapkan pakaian terbaik yang ternyata secara tidak sengaja memiliki kesamaan warna dengan Reatha dan anak-anaknya. Mereka sudah seperti keluarga bahagia saja, tapi Reatha biasa saja. Ia pernah mengalami hal yang sama dulunya, bukan? Lalu, kenangan itu hanyalah tinggal kenangan yang masih terbesit beberapa kali di pikiran. Tidak ingin excited lagi untuk hal-hal sederhana seperti itu, ujungnya juga akan berakhir. Toh, untuk apa?

Kavian menggandeng Jayden, sedangkan Reatha menggandeng Ruby. Mereka berjalan beriringan sambil melihat ke sana ke mari, menunggu Sang Bunda menentukan ingin pergi ke toko baju yang mana.

"Cari apa, Bunda? Baju anak-anak? Baju suami atau baju untuk Bunda?" mendengar itu Reatha melengos, bisa-bisanya ia dibilang ingin mencari baju untuk suami. Sebenanrya SPG itu tidak salah sih, kedatangan keempatnya memang membuat orang berpikir kalau mereka adalah keluarga.

Kavian dan Jayden terkekeh, lalu terhenti saat Reatha masuk ke toko pakaian yang tampilannya amat casual. Namun, sudah tercium bahwa isinya sudah pasti memiliki harga yang cukup fantastic. Nampaknya Reatha tak begitu tertarik dengan pakaian yang bermerk terlalu mahal dan fancy. Ia lebih memilih pakaian yang harganya kelas menengah saja, walaupun tetap mahal sebenarnya.

"Bagaimana dengan ini?" tanya Reatha pada Kavian. Asyik menemani Jayden dan Ruby, mereka mengobrol di kursi tunggu, tepat di belakang Reatha memilih pakaian tadi.

"Hm, bagus. Tapi, warnanya terlalu mencolok. Menurutku, kamu lebih cocok dan semakin cantik saat memakai pakaian yang berwarna calm, seperti olive atau beige."

"Begitu ya? Aku hanya ingin mencoba warna baru sih," jawab Reatha dengan wajah menimbang-nimbang saran dari Kavian.

"Tapi, baiklah. Aku akan cari yang lain. Vian tolong jaga anak-anak ya! " seru Reatha menyetujui ucapan Kavian sebelumnya dan melenggang pergi ke berbagai model baju yang menyediakan warna calm, seperti yang Kavian katakan. Anak muda menyebutnya, pakaian cewek bumi atau cowok bumi.

Butuh waktu lama bagi Reatha untuk mencari dan mencocokan berbagai pakaianyang ia pilih. 

Seperti wanita pada umumnya, Reatha juga sama. Memilih pakaian berjam-jam lalu ujungnya tetap memilih pakaian yang pertama kali ia sukai. Ia membawa dua helai blouse dengan warna fanta dan navy, lalu tiga lainnya adalah kemeja dengan vest berwarna calm, seperti yang tadi Kavian sarankan. Setelah selesai membayar, mereka pergi ke toko sepatu. Lagi-lagi Kavian dan kedua anak Reatha hanya duduk menunggu sambil mengobrol dan tertawa akibat lelucon Kavian. Lalu, suasana cukup hening dan serius sebab pertanyaan yang membuat Kavian keringat dingin sendiri. Kavian sebenarnya menduga bahwa suatu saat nanti, pasti pertanyaan seperti itu akan muncul dari benak Ruby ataupun Jayden. Tapi, karena pertanyaan itu muncul dari seorang gadis yang umurnya masih belia, Kavian bingung ingin dengan kalimat yang seperti apa ia menjawab. Sampai akhirnya, ia menarik napas pelan. Ruby juga tidak sabar menunggu Kavian menjawab.

"Singkatnya, Papa sedang sibuk dan harus pergi. Papa Ruby sedang enggak bisa berada dekat dengan Bunda, Kakak, dan juga Ruby, " jawab Kavian sambil mengusap rambut gadis mungil itu. Ruby dengan mata bulatnya itu membesar, menatap Kavian dengan lekat, sampai Vian rasanya sulit menelan saliva nya sendiri.

"Kenapa Ruby tidak ikut Papa saja, Om?"

"Kan jadinya bagus bisa menemani Papa." Kavian hanya tersenyum mendengar lanjutan itu. Oh ya, Ruby sudah mulai lancar berbicara sekarang, agaknya semenjak ia sekolah jadi banyak kosakata yang ia serap dan sering bersosialisasi juga dengan teman sebayanya.

Hati yang Luka [OPEN PRE-ORDER]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang