Chapter 7: Disgusted

28 15 4
                                    

Hi flow kalian bisa play lagu Muak- Aruma yaa

•••

Hari ini adalah grand opening Coffee shop nya Reatha, ada Aza dan Livin yang pasti hadir menemani hari pertama Coffee shop ini akan dibuka dan tentunya dua malaikat kecil ini selalu ada di samping sang Bunda. Sekarang pukul 09.00, masih ada waktu satu jam lagi untuk Reatha mempersiapkan isi Coffee shop nya. Aza sibuk memotret luar dan dalam Coffee shop, katanya untuk mengisi Instagram agar tampak menarik. Reatha menjadikan Aza admin Instagram Coffee shop tanpa dibayar, Aza ingin melakukannya untuk mengisi waktu luang, gadis itu sebenarnya ada pekerjaan, tapi dia adalah bos nya.

"Rea, pita sudah siap!" seru Livin, Jayden yang turut membantu Livin tertawa senang, begitu juga dengan Ruby yang menemani Aza memotret kesana kemari merasa puas dengan hasil jepretan Aunty nya.

"Astaga sudah banyak yang berdatangan, Rea! Dua menit lagi tepat pukul 10.00" ucap Aza senang, Rea tersenyum lebar, Aza dan Livin benar membawa teman-temannya untuk datang di grand opening ini, bahkan teman SMA Rea juga turut datang.

Setelah tepat pukul 10.00, Rea membuka grand opening ini, ia menggunting pita biru muda yang telah Livin pasang, semua orang bertepuk tangan, Aza sibuk memotret, ia tampak senang mengambil setiap momen ini. Untuk hari pertama, selama satu minggu kedepannya akan ada diskon 30% bagi para pelanggan.

Reatha sibuk melayani para pelanggan yang ingin mengantri, memesan dessert ataupun kopi, bahkan cokelat panas. Tidak semua orang berada di dalam Coffee Shop, hanya beberapa karena tempatnya yang minimalis. Ada yang langsung pamit pada Livin untuk berangkat kerja setelah memesan kopi, ada juga yang memilih untuk bersantai sambil meminum kopi di kursi luar.

Saat Reatha sibuk melayani para pelanggan, ada seseorang yang berdiri tak jauh dari pintu. Livin yang berada di luar sama sekali tak melihat, karena sibuk mengobrol dengan teman dekatnya yang turut datang, sedangkan Aza sedang sibuk di belakang mencuci gelas yang telah terpakai, Ruby dan Jayden sedang belajar di tempat istirahat dekat dengan Aza berdiri.

"Anak-anak, kalau butuh bantuan panggil saja Aunty ya? Aunty mau mengantarkan ini pada Bunda" ucap Aza bersemangat, Jayden dan Ruby yang mendengar seruan sang Aunty langsung tersenyum lebar.

Baru saja Aza ingin memanggil Reatha karena ia telah mencuci gelas dan hal lainnya, ia dikejutkan oleh Grey yang berdiri di depan Reatha, Aza tidak jadi berbicara dan lebih memilih bersembunyi dan mendengar di balik tembok. Ia khawatir kalau ia memunculkan diri akan emosi melihat si cebol itu.

"Boleh capuccino nya satu? Yang medium" ucap lelaki itu, Reatha berusaha seprofesional mungkin, bagaimanapun Grey datang sebagai pelanggan.

Reatha segera mengemas pesanan Grey dan meletakkannya di meja kasir, "Lima belas, boleh uangnya saya terima?" ujar Reatha tanpa menatap Grey, lelaki itu tersenyum getir.

"Bahkan untuk natap gue pun lo gak mau?" ucap Grey lirih. Aza yang mendengar itu dibalik tembok menggerutu di dalam hati.

"Cebol bodoh, lo udah nyakitin dia, berharap dia masih mau baik sama lo? Gila"

Setelah mengatakan hal itu Grey memberikan uangnya dan Reatha mengucapkan terima kasih, ia benar-benar melihat bahwa Grey hanyalah pelanggannya, sama seperti pelanggan yang lain. Grey berbalik dan keluar dari Coffee Shop dan Aza pun segera mendekat ke Reatha, meletakkan gelas-gelas itu lalu mengusap punggung sahabatnya.

"It's okay, Rea" bisik Aza dan Rea tersenyum kecil sambil mengangguk. Bisa seenak itu kah Grey memperlakukan dirinya? Menyakiti Rea bertahun lalu memperlakukan dirinya seperti binatang dan saat Rea akhirnya memilih pergi, tiba-tiba ia seenaknya datang kembali, bahkan dihari pertama Rea akan memulai hidupnya yang baru. Selama ini Rea memilih Bertahan dengan luka yang selalu ia pendam, sudah tertikam, saat baru saja ingin sembuh tiba-tiba ia tertikam lagi dengan luka-luka ini. Sampai kapan Rea harus bertahan tapi tetap terluka seperti ini? Rea sangat muak dengan semua ini, ia lelah, tapi beruntung ada Jayden dan Ruby yang membuatnya harus bertahan dan mengukir pelangi bersama dengan kedua buah hatinya.

Sekarang kalian play lagu Heartbeat-SURAN

•••

Makan siang telah tiba, seperti apa yang Kavian katakan pada Rea, ia akan datang sebentar lagi bersama temannya dan boom! Kavian datang bersama seorang wanita yang sangat tampak seperti wanita karir, mendadak Reatha minder tanpa alasan, benarkah apa yang Aza katakan kemarin?

"Rea! Selamat yaa! You deserve it" seru Kavian senang, Reatha hanya tersenyum canggung sambil melirik seorang wanita cantik yang berdiri dibelakang Kavian.

"Oh ya ini temen kantorku, namanya iRene" lanjut Kavian dan iRene tersenyum manis sambil mengajak Reatha untuk berjabat tangan, Reatha menerima itu setelah ia melepas sarung tangannya.

"Reatha Faraditha, panggil aja Rea" ucap Reatha memperkenalkan diri, wanita itu mengangguk dengan senyuman.

"iRene, bacanya Airin" balas wanita itu dan Reatha mengangguk paham, baru saja Reatha dan iRene melepas jabatan tangan mereka, datanglah keempat teman Kavian yang lain.

"Lama bener datang" cibir iRene pada satu wanita lagi yang memakai pakaian berwarna hijau muda.

"Gara-gara Aidan nih, kunci mobilnya nyelip, Zack sama Kino ada dibelakang" balas wanita itu.

"Kalian lama, gue jadi nebeng Vian" ujar iRene pada Zack yang cengar-cengir. Kavian sibuk dengan Reatha, menanyakan kopi dan dessert yang recommended.

"Kopi yang menurut kamu paling enak dan bakal bikin kangen apa?" tanya Kavian sambil menatap lekat Reatha, wanita itu terkekeh kecil dengan pipinya yang memerah seperti apel muda. Kavian jadi terkekeh kecil juga, teman-temannya Vian jadi ikut memperhatikan sedikit jauh, mereka berbisik satu sama lain, apalagi Zack yang tampaknya sumringah bahwa tebakannya benar. Kalau tidak ada hubungan ya berarti sedikit lagi akan ada hubungan.

"Aku suka Coffee almond milk extract sih, Vian. Manis dan gurih jadi satu" balas Reatha yang membuat Kavian tampak berpikir. Lalu lelaki itu mengangguk.

"Kalo enggak bikin rindu aku gak balik lagi ya?" goda Kavian pada Reatha, sambil menyeduh pesanan Kavian, wanita itu tertawa kecil.

"Kalo bikin rindu, bakal balik sini lagi gak?" boom! Kena deh, Kavian tersenyum manis sampai matanya menyipit.

"Balik dong, rindu gak rindu pasti balik kesini lagi" Kavian membalasnya sambil mengambil pesanannya.

"Temen-temen kamu, mau pesan apa?" tanya Reatha sambil memberikan uang kembalian.

"Hm satu Americano medium, empat cappucino medium. Croissant nya enam ya Mba Reatha yang manis kayak susu almond" goda Kavian lalu berbalik menghampiri teman-temannya.

Reatha jadi gagal fokus, ia malah menuangkan expresso ke dalam gelas yang harusnya ia isi dengan Americano. Reatha mengganti gelas lain dan menyiapkan pesanan untuk teman-teman Kavian.

Setelah tadi terukir luka, kini lukanya sedikit terobati. Memang benar kata pepatah, setelah hujan pasti akan ada pelangi.

•••

Hei flow!
Terima kasih sudah baca sampai sini, yuk komen kalian tim couple siapa hahaha.

Kavian & Reatha?
atau Livin & Reatha?
Atau mungkin ada yang ship Grey & Reatha?

Tentukan pilihan kalian, Flow😜

Hati yang Luka [OPEN PRE-ORDER]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang