Chapter 9: Unexpected Thing

16 8 0
                                    

Hi flow kalian bisa play lagu Strowberries and Cigarettes- Troye Sivan yaa

•••

Hari ini Coffee Shop buka seperti biasa, Reatha sibuk menghias Cupcake yang akan menjadi menu terbaru di katalog Dessert nya. Aza tidak bisa menemani hari ini, karena ia ada pekerjaan yang harus diurus, begitu pun dengan Livin, jadi hanya ada Ruby yang sedang menggambar dan Jayden yang membaca buku dongeng. Walaupun sedikit tidak lancar, tapi anak itu tetap berusaha dan untuk mengapresiasi kedua anaknya. Reatha memberikan dua cupcake. Jayden dan Ruby menyukai cupcake pemberian sang Bunda.

Sudah satu setengah jam tapi pelanggan belum ada yang datang sama sekali. Reatha tidak mengapa, karena ia bisa membagi waktu sementara waktu untuk Jayden dan Ruby. Tapi saat Reatha sedang membantu Ruby mewarnai hasil gambarnya, lonceng dari atas pintu berbunyi pertanda ada seseorang yang masuk. Reatha meninggalkan kedua anaknya dan menyapa pelanggan pertamanya hari ini.

"Selamat datang. Silakan melihat menu" sapa Reatha ramah sambil menunjukkan daftar menu yang berada di atas meja kasir. Pria itu melihat daftar menu dan menjentikkan jarinya.

"Aku mau ice choco yang medium dan cupcake strawberry yang isi 5" ucap pria itu sambil tersenyum kecil pada Reatha dan Reatha segera menyiapkan pesanan pelanggannya. Tidak butuh waktu lama, setelahnya Reatha langsung memberikan pesanan pria tersebut.

"Boleh aku duduk di sana?" tanya pria itu dan Reatha menjawabnya dengan ramah. Pria itu duduk di kursi dekat dengan jendela, jadi ia bisa melihat pemandangan di luar.

"Aku mengetahui Coffee shop ini dari teman-teman ku, mereka merekomendasikan Coffee shop ini, karena semua menunya enak dan sangat membuat rindu untuk kembali mencicipi menu yang lain" ucap pria itu tiba-tiba, Reatha menoleh pada pria itu dan tersenyum kecil, ia mengucapkan Terima kasih kepada pria itu.

"Tapi sayangnya aku enggak bisa mencicip kopinya" keluh pria itu dan menyandarkan punggungnya pada sandaran kursi.

"Kamu alergi?" tanya Reatha pada pria itu dan pria itu menggeleng.

"Aku tidak suka kopi, rasanya pahit" jawab pria itu dan tersenyum, senyumannya berbentuk kotak dan Reatha hanya membalasnya dengan senyuman. Pria itu memperhatikan Reatha yang tengah membuat sesuatu, ia tidak berpikir hal yang lain, selain bahwa wanita pemilik Coffee shop ini sangat cantik walau hanya terlihat dari belakang.

"Maka kamu harus mencoba kopi buatan ku, aku pastikan kamu akan langsung menyukai kopi dan aku yakin setelah ini kamu enggak akan bilang kalau kopi itu pahit" ucap Reatha panjang sambil meletakkan secangkir kopi di atas meja pria itu.

"Dan kamu enggak perlu membayar untuk kopi ini" lanjut Reatha, pria itu tersenyum.

"Haruskah aku mencobanya?" pria itu bertanya pada dirinya sendiri dan menatap Reatha, wanita itu mengangguk. Pria itu perlahan mengangkat cangkir kopi dan mencium aroma kopi yang sangat nikmat, lalu ia menyesap kopi yang Reatha berikan. Sekali lagi ia memastikan dan melebarkan matanya lalu meminumnya kembali, Reatha yang melihatnya tersenyum kecil.

"Wah ini luar biasa, ini yang kedua kalinya aku mencicip kopi ini tidak sepahit yang aku bayangkan. Seperti kopi yang memiliki gula nya sendiri, bukan kopi yang dicampur dengan gula" respon pria itu membuat Reatha mengucapkan terima kasih sekali lagi.

"Namaku Kalevi Ravenvis. Kamu bisa panggil aku Levi" ucap pria itu tiba-tiba dan Reatha menjawab, "Aku Reatha" pria itu mengangguk dan mempersilakan Reatha untuk duduk saja di kursi depannya. Kebetulan belum ada pelanggan lain selain Kalevi, jadi Reatha duduk di hadapan pria itu.

Hati yang Luka [OPEN PRE-ORDER]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang