🍂 Dua Puluh Satu

3.4K 226 4
                                    

I̶F̶ ̶O̶N̶L̶Y

Waktu akan berlalu begitu cepat saat kita melaluinya dengan bahagia seolah waktu tak ingin melambat sedikit saja agar mereka yang sedang merasakan bahagia bisa merasakan perasaan itu lebih lama

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Waktu akan berlalu begitu cepat saat kita melaluinya dengan bahagia seolah waktu tak ingin melambat sedikit saja agar mereka yang sedang merasakan bahagia bisa merasakan perasaan itu lebih lama.

Waktu tetaplah waktu. Sesuatu yang tak akan pernah bisa diputar kembali.
Detik demi detik akan terus berjalan sesuai aturannya.

Sudah terhitung lima hari keluarga kecil Nakamoto menghabiskan waktu di salah satu pulau eksotis milik Korea Selatan.

Jaemin benar-benar menggunakan waktu untuk menata hatinya kembali. Mencoba memperbaiki hubungannya dengan orang tua kandungnya, juga sedikit melakukan hobinya untuk memotret lingkungannya.

Siang ini Jaemin hanya menghabiskan waktu dengan menonton acara televisi saja, dirinya malas untuk keluar, Yuta pun juga sudah pergi pagi-pagi sekali untuk melakukan pekerjaannya.

Keputusan Jaemin untuk pergi ke Hongdo itu tak luput dari usulan Yuta, rupanya ayahnya itu ingin sekaligus melakukan urusan bisnisnya. Selain rumah sakit, Yuta juga sedang merintis perusahaan otomotif.

"Nana."

Winwin menghampiri Jaemin dan mengambil tempat di sebelahnya. Kedua tangannya lantas menyodorkan sepiring kecil berisi cookies yang baru saja matang kepada Jaemin.

"Coba ini dan beritahu Bunda bagaimana rasanya." Pinta Winwin.

Jaemin meletakkan ponselnya yang memang sejak tadi terus ia pegang. Mengambil satu cookies lalu menggigitnya.

"Bagaimana? Enak tidak?"

Jaemin mengangguk kecil. "Enak tapi bagiku kurang manis."

"Sungguh?" Winwin langsung mencobanya.

Manisnya pas. Winwin sudah memberikan lima sendok makan untuk adonan cookiesnya, belum lagi ditambah rasa manis dari choco chips.

"Manis kok." Ucap Winwin.

"Aku tidak bilang cookiesnya pahit, hanya bagiku manisnya terasa kurang."

Winwin sedikit menunjukkan raut wajah sedihnya. Selama berlibur di Hongdo, Winwin benar-benar mencari tahu seluruh makanan yang Jaemin suka ataupun tidak. Mungkin di setiap harinya selama seminggu terakhir Winwin bisa berkutat di dapur sebanyak empat atau lima kali hanya demi memasak hal-hal kecil kesukaan Jaemin dan menyesuaikan seleranya.

"Tidak papa, besok Bunda akan mencobanya lagi."

Jaemin membalas tatapan lembut itu. Tentu saja ia mengetahui betapa kerasnya Winwin mencoba menarik hatinya. Tak jarang saat Jaemin terbangun tengah malam ia melihat Winwin masih berada di dapur dengan tangan penuh adonan tepung.

"Ini enak. Besok tolong buatkan lagi ya? Bunda bisa mengajakku memasak atau bertanya padaku seberapa banyak gula atau garam yang biasa aku gunakan." Ucap Jaemin yang kembali mengambil satu cookies buatan Winwin.

[NOMIN] IF ONLY Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang