🍂 Prolog

12.1K 498 2
                                    

I̶F̶ ̶O̶N̶L̶Y

Sore ini bumi sedang kedatangan tamu yang datang berlomba-lomba untuk jatuh membasahi alam semesta

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Sore ini bumi sedang kedatangan tamu yang datang berlomba-lomba untuk jatuh membasahi alam semesta. Hujan deras kali ini nampak begitu membahagiakan terlebih lagi dengan dua sosok pemuda yang sedang bermain di bawah rintiknya.

Dua pemuda itu saling mengejar satu sama lain dengan tawa yang terus menghiasi wajah mereka. Disaat orang-orang sekitar memilih meneduh, dua pemuda itu justru saling melempar candaan dengan ditemani oleh hujan.

"Kena kau."

"Hahahaha..."

Dua pemuda itu berhenti saling mengejar dan memilih untuk menuntaskan tawa mereka.

"Ayo meneduh sebelum Papaku datang menjemput." Ajak seorang pemuda yang memiliki paras tampan bak seorang pangeran.

Pemuda cantik nan manis mengangguki ucapan temannya itu. Mereka berdua lantas meneduh di pos satpam.

Ngomong-ngomong, mereka adalah remaja berumur tujuh belas tahun. Sembari menunggu jemputan, mereka memilih untuk bermain hujan.

"Seragam kita basah. Bagaimana ini?" Pemuda cantik itu mengeluh pada akhirnya.

"Aku sih tidak masalah. Selama Papa yang menjemputku aku tidak akan dimarahi tapi jika Mama yang menjemput sudah pasti aku akan diomeli." Balas pemuda tampan itu.

"Seperti biasa, aku pasti juga tidak akan dimarahi. Hehe." Pemuda cantik itu tersenyum lebar.

Senyuman manis yang mampu membuat siapa saja terpukau termasuk pemuda tampan yang kini tak bisa mengalihkan pandangannya sedikitpun dari sosok temannya itu.

"Astaga, hari ini ulang tahunmu kan? Bagaimana aku bisa melupakannya?"

"Akhirnya kau ingat juga."

"Yasudah tidak papa. Walaupun aku belum menyiapkan hadiah, aku akan berdoa untukmu."

"Jangan yang jelek-jelek."

"Memangnya kau? Aku berharap semoga Tuhan memberimu semua kebahagiaan di dunia ini dan aku juga berharap semoga kita bisa bersahabat selamanya."

"Tapi aku tidak menginginkannya."

Pemuda cantik itu lantas mengerutkan kening tidak suka.

"Kau tidak ingin bersahabat denganku?"

Pemuda tampan itu langsung menggeleng kuat. Hanya saja dirinya menginginkan hubungan lebih dari sekedar sahabat.

"Nana, aku harus memberitahumu sesuatu sebelum terlambat."

"Apa?"

"Aku mencintaimu. Sangat-sangat mencintaimu."

Pernyataan penuh akan keyakinan dan ketulusan itu disaksikan langsung oleh hujan dan juga semilir angin yang menjadi saksi betapa pemuda tampan itu begitu mencintai orang yang sedang bersamanya kini.

Sedangkan pemuda cantik bernama Nana itu cukup terkejut menerima pernyataan cinta dari sahabatny sendiri. Namun, senyumnya dengan cepat merekah menunjukkan respon betapa bahagianya dirinya saat ini.

"Kau mencintaiku tidak? Jika iya maka kau akan menjadi kekasihku hari ini juga." Tanya pemuda tampan itu dengan sedikit candaan.

"Bodoh. Apa kau masih bertanya juga?"

"Hehe.. tapi aku akan segera pergi."

"Berlibur ke rumah nenekmu?"

"Tidak tahu. Papa tidak memberitahuku."

Nana tersenyum melihat raut wajah sedih orang yang beberapa detik lalu telah menjadi kekasihnya.

"Tidak papa. Janji ya untuk kembali?"

"Iya, aku janji."

Setelah hari di mana pernyataan tak terduga itu dilontarkan, keesokan harinya Nana tidak pernah lagi bertemu dengan sosok sahabat yang sudah menjadi kekasihnya itu.

Bukan dua atau tiga hari lagi, tapi pemuda tampan itu benar-benar menghilang tanpa meninggalkan kabar sedikitpun.



_______________________________________

Hello
I'm back with a new story

Semoga kalian suka ya😄








WAIT FOR NEXT

[NOMIN] IF ONLY Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang