🍂 Sembilan

4K 290 3
                                    


I̶F̶ ̶O̶N̶L̶Y

Ten menyuguhkan secangkir kopi pada Johnny yang sibuk melamun dengan televisi yang menyala

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ten menyuguhkan secangkir kopi pada Johnny yang sibuk melamun dengan televisi yang menyala.

Sejak kemarin suaminya memang banyak melamun dan memikirkan sesuatu. Ten mengetahui apa penyebabnya karena Johnny memang jarang kali menyembunyikan sesuatu darinya.

"Apa yang kau pikirkan kali ini, hm?"

"Aku masih merasa janggal dengan semua ini." Ucap Johnny menatap pada sang istri.

"Persoalan Jaehyun atau Yuta?"

"Yuta. Aku merasa sedikit curiga dengan ucapan pemilik panti Yeongwon. Entah mengapa aku sedikit tidak percaya."

"Bukankah semua bukti sudah jelas? Bahkan makam Jaemin juga sudah ditunjukkan padamu."

Johnny menghela napasnya. Benar kata Ten, semua bukti sudah cukup jelas untuk menyatakan memang satu-satunya pewaris Nakamoto yang tak lain adalah putra tunggal Yuta dan Winwin sudah tiada.

"Taeyong hyung dan Jaehyun pergi ke apartemen Winwin pagi tadi dan Taeyong hyung mengabariku jika keadaan Winwin benar-benar kacau, dia seperti mayat hidup. Yuta pun sama kacaunya hanya saja Yuta masih bisa mengontrolnya. Aku merasa kasihan, mengapa takdir terus menerus memberi mereka berdua sebuah duka?"

"Sudah aku duga sejak dulu jika hubungan mereka akan berakhir seperti ini. Aku tidak menyangka Tuan Kazuki setega itu mempermainkan kehidupan putranya sendiri."

"Kali ini aku sungguh mengakui jika Tuan Kazuki adalah mafia yang memiliki hati begitu keji."

"Winwin adalah sumber kebahagiaan Yuta, aku tidak pernah melihat Yuta merasa begitu bahagia seperti saat Yuta bersama dengan Winwin. Tuan Kazuki benar-benar tega membuat Yuta harus kehilangan dua sumber bahagianya."

Ten mengangguk setuju. Memang di antara Jaehyun Taeyong, Johnny Ten, juga Yuta Winwin hanya hubungan Yuta dan Winwin saja yang mengalami begitu banyak rintangan hingga akhirnya berakhir dengan sebuah perceraian.

"Bukankah lebih baik kita berkunjung untuk menjenguk Winwin dan Yuta?" Tanya Ten.

"Kita akan berkunjung malam nanti. Yuta mengabariku jika siang ini dirinya akan mengajak Winwin untuk berkunjung ke makam Jaemin." Balas Johnny.

"Baiklah. Biarkan mereka menenangkan diri dulu."

"MAMIIIII" Teriak Haechan sembari menuruni tangga dengan Jaemin yang mengikuti dari belakang.

"Kenapa sih, Chan? Suka banget teriak-teriak. Jangan samain rumah sama kebun binatang dong." Omel Ten.

"Hehe, habisnya gak puas kalau gak teriak."

"Hm. Kamu mau ke mana?"

"Temenin Nana, Mam."

"Kamu mau ikut kerja juga? Tumben. Biasanya juga males disuruh ngapa-ngapain." Sindir Johnny.

[NOMIN] IF ONLY Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang