🍂 Dua belas

4K 268 3
                                    

I̶F̶ ̶O̶N̶L̶Y

Pagi ini Jaemin kembali mengunjungi makam ibu angkatnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Pagi ini Jaemin kembali mengunjungi makam ibu angkatnya. Bukan tanpa alasan, hari ini adalah hari ulang tahun sang ibu dan Jaemin membawa satu rangkaian bunga kesukaan ibunya.

Kali ini Jaemin datang sendirian setelah cukup sulit meminta izin pada Johnny dan Ten juga berdebat kecil dengan Haechan. Haechan memaksa untuk menemani namun Haechan juga memiliki jadwal yang tidak bisa ditinggalkan.

Jaemin meletakkan rangkaian bunga itu di depan nisan sang ibu. Bibirnya tersenyum tipis.

"Mama, selamat ulang tahun. Maafin Nana yang akhir-akhir ini jarang datang berkunjung. Mama pasti bahagia kan di sana?"

Meski hanya sebentar, wanita yang merupakan ibu angkatnya itu benar-benar memberikan sebuah arti bagi Jaemin mengenai sosok ibu. Hangat, penyayang, dan tak pernah sedikitpun marah saat Jaemin melakukan kesalahan.

"Nana belum sempat mengunjungi ayah lagi. Kalau Nana benci ayah, Mama gak marah kan?"

"Mama, Nana capek. Nana tidak tahu lagi harus bagaimana, Nana benci sama hidup Nana sendiri. Mama bohong ya waktu itu, bilang ke Nana kalau dunia itu indah. Nana udah coba bertahan seperti kata Mama tapi Nana gak kuat."

"Mama tahu, Nana udah tahu siapa orang tua kandung Nana. Seharusnya Nana senang kan? Tapi Nana benci, Ma. Nana benci sama orang tua kandung Nana sendiri. Bagi Nana orang tua Nana itu cuma Mama." Jaemin menundukkan kepalanya.

Lihatlah, bahkan ia tidak bisa menangis lagi seperti biasanya. Jaemin selalu menangis saat bercerita di hadapan makan ibu angkatnya namun kali ini air matanya seolah kering tak tersisa.

"Nana sadar ada banyak orang yang peduli dan sayang sama Nana, terutama Daddy sama Mami nya Haechan. Mereka udah seperti orang tua Nana sendiri. Tapi kenapa orang-orang yang sayang sama Nana gak bisa bikin Nana bertahan, Ma? Nana pengen pergi, ikut Mama, bahagia berdua sama Mama."

Keinginan terbesar seseorang yang lelah akan hidupnya adalah sebuah kematian. Sudah lima tahun lebih Jaemin memiliki keinginan itu dan sudah berkali-kali Jaemin mencoba merealisasikannya. Hanya saja usahanya selalu gagal. Matanya selalu terbuka saat Jaemin benar-benar berharap kedua matanya tak akan pernah terbuka kembali.

Setelah berdiam cukup lama di makam sang ibu, Jaemin memutuskan untuk pergi.

"Mama, Nana pulang dulu ya? Mama baik-baik di sana, Nana bakalan cepet-cepet kunjungin Mama lagi nanti."

Jaemin menghela napas. Ia harus kembali bekerja karena tidak mungkin ia harus terus bergantung pada keluarga Haechan.

Meski Ten dan Johnny sudah menganggap Jaemin seperti anak sendiri dan mencukupi kebutuhannya, Jaemin tetap harus memiliki uangnya sendiri. Setidaknya, Jaemin merasa sedikit berguna.

Saat berjalan keluar area pemakaman, Jaemin melihat sosok yang tengah tertunduk di hadapan makam seseorang. Dengan pikiran matang, Jaemin memutuskan untuk menghampirinya.

[NOMIN] IF ONLY Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang