🍂 Tiga

4.8K 308 4
                                    

I̶F̶ ̶O̶N̶L̶Y

Renjun mengobati luka lebam Jaemin dengan telaten

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Renjun mengobati luka lebam Jaemin dengan telaten. Saat baru saja datang untuk bekerja, Renjun dikejutkan melihat wajah Jaemin yang dipenuhi oleh lebam.

Renjun tidak bertanya lebih karena ia cukup tahu penyebabnya. Jaemin sudah sering memperlihatkan wajah dan tubuhnya yang penuh lebam bahkan sejak dibangku sekolah.

"Kenapa tidak menghubungiku saat ayahmu kembali memukulmu?" Tanya Renjun sembari mengobati luka Jaemin.

"Untuk apa? Memangnya aku anak kecil."

"Paman Siwon jahat sekali. Aku rasanya ingin memukul kepalanya saja." Kesal Renjun.

"Pelankan suaramu. Jika ayahku tiba-tiba saja datang kau akan dimarahi olehnya." Peringat Jaemin.

Pasalnya Siwon juga bekerja di kafe Moon namun ayah angkat Jaemin itu lebih sering bekerja di bar atau berurusan dengan sang pemilik kafe. Entah urusan apa Jaemin tidak tahu.

"Sudah." Renjun membereskan kotak P3k, beruntung pelanggan kafe hari ini tidak terlalu ramai.

Sett..

Jaemin sedikit tersentak saat Renjun mengambil secara tiba-tiba benda yang sempat ia pegang tadi.

"Kau itu bodoh atau bagaimana? Apa kau masih mengonsumsi obat ini?" Renjun menatap tajam pada Jaemin.

"Berikan padaku. Aku tidak bisa bekerja dengan tenang jika tidak meminum obat itu."

Bukannya memberikan, Renjun justru membuang obat-obatan dalam botol kecil itu ke tempat sampah.

"Istirahat lah, biar aku saja yang bekerja."

"Sialan. Obat itu mahal asalkan kau tahu." Ujar Jaemin kesal.

"Sudah tahu mahal, masih saja dibeli."

"Permisi. Bisa aku memesan sesuatu?"

Renjun beranjak dari tempatnya dan mengode Jaemin untuk tetap duduk dan beristirahat. Senyuman ramah langsung Renjun ukir saat sudah berada di hadapan pelanggannya.

"Kau ingin pesan apa, tuan?"

"Berikan aku satu latte dingin."

"Baik. Apa ada pesanan lagi?" Renjun menatap pada sosok pria yang memakai pakaian serba hitam dengan topi dan masker yang melengkapi.

Terlihat mencurigakan tapi Renjun berusaha menepis rasa curiganya itu.

"Itu saja."

"Baiklah, totalnya tujuh ribu won."

Pria bertopi itu segera mengeluarkan uangnya dan menyerahkannya pada Renjun. Matanya menatap ke sekeliling sembari menunggu pesanannya.

[NOMIN] IF ONLY Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang