🍂 Empat

4.8K 331 2
                                    

I̶F̶ ̶O̶N̶L̶Y

Jaehyun memandang wajah damai Jaemin yang sedang tertidur di atas ranjang rumah sakit

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jaehyun memandang wajah damai Jaemin yang sedang tertidur di atas ranjang rumah sakit. Dokter mengatakan jika keadaan Jaemin baik-baik saja dan hanya membutuhkan satu malam untuk rawat inap.

Tidak ada luka fatal pada tubuh Jaemin melainkan mungkin Jaemin akan mendapatkan trauma atas kejadian yang dia terima.

Jaehyun memutuskan untuk tidak pulang meski sudah ada Renjun yang menemani Jaemin. Jaehyun merasa ia sedikit bertanggung jawab di sini karena tidak bisa menolong Jaemin meski ia sudah curiga saat ayah Jaemin membawa Jaemin untuk pergi.

"Paman, bisakah aku bertanya padamu?" Renjun membuka suara.

"Bertanya saja Renjun-ah, ada apa?" Jaehyun tersenyum ramah menanggapi.

"Berapa biaya rumah sakitnya? Tolong jangan bilang pada Jaemin, biar aku saja yang menggantinya."

"Itu tidak perlu. Lagipula Jaemin itu temannya Jeno kan? Setahu paman kalian berdua berteman dengan Jeno saat semasa sekolah dulu."

Jaehyun memang tidak begitu tahu menahu, hanya saja ia beberapa kali melihat Renjun dan Jaemin saat menjemput Jeno dulu. Terlebih lagi saat masih sekolah dasar, sepertinya Jeno sering sekali bercerita mengenai Jaemin.

"Terimakasih banyak. Andaikan Paman tidak datang tadi dan membawa polisi, aku tidak tahu lagi apa yang terjadi pada Jaemin."

"Tidak perlu berterimakasih padaku, nak."

Renjun tersenyum simpul. Ia kembali terfokus pada Jaemin yang masih tertidur.

Brak!

Pintu ruang rawat Jaemin terbuka sedikit kasar menampilkan sosok laki-laki cantik dan juga seseorang yang datang bersamanya.

"Jaehyun!" Taeyong menghampiri sang suami dengan amarah dan rasa khawatir yang tidak terbendung lagi.

"Sayang, pelan-pelan." Peringat Jaehyun.

Taeyong menahan diri untuk tidak kembali mengomel. Tidak Jaehyun tidak Jeno, ayah dan anak itu sebelas dua belas sering membuatnya khawatir.

"Renjunie?" Mark terkejut melihat keberadaan adik tingkatnya itu.
Renjun balas tersenyum kecil. Tidak merasa heran lagi karena ia sudah bertemu Jaehyun lebih dulu.

"Astaga, itu Jaemin kan? Jadi yang sakit adalah Jaemin?"

Taeyong turut menoleh ke ranjang pasien setelah mendengar penuturan Mark. Langkahnya ia bawa mendekat dan Taeyong pun merasakan pernah melihat wajah itu.

"Ada apa ini sebenarnya, Jae?"

"Duduklah dulu, akan aku jelaskan." Pinta Jaehyun.

Taeyong menurut begitupun dengan Mark. Mereka berdua sama-sama menyorotkan tatapan penuh penantian pada Jaehyun.

[NOMIN] IF ONLY Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang