🍂 Dua Puluh

3.9K 253 9
                                    

I̶F̶ ̶O̶N̶L̶Y

Hari ini Jeno akan mengantarkan Jaemin ke bandara

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hari ini Jeno akan mengantarkan Jaemin ke bandara. Ternyata keputusan Jaemin untuk pergi sejenak dari Seoul bukanlah hal yang main-main.

Jaemin tersenyum hangat saat melihat wajah Jeno yang sejak tadi terus merenung sedih. Satu tangannya bergerak menuju ke rahang Jeno dan mengusapnya pelan.

"Sudah sampai, ayo." Ucap Jaemin menyadarkan Jeno bahwa mereka sudah sampai di parkiran bandara.

"Kenapa kau ingin pergi? Kau masih belum bisa memaafkan ku?" Jeno menatap sendu pada Jaemin.

"Jeno, aku hanya ingin menenangkan diri. Lagipula bukankah ini waktu yang tepat untuk memperbaiki hubunganku dengan kedua orang tuaku? Kau juga bisa fokus pada sidang perceraianmu."

Bibir Jeno ikut tersenyum kecil. Seberat ini kah dulu Jaemin melepaskannya pergi? Jeno saja sudah merasakan berat hati yang begitu mendalam meski Jaemin pergi dengan sepengetahuannya.

"Aku akan selesaikan urusanku dan akan menyusulmh ke Hongdo. Kau akan menungguku kan?"

"Aku akan selalu menunggumu." Jaemin terkekeh pelan setelahnya.

"Lihatlah, Jung Jeno yang selalu memasang wajah menyeramkannya hingga membuat banyak orang segan untuk menyapa sekarang justru menahan tangis seperti anak kecil."

"Jangan mengejekku." Jeno memalingkan wajahnya dengan kesal.

"Cepat selesaikan urusanmu di sini. Aku harap kau akan datang menemuiku lagi." Tutur Jaemin dengan senyuman manisnya.

"Itu sudah pasti, aku akan datang untuk menjemputmu kembali. Aku berjanji."

Jaemin lantas menggeleng. "Jangan pernah berjanji lagi, Jeno-ya. Apapun keputusan sidangmu nanti tolong jangan jatuhi Karina hukuman atas perbuatan yang sama sekali tidak dia perbuat."

"Apa maksudmu?"

"Matamu tidak bisa berbohong, Jeno-ya. Kau memang tidak pernah mencintai Karina tetapi kau sudah menganggapnya sama seperti Haechan dan Renjun bukan?"

"Dia memang temanku, dia selalu membantuku saat berada di Kanada begitupun dengan ibunya. Aku hanya memberinya kesempatan."

"Kau sudah melakukan hal yang baik. Jika kau memang tidak bisa bercerai dengannya tidak papa, kita bisa tetap menjadi teman."

"Tidak! Kenapa kau seolah terus menyerah seperti ini, Jaemin-a?" Jeno menatap sendu.

"Lalu aku harus apa? Jika nanti kau memang tidak bisa bercerai dengan Karina dan kita tetap menjalin hubungan, orang-orang akan menganggapku sebagai perusak hubungan." Jelas Jaemin.

"Jika ada yang berani mengatakannya aku akan memberinya pelajaran, kau tidak usah khawatir."

Jujur, Jeno benar-benar merasa takut jika Jaemin sungguh akan menyerah akan dirinya.

[NOMIN] IF ONLY Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang