🍂 Tujuh

4.2K 321 4
                                    

I̶F̶ ̶O̶N̶L̶Y

I̶F̶ ̶O̶N̶L̶Y

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bruk!

Pistol di tangan Yuta terjatuh setelah seseorang dengan kasar menepis tangannya.

"Apa yang Kak Yuta lakukan?! Kenapa kakak ingin membunuh Tousan dan Kaasan?!"

Yuta membalas tatapan laki-laki cantik yang tak lain adalah mantan istrinya sendiri dengan sorot mata yang masih dipenuhi oleh kemarahan.

Winwin berniat mengantarkan baju pesanan salah satu kliennya yang ternyata tak lain adalah ibu mertuanya sendiri. Ia terpaksa mendatangi langsung kediaman besar Nakamoto karena tidak ada orang lain yang bisa mengantarkannya.

Awalnya Winwin hanya menitipkan paperbag berisi baju milik mantan ibu mertuanya pada satpam, namun tiba-tiba saja salah satu asisten rumah keluar sembari berteriak minta tolong. Hal itulah yang membuat Winwin tanpa sadar menginjakkan kembali kakinya di kediaman besar Nakamoto.

"Winwin..." Lirih ibu Yuta pelan.

"Kaasan, Kaasan tidak papa kan?" Winwin menghampiri wanita paruh baya itu.

"Maafkan Kaasan nak, maafkan Kaasan yang tidak bisa berperilaku baik padamu selama ini."

"Tidak. Kaasan tidak perlu meminta maaf padaku. Semuanya sudah terjadi."

"Kaasan berhak meminta maaf padamu bahkan bersujud di hadapanmu." Sahut Yuta yang berhasil membuat Winwin melayangkan tatapan tidak sukanya.

"Ada apa denganmu, kak? Kenapa kau bersikap seperti ini?"

"Mereka...mereka berdualah orang yang telah menculik Jaemin kita! Mereka pantas mati!"

Bak disambar oleh petir, Winwin terkejut bukan main mendengar penuturan Yuta. Ia mulai menjauhkan diri dari mantan ibu mertuanya tanpa sadar.

"Pria brengsek itu adalah dalang di balik semua ini. Dia sudah memisahkan anak dari ibunya bahkan dia juga tega membunuh cucunya sendiri!"

"Tousan.." Winwin beralih menatap pada Kazuki yang langsung memalingkan wajahnya.

Kedua tangan Winwin terkepal kuat. Ia melangkah mendekat pada Kazuki dan dengan segera melayangkan sorotan penuh kekecewaannya.

"Apa semua penderitaan yang sudah Tousan berikan padaku itu masih kurang?! Kenapa harus anakku?! Kenapa Tousan tidak langsung membunuhku saja!" Ujar Winwin menyiratkan segala emosinya.

"Winwin..nak, tolong maafkan kami."

"Tousan memfitnahku di hadapan semua orang, Tousan juga sengaja menyabotase mobilku dan membuatku mengalami kecelakaan hebat, Tousan berulang kali mencoba mencelakai ku agar aku keguguran, Tousan bahkan tega menculik bayi yang tidak berdosa yang merupakan cucu Tousan sendiri. Semua itu Tousan lakukan karena Tousan tidak ingin aku memiliki hubungan dengan putra Tousan kan?!"

[NOMIN] IF ONLY Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang