🍂 Dua Puluh Dua

3.3K 235 3
                                    

I̶F̶ ̶O̶N̶L̶Y

Yuta menyentuh bahu Winwin, senyuman hangat langsung terukir di wajah keduanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Yuta menyentuh bahu Winwin, senyuman hangat langsung terukir di wajah keduanya.

"Kenapa hanya dilihat saja?" Tanya Yuta.

"Aku hanya takut kue ini tidak sesuai lagi dengan selera Nana."

"Memangnya dia bilang kue buatanmu tidak enak?"

"Tidak, Nana selalu bilang kue buatanku enak. Hanya saja kue buatanku selalu tidak memenuhi selera Nana."

Yuta mengambil satu kue buatan Winwin lalu memakannya.

"Enak, seperti biasanya." Ucap Yuta.

"Terimakasih." Balas Winwin.

"Kau sudah berusaha, pasti Nana akan menyukainya."

"Itu pasti." Sahut seseorang.

Yuta dan Winwin yang tengah berbincang di dapur itu langsung menoleh.

"Aunty tidak perlu khawatir, Jaemin pasti menyukainya. Jaemin suka sekali dengan kue." Kata Jeno.

"Benarkah?"

"Iya."

"Jeno, apa Nana sudah tidur? Kau habis dari kamarnya kan?" Tanya Yuta.

"Belum, dia bilang masih belum mengantuk."

Yuta mengangguk. "Cepat kabari papamu, besok kita akan pulang lebih awal."

"Untuk apa?"

"Kabari saja Jeno. Suruh dia untuk datang menemuiku di bandara."

"Baiklah."

"Yasudah, aku dan Winwin akan pergi ke kamar Jaemin. Kau bisa istirahat." Yuta menepuk bahu Jeno sebentar sebelum melenggang pergi dari dapur bersama Winwin.

Jaemin mengusak rambut basahnya dengan handuk, ia baru saja selesai mandi. Senyuman di wajahnya langsung terukir saat melihat segelas susu hangat yang berada di atas nakasnya, susu hangat yang Jeno bawakan untuknya tadi.

Kehadiran Jeno sungguh sangat berpengaruh pada mood Jaemin.

"Nana, ini Ayah nak."

Jaemin menyampirkan sejenak handuk kecilnya di kursi. Malam-malam begini Yuta belum tidur?

"Masuk saja." Balas Jaemin.

Tak lama pintu kamar terbuka. Melihat kedua orang tuanya datang dengan masing-masing barang bawaan membuat Jaemin mengerut bingung.

"Bunda membuat kue untukmu." Kata Winwin sembari menyodorkan kue buatannya pada Jaemin.

"Malam-malam begini?"

"Sebenarnya sudah dari tadi, ayo cobalah. Maaf ya kalau rasanya belum sesuai sama selera kamu."

Ibu dan anak itu mendudukkan diri di pinggiran ranjang sementara Yuta berdiri sembari tersenyum hangat.

[NOMIN] IF ONLY Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang