Ketika Lukas berkumpul dengan lingkar pertemanan Regal, Farrel sedang mendengarkan cerita teman-temannya dengan kepala kosong. Akhir-akhir ini pikirannya semakin rumit namun tidak bisa dia urai sama sekali. Karenanya, bukannya berpikir, otaknya malah termotivasi untuk menghapus segala hal yang terpikir. Semua pelajaran di kelas terlupakan, semua PR-nya terlupakan, dan bahkan orang-orang di sekitarnya juga terlupakan.
Kemarin ketika mengajak Hana jalan-jalan, pikiran Farrel hampa dan tidak bisa berkonsentrasi untuk apapun. Beberapa kali dia tidak mendengarkan obrolan dan membuat Hana mengeluh. Di tengah apa yang mereka bicarakan, dia malah mengingat topik lain atau melamun. Ketika gadis itu menyerah mengobrol dan hanya memegang tangannya dalam diam, Farrel malah ingat pada tangan hangat yang dia gandeng di dalam mimpi. Kalau sudah ingat tangan itu, dia akan melanjutkan lamunannya pada tubuh Lukas yang dipeluknya ketika purnama hingga pagi tiba. Dia benar-benar sudah tersihir. Lukas sudah menanamkan dirinya di kepala Farrel dan membuat Farrel tidak bisa melakukan apapun.
"Bro, jadi gimana kencanmu dengan Hana kemarin?" Tanya Elio.
Farrel yang masih melamunkan wajah ceria Lukas ketika menjelaskan rencana mereka untuk kabur dari akademi, tidak menyahuti pertanyaan itu dalam waktu lama. Ada banyak pertanyaan yang mengganggunya terutama kalau ingat bagaimana Lukas menatapnya. Saudaranya itu terlihat banyak bergembira di depannya sekarang. Karena kegembiraan itu menyentuh hatinya, ide-ide aneh mulai memenuhi kepala Farrel. semua ide itu mengacaukan pikirannya sehingga dia terlihat seperti menjauh dari dunia nyata.
Dia baru sadar setelah seseorang menciprati wajahnya dengan air.
"Apaan sih? Ngga sopan banget!" Keluh Farrel yang dibawa kembali ke kenyataan dengan paksa.
"Kamu tuh yang enggak sopan." Gerutu Owen yang menciprati air pada Farrel di depannya. "Ditanya malah ngelamun. Apa sih yang kamu pikirkan?"
Keluhan itu lagi. Karena mendengar keluh kesah, Farrel akhirnya memberi perhatian pada temannya. "Kalian nanya apa?" Tanya Farrel yang akhirnya mengundang dengus kesal dan putaran bola mata.
Elio dan Owen mulai jengah pada teman mereka ini. Akhir-akhir ini Farrel seperti tidak bersama mereka dan melayang di sebuah dunia misterius. Sejak kembali ke akademi, dia terus menerus kehilangan konsentrasi.
"Rel, kamu punya masalah apa sih? Kenapa ngga pernah fokus?" Tanya Elio. Dia sudah melupakan pertanyaannya tentang teman kencan Farrel.
Sayangnya Farrel juga bingung menjelaskan. Dia sendiri tidak paham apa yang terjadi pada dirinya. Di satu sisi, dia masih jengkel pada Lukas yang segitu egois dan tidak membiarkannya dimiliki orang lain. di sisi lain, sikap posesif itu entah kenapa membuat hatinya berbunga-bunga. Apa dia sebenarnya tipe yang suka dikekang? Apa perasaan ini hasil sihir? Kenapa Lukas akhir-akhir ini terlihat semakin menarik?
Melihat reaksi Farrel yang seperti orang linglung dan hilang ingatan, Elio curiga sedangkan Owen mengambil satu rokok untuk dinyalakan.
Setelah selesai menghisap rokoknya, Owen langsung berlagak seperti cenayang yang memberikan ramalan nasib, "Tingkah kayak gini biasanya tingkah orang jatuh cinta. Rel, apa kamu naksir berat pada seseorang sampai-sampai otakmu isinya cuma orang itu aja?" Katanya. Dia kemudian melakukan hisapan ke dua dan memenuhi area dengan asap rokok.
Ramalan Owen itu membuat Farrel depresi. Wajahnya memperlihatkan frustasinya dengan jelas. Temannya itu benar, pikirannya kacau gara-gara hanya bisa mengingat satu orang. Menyadari itu, Farrel mencelos dan langsung menutup wajah dengan kedua tangan.
'Apa benar aku jatuh cinta?' Batin Farrel tidak percaya. Bagaimana caranya dia jatuh cinta pada orang yang selama ini tidak dia sukai?
Melihat temannya yang kacau ini, Owen tidak membiarkan Farrel berada pada depresi biasa dan menendangnya ke jurang depresi yang lebih dalam. Seakan bisa membaca pikiran, Owen menambahkan pendapatnya. "Aku sarankan kamu segera menyatakan cinta biar dapat balasan. Kamu udah ngga tertolong." Katanya tanpa emosi.
Melihat interaksi dua temannya, Elio hanya menonton sambil meminum beer. Kali ini dia setuju pada Owen. Farrel sepertinya sudah kehilangan dirinya dan perlu melakukan sesuatu agar kembali normal.
"Dia sebenarnya bilang kalau dia menyukaiku. Aku yang ngga bisa menerima ini." sahut Farrel nelangsa.
"Kenapa ngga bisa?" Tanya Owen tidak jelas karena meletakkan batang rokok di bibirnya.
"Karena dia terlalu banyak rahasia. Aku belum bisa percaya. Aku mungkin disihir olehnya. Tapi itu ngga penting. Apa yang kalian lakukan kalau ada orang yang mengaku menikah dengan kalian di kehidupan sebelumnya? Apa kalian bisa percaya hal seperti itu?"
"Bro. Percaya atau ngga percaya, itu ngga penting sama sekali. Kalau orang itu bohong, artinya dia terlalu menyukaimu sampai-sampai mengkhayalkan hal itu. Kalau dia jujur, artinya dia terlalu menyukaimu sampai-sampai dia tetap tidak melepaskanmu di kehidupan ini. Keduanya sama aja." Jawab Owen penuh pencerahan.
***
Di kediaman Iksvaku, Lith sedang disibukkan oleh rumor tidak jelas yang beredar belakangan ini. Baginda Raja sepertinya sudah kehilangan kesabaran dan tuntutannya makin banyak. Sayangnya dia tidak berniat memenuhi tuntutan itu. Bagaimanapun yang diminta adalah hal terpenting milik keluarganya yang tidak boleh diberikan pada siapapun.
Karena memikirkan itu, Lith jadi teringat pada kejadian lima tahun yang lalu. Dia masih terbayang jelas akan seorang anak yang merayap di tengah tumpukan mayat dan kemudian berusaha berdiri dengan susah payah. Bulan purnama menerangi area dan anak yang bermandikan darah itu terlihat seperti hantu yang baru keluar dari neraka. Hampir saja Lith merasakan horor kalau Jacob di sebelahnya tidak mencetuskan sesuatu.
"Anak itu punya bentuk energi yang identik dengan tuan muda." Kata Jacob dengan ekspresi terpana.
"Identik?" Lith tidak paham.
Tanpa peduli pada keterkejutan Lith, Jacob mendekati anak yang terlihat terhuyung di depannya. Tepat ketika Jacob hampir menjangkaunya, anak itu jatuh ke tanah dan tidak sadarkan diri. Saat itulah Jacob bisa memeriksa dengan teliti.
"Tuan, ini keberuntungan. Anak ini bisa menyelamatkan tuan muda dari bahaya itu. Tuan muda dan anak ini memiliki energi ganda yang berpasangan."
Setelah malam itu, Lith akhirnya membawa Lukas ke rumahnya. Ketika Lukas bertemu pertama kali dengan Farrel, dia menatap Farrel lekat-lekat tanpa terdistraksi apapun. Dalam diamnya, dia terlihat seperti orang yang menemukan sesuatu. Reaksi Lukas itu membuat Lith makin yakin kalau yang dikatakan Jacob benar. Mungkin Lukas adalah harapannya.
Permasalahannya, bagaimana caranya membuat Lukas bersedia melakukannya? Sampai sekarang Lith tidak memiliki cara apapun untuk membujuk. Bukan cuma itu, Farrel malah bersikap buruk dan mengabaikan saudara angkatnya itu. Tiap kali Farrel bermain di luar dengan teman-temannya, Lukas hanya menonton dari jendela sambil membaca buku. Lith dapat melihat jelas kalau Lukas merasa kesepian ditinggalkan. Kalau diperlakukan seperti itu, apa iya Lukas mau menolong Farrel dengan suka rela?
Akhirnya Lith hanya bisa memberikan banyak hal pada Lukas. Mudah-mudahan anak itu merasa sedikit berhutang budi sehingga semua rencana bisa dilakukan dengan lancar. Bagaimanapun persetujuan Lukas adalah hal vital. Jika itu tidak didapatkan, semuanya akan sia-sia.
Syukurnya sebulan terakhir ini mereka terlihat lebih akrab. Dengan begini, ketika waktunya tiba, ada harapan semuanya bisa dilakukan. Setelah semua yang bisa diusahakan telah dilakukan, Lith hanya bisa berharap pada perkiraan Jacob.
"Dengan energi berikatan seperti itu, saya yakin Lukas tidak akan bisa menolak. Ketika dia dibutuhkan, dia pasti akan menolong tuan muda. Anda tidak perlu khawatir. Semua orang akan menyerahkan apapun untuk pasangan yang mereka cintai."
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Eternal Sun and Moon Vol 1
FantasySeme yang konyol, romantis, pandai merayu, tapi sesuka hati dan tidak terduga Uke yang cool, cerdas, pendiam tapi sering terbawa semenya melakukan hal-hal konyol Dua love bird yang bucin satu sama lain karena udah lama banget menjalin hubungan. Sepa...