1.18. Sama Saja

130 19 1
                                    

Ketika keluar kamar dan menutup pintu, Lukas sebenarnya diserang keraguan. Tiba-tiba dia ingin berbalik lagi. Banyak alasan muncul di kepalanya untuk membenarkan perilaku itu. Wajah tampan Farrel dengan kilat mata menantang terlihat sangat menggoda dan memenuhi kepala Lukas. Kehangatan tubuh suaminya yang masih terasa di setiap inci kulitnya seperti menghantui. Ditambah lagi, aroma Farrel seakan merasukinya dan membuat pipinya memanas.

Lukas perlu menenangkan diri selama dua menit sebelum sanggup untuk memulai langkah.

Sesampainya di kelas, dia disambut dengan pandangan meneliti namun tidak dia sadari. Pikirannya terlalu kacau untuk itu. Ketika Ketua Kelasnya, Edvin, mendekatinya dengan wajah khawatir dan curiga, dia tidak menanggapi karena konsentrasinya buyar. Nyawanya seperti tertinggal di kamar untuk menemani suaminya.

"Lukas, kenapa tadi telat?" Tanya Edvin. Setelah mengulang kalimat itu tiga kali, barulah Lukas terhenyak dan menjawab.

"Aku hanya kecapekan." Jawab Lukas datar dengan pikiran melayang entah kemana.

"Aku tadi mengetuk pintu kamarmu tapi kamu ngga menjawab. Apa terjadi sesuatu?" Tanya Edvin lagi. Akhir-akhir ini Lukas terlihat kacau sehingga dia agak cemas.

"Ngga ada." Lukas menjawab singkat. Matanya seperti menerawang dan tidak begitu memperhatikan. Karena Lukas seperti berada di dunia yang berbeda, Edvin akhirnya kembali ke tempat duduknya. Komunikasi tidak terjalin lancar sehingga tidak ada gunanya bertanya.

Saat itu Lukas memang sedang tidak bisa diajak berkomunikasi. Kepalanya dipenuhi oleh terlalu banyak hal. Semua yang dia lihat terasa lebih berwarna. Wajah Farrel pagi tadi mengganggunya tanpa henti. Mata madu yang tidak punya rasa takut itu membuatnya ingin kembali pada suami yang lama tidak dilihatnya. Dia mulai menyesal datang ke kelas. Apa dia seharusnya ikut ajakan Farrel untuk menghabiskan waktu di tempat lain saja? Dia mulai berandai-andai.

Lukas yang sedang dipenuhi kebingungan cinta terlihat berbeda di mata teman-teman sekelasnya. Wajah tenangnya seperti dilapisi pendar tidak biasa yang menyebabkan Kate yang duduk tidak jauh darinya terpana. Mata zambrudnya seakan berkilau lebih indah meskipun Lukas sendiri menerawang tidak jelas. Meskipun tidak tersenyum, aura kebahagiaan seperti menempel secara alami di diri Lukas. Melihat semua ciri itu, siswa-siswa lain memperhatikan Lukas lebih teliti meskipun tidak menemukan apa yang berbeda.

Ketika profesor masuk dan mengajar, Lukas sepertinya agak kehilangan fokus meskipun tetap bisa mengikuti penjelasan. Beberapa kali dia menoleh keluar jendela dengan ekspresi menantikan seseorang. Dia seperti tidak sabar untuk keluar kelas entah karena apa.

Ketika kelas yang panjang berakhir dan mereka akhirnya terbebas dari seluruh pelajaran hari itu, jawaban kenapa Lukas jadi seperti itu akhirnya muncul. Sayangnya, jawaban itu dibarengi dengan kejutan mencengangkan.

Di depan kelas strategist, Farrel menunggu Lukas dan langsung menyambut suaminya dengan senyuman ketika Lukas keluar dari pintu. Mereka berhadapan pada jarak kurang dari satu meter sehingga seluruh pasang mata menoleh ke arah situ. Ketika dua orang itu menjadi akur, kerukunan itu terasa aneh. Tidak ada orang yang pernah melihat mereka berkumpul pada jarak sedekat ini di akademi.

"Kenapa kamu ke sini?" Tanya Lukas. Dia berusaha sebaik mungkin untuk tidak mengeluarkan kata 'honey' dalam ucapannya. Meskipun begitu kilau matanya mengkhianati kalimat datarnya dan dia menatap Farrel tanpa kedip.

"Sayang, apa aku perlu alasan untuk mendatangimu?" Tanya Farrel sambil mendekat. Tanpa berdaya, pipi Lukas memanas dan jantung langsung berdetak tidak karuan.

Pernyataan Farrel dan reaksi Lukas mengagetkan semua orang yang ada di sana. Kata pertama yang diucapkan Farrel terdengar sangat asing sekaligus mengundang pikiran yang tidak-tidak. Gaya bicara Farrel yang lembut dan terdengar hangat juga sangat berbeda dengan sikapnya yang biasa. Lukas sendiri kehilangan ketenangan karena hal lain. Suaminya ini seperti tidak peduli apapun lagi.

"Farrel, apa kamu serius?" Tanya Lukas. Dia mempertanyakan suaminya jika suaminya itu serius akan membongkar semuanya dan tidak menyembunyikan hubungan mereka. Hal itu terasa mengkhawatirkan.

"Aku serius. Apa kamu ngga mau mencoba hal baru? Gimana kalau mencoba sesuatu yang hanya bisa dirasakan anak remaja yang masih bersekolah?" Kata Farrel menjawab sekaligus menawarkan sesuatu.

"Tapi, belum waktunya." Kata Lukas dengan suara rendah. Entah kenapa dia berubah jinak ketika berhadapan dengan Farrel yang ini. Apa karena aura dominan suaminya tiba-tiba menguat drastis? Atau karena dia dikuasai kerinduan yang mendalam?

"Jangan kebanyakan pertimbangan! Kamu tahu sendiri kalau tidak akan pernah ada waktu yang tepat. Toh kita akan tetap mendapat masalah jika menyembunyikan maupun tidak menyembunyikannya. Kalau masalah pasti datang, tidak ada gunanya kita bersembunyi untuk menyiksa diri. Lebih baik menikmati semuanya selagi masalah itu belum datang. Aku sudah ngga tahu caranya merahasiakan ini dan aku ngga mau melakukannya lagi." Jawab Farrel kemudian mengulurkan tangan.

Dia memang tidak peduli lagi jika semua orang tahu. Dia ingin menikmati kebersamaannya tanpa beban apapun karena waktu seperti ini sangat berharga.

Jawaban Farrel itu tidak meringankan namun Lukas bisa melihat kebenaran. Masalah akan mendatangi mereka meskipun mereka menyembunyikan diri. Yang didapatkan ketika melakukan itu hanya pengekangan. Ketika berhenti menyembunyikan itu, semuanya akan terasa lebih ringan karena tidak khawatir lagi. Hanya saja untuk saat ini Lith mungkin akan terkejut. Namun, kalau Farrel saja tidak peduli tentang itu, Lukas sebenarnya tidak perlu mempertimbangkan apapun.

Lukas melihat tangan Farrel yang diulurkan padanya. Di sekitar mereka ada banyak penonton yang menunggu reaksi apa yang akan Lukas berikan. Mereka semua sebenarnya sudah mendengar kata 'sayang' dari bibir Farrel sehingga gosip sudah pasti akan menjalar. Suaminya ini sudah menutup semua jalan melarikan diri.

"Apa kamu ngga penasaran gimana rasanya menggandeng tanganku ketika pulang sekolah? Itu mungkin pengalaman yang hanya bisa dirasakan sekarang. Di kehidupan berikutnya kita mungkin tidak seberuntung ini." Kata Farrel menggoda. Senyumnya tidak bisa ditolak dan nada suaranya terdengar lembut dan menghasut. Lukas yang pikirannya sudah kacau sejak tadi akhirnya hanyut oleh pendapat suaminya.

Selain itu, pendapat Farrel itu memberikan pencerahan yang dibutuhkan oleh Lukas. Farrel bisa saja melupakannya lagi. Keberuntungan ini mungkin hanya terjadi sekarang.

Karenanya, Lukas akhirnya mengabaikan semua pasang mata dan menyambut tangan suaminya.

Ketika Lukas meletakkan tangannya di atas tangan Farrel, dia merasakan kehangatan yang meresap sampai ke hatinya. Genggaman erat tangan Farrel kemudian membuatnya merasakan gelitikan aneh yang menyenangkan. Merasakan itu, tanpa sadar dia tersenyum penuh cinta.

Ketika senyum hangat mekar di bibir Lukas, semua pasang mata seperti tidak mengenali siapa yang mereka lihat. Lukas yang tidak pernah tersenyum itu terlihat jauh lebih tampan ketika ekspresinya penuh pengharapan pada orang yang dia cintai. Owen dan Elio yang juga hadir di sana, melebarkan kedua mata mereka melihat senyum hangat seperti matahari musim semi itu. Mereka langsung setuju pada Farrel yang mengatakan kalau semua orang akan terpana jika Lukas tersenyum. Pemandangan ini tiba-tiba membuat mereka iri.

Farrel yang disambut oleh suaminya, juga tidak menyembunyikan senyum yang membuatnya menaklukkan hampir semua wanita. Diapun terlihat sangat berbeda dan menyerang kekokohan hati semua orang di sekitar mereka. Tanpa takut, dia menarik Lukas mengikuti langkahnya dan membawa kekasihnya begitu dekat. Sepasang mata cokelatnya memandang Lukas dengan cahaya lembut yang hanya dimiliki oleh orang yang tulus mencintai seseorang.

Dengan semua itu, tidak satu orang pun yang akan meragukan cinta yang terjalin di antara keduanya. Semuanya terpampang terlalu jelas.  Farrel dan Lukas seperti tidak terpisahkan dan tergila-gila satu sama lain.

Hanya saja, bukankah mereka sudah melanggar dua tabu penting? Skandal ini akan menjadi sorotan seluruh negeri dan mencoreng reputasi dari salah satu bangsawan tertua kerajaan Terena. Bukan hanya itu, garis keturunan Iksvaku mungkin akan berakhir di sini. Kalau begitu, apakah Lith akan membiarkan keduanya bersama? Bagaimana reaksinya ketika melihat anak angkat yang dia tolong malah membawakannya malapetaka?

Apapun itu, drama yang dibuat dua orang itu akan menyebar menjadi gosip empuk dalam waktu lama. Drama lanjutan mereka mungkin akan lebih menarik untuk diikuti. Karena banyak jiwa gosip yang tersulut, apa yang dilakukan Farrel tersebar dalam waktu singkat dan dia dipanggil pulang segera oleh ayahnya beberapa hari kemudian.

***

Eternal Sun and Moon Vol 1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang