Sejak di ruang makan hingga kembali ke kamarnya, Farrel memandang sekitar dengan pandangan asing. Dia merasa mengenal sekaligus tidak mengenal area di hadapannya. Rasa asing itu makin lama makin pekat dan dia seperti tersesat. Selama melangkah bersama Lukas, dia kehilangan arah dua kali.
"Honey, ada apa denganmu?" Tanya Lukas heran. Farrel seperti tidak mengenali rumahnya sendiri.
"Sayang, kenapa rumah kita besar sekali?" Farrel yang linglung balik bertanya. Dia sebenarnya ingin kembali ke kamar tapi koridor terlihat bercabang. Yang satunya koridor mewah Iksvaku, yang lain adalah koridor sederhana yang gayanya disukai Lukas. Pemandangan bercabang itu membuatnya pusing. Halusinasi itu sebentar muncul sebentar hilang.
Di belakang Farrel yang bingung atas apa yang dia lihat dan Lukas yang bingung melihat kebingungan suaminya, Ana memperhatikan mereka kemudian memberikan pencerahan.
"Lukas, sebaiknya kamu menuntun Farrel kembali ke kamar. Kamu akan sering menghadapi hal seperti ini nanti. Farrel sepertinya mewarisi masalah ayahnya." Kata Ana. Setelah mengatakan itu, dia melangkah lebih dekat lagi ke arah Lukas. Sambil menghela nafas, Ana mendekatkan bibir ke telinga anak angkat sekaligus menantunya.
"Mama sarankan kamu pikir baik-baik sebelum memutuskan untuk tetap pacaran dengannya. Kalau kamu merasa dia terlalu menyusahkan, kamu selalu bisa cari orang lain. Mama bisa mengenalkan calon lain yang cantik, manis, dan penurut." Bisik Ana pada Lukas. Sayangnya Farrel mendengar itu dan mulai mengamuk pada ibunya.
"Ma, kenapa mama menilai anak mama kayak gitu? Apa ini strategi untuk memisahkan kami?" Omel Farrel dengan nada tinggi. Dia langsung menarik tangan Lukas agar mendekat. Suaminya itu tidak boleh diracuni dengan pendapat-pendapat tidak baik.
"Mama hanya menjelaskan fakta. Ngga lama lagi kamu mungkin hafal nama-nama merpati tapi tidak ingat nama pacarmu sendiri. Kalau satu anak mama sudah tidak tertolong, mama akan mencoba menyelamatkan yang masih tersisa." Sahut Ana yakin. Dia sudah lama bersama Lith sehingga sangat hafal pada keanehan-keanehan semua pewaris Iksvaku.
"Itu bukan berarti mama boleh menghasut suamiku." Gerutu Farrel dongkol. Tanpa menambahkan apapun, dia langsung menarik Lukas untuk mengikutinya ke kamar. Sayangnya setelah beberapa langkah dia membuka pintu yang salah.
"Honey, lewat sini." Kata Lukas yang akhirnya menuntun Farrel ke jalan yang benar. Benar kata Ana, suaminya ini harus dituntun.
"Lukas, kalau nanti ada yang perlu kamu tanyakan soal keanehan Farrel, kamu bisa datangi mama." Kata Ana sebelum berjalan melewati mereka berdua kemudian berbelok menuju kamarnya.
Ketika Ana sudah tidak terlihat, Farrel langsung merajuk. "Jangan temui mama. Nanti kamu disuruh menjauhiku dan dijodohkan dengan orang lain."
"Kamu tahu aku ngga akan melakukan itu."
"Pokoknya aku ngga mau tahu. Meskipun aku menyusahkan, kamu ngga boleh meninggalkanku demi orang lain." Kata Farrel dongkol.
"Aku ngga pernah melakukan itu meskipun kamu bertahun-tahun menyusahkanku kan?" Jawab Lukas membela diri.
Namun Farrel begitu emosional sehingga jawaban itu malah dia lihat dari sisi negatif. "Jadi, benar ya kalau kamu menganggapku menyusahkanmu? Aku kira kamu bahagia bersamaku." Rengeknya.
Tidak paham kenapa suaminya berubah jadi melankolis, Lukas mulai menghibur. "Aku selalu bahagia bersamamu. Jadi jangan khawatir."
Melihat sisi Farrel yang tidak biasa ini, Lukas langsung terpikir akan kata-kata Ana barusan. Dia mungkin memang perlu berdiskusi dengan mamanya itu.
***
Angin malam musim gugur di Slecester terasa semakin dingin. Ditambah dengan ketiadaan awan, daratan mendingin dengan cepat sehingga sebagian besar orang sudah mengenakan jaket yang lebih tebal. Di tengah redlight district sendiri, banyak yang meminum wine panas untuk menghangatkan tubuh. Wine itu dicampur dengan beberapa rempah sehingga aromanya tercium menyenangkan.
"Selamat datang!" Sapa seorang wanita berpakaian hitam dengan potongan dada rendah sehingga belahan dadanya terlihat menggoda. Dia membantu empat orang tamu yang baru datang untuk melepaskan jaket yang dikenakan. Melihat kalau empat orang itu adalah pelanggan rutin, senyumnya semakin manis.
Yang paling mencolok dari rombongan itu adalah Erick palsu yang memiliki rambut auburn dan mata cokelat terang. Dia terlihat paling tampan dengan wajah yang terkesan seperti pendeta suci. Melihat wajah itu, para wanita penghibur seringkali rela menawarkan tubuh mereka dengan cuma-cuma. Bagaimanapun wajah setampan itu sulit sekali untuk ditemui.
Hervan dan rombongan langsung dikerubungi oleh wanita-wanita berpakaian minim dan digoda dengan ramah. Beberapa bahkan menyentuh mereka tanpa canggung.
Di tengah service itu, Hervan malah mengabaikan semua wanita yang mendekatinya karena ada seseorang yang terlihat menonjol di tengah para tamu yang sedang minum. Orang itu memiliki rambut pirang bergelombang dan mata biru. Tangannya memegang gelas besar berisikan wine panas yang kemudian diminum seperti meneguk air karena rasa haus.
"Wow. Ini pertama kalinya aku mencoba wine seperti ini." Kata orang itu puas. Dia meletakkan gelasnya dengan kasar lalu berteriak meminta alkohol tambahan.
"Elio?" Seru Hervan karena baru pertama kali melihat sahabat Farrel itu di sini.
***
Ruang paling rahasia di kediaman Iksvaku berselimutkan cahaya merah. Dengung dari artifak yang terkesan hidup, baru berhenti ketika tengah malam. Saat itulah Lith terbebaskan dari gejolak emosionalnya kemudian pikirannya menjadi jernih kembali. Di saat bersamaan, Farrel yang sedari tadi manja, merajuk, dan merengek, tiba-tiba tidak kuasa menahan kantuk.
"Sayang, aku mencintaimu." Bisik Farrel sambil menutup mata dan menikmati halusnya usapan tangan Lukas di kepalanya.
Melihat suaminya sudah tenang tanpa pikiran-pikiran aneh, Lukas akhirnya bisa menghela nafas lega. Dia mencium bibir Farrel kemudian membalas pernyataan cinta itu. "Aku juga mencintaimu."
Setelah itu, nafas Farrel terdengar melambat dan teratur. Ekspresinya menjadi polos dan dia tidak lagi sadar atas sekitarnya. Wajah lelahnya terlihat beristirahat seperti melupakan semua kesibukan yang dialami beberapa hari terakhir.
"Honey..." panggil Lukas pelan untuk memastikan kalau Farrel sudah tertidur. Dia tidak mendapat jawaban dan satu-satunya yang terdengar hanya halusnya suara nafas. Suaminya itu sepertinya langsung tertidur lelap.
Karena Farrel sudah tidak mengganggunya dengan rajukan, Lukas bangkit dari tempat tidur kemudian menyelimuti suaminya. Dia perlu pergi ke suatu tempat.
Beberapa saat yang lalu firasatnya berdering dan seseorang seperti memanggilnya datang. Panggilan itu menjangkau kedalaman energinya sehingga Lukas tahu kalau yang memanggilnya adalah seseorang yang menguasai energinya dengan baik. Dengan kata lain, orang itu sama dengannya, sama-sama yogi.
Dengan mengikuti intuisinya, Lukas yang mengenakan coat berwarna abu-abu, keluar dari kediaman Iksvaku menuju area taman. Sesampainya di sana, seseorang dengan rambut beruban dan mata hijau sudah menunggu.
"Selamat malam. Saya Jacob, salah satu asisten Count Iksvaku. Ini pertama kalinya kita bertemu." Kata orang itu begitu melihat Lukas. Selama lima tahun ini dia memang menghindari pertemuan dengan Lukas karena tidak mau dikenali.
"Jadi, apa tujuan Anda memanggil saya ke sini?" Tanya Lukas tanpa berusaha menyapa terlebih dahulu. Dia sudah sering mendengar tentang orang di hadapannya. Namun, karena suatu hal, dia tidak pernah bertemu langsung dengan orang yang katanya paling dipercaya oleh ayah angkatnya itu. Sekarang ketika melihat aura yogi yang terlihat jelas di matanya, mau tak mau Lukas merasa agak cemas. Dia tidak paham apa yang diinginkan orang ini.
"Lukas, sebagai seorang yogi, kamu sebaiknya tidak merosot menjadi orang yang disilaukan hal-hal material lagi. Kalau masih seperti sekarang, kamu hanya akan menjerumuskan suamimu dan membuatnya kehilangan kontrol kekuatannya lebih cepat. Kamu tidak mau menjadi penyebab kematian suamimu kan?"
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Eternal Sun and Moon Vol 1
FantasySeme yang konyol, romantis, pandai merayu, tapi sesuka hati dan tidak terduga Uke yang cool, cerdas, pendiam tapi sering terbawa semenya melakukan hal-hal konyol Dua love bird yang bucin satu sama lain karena udah lama banget menjalin hubungan. Sepa...