1.23. Hipnotis dan Kontrak 2

94 19 2
                                    

"Aku tidak bersedia." Kata Farrel tanpa getar maupun keraguan. Dia sebenarnya merasakan sesuatu mengganggu pikirannya tadi tapi dia patahkan dengan kekokohan mentalnya yang sudah diasah dua kehidupan. Dia juga merasakan kiriman kehangatan dari tangan Lukas ke badannya sehingga tahu kalau sesuatu yang aneh sedang terjadi. Dengan keyakinan itu, dia berhasil menghindar.

Namun ini baru permulaan. Selain Cyan yang belum menggunakan kekuatannya secara penuh, masih ada Grey yang kekuatan mistiknya adalah mengikat seseorang dengan kontrak.

Melihat Farrel memiliki kekokohan mental yang lebih kuat dibandingkan remaja biasa, Cyan bertepuk tangan dalam hati dan mengagumi Iksvaku. Lith juga tidak bisa dikalahkan hipnotis. Karena suatu hal kekuatan mistiknya tidak bisa berlaku untuk orang itu. Apa ini artinya kekuatannya juga tidak akan berlaku untuk Farrel? Dia jadi penasaran.

Dengan ekspektasi yang besar, dia berbicara pada konselor untuk meninggalkan mereka. Dia tidak mau orang tidak berdosa terkena efek hipnotis jika dia menggunakan kekuatan yang lebih besar. Grey juga perlu pergi karena tahu apa yang akan dilakukan rekannya. Dia hanya meletakkan kertas kontrak dan kemudian mengikuti konselor untuk pergi dari situ. Sebelum pergi, dia membisikkan sesuatu ke telinga Cyan.

"Jangan remehkan dua orang ini. Firasatku buruk tentang mereka" kata Grey tanpa terdengar oleh yang lain. Cyan mengangguk. Dia akan serius dan mengerahkan yang terbaik. Bagaimanapun dia berhadapan dengan Iksvaku di sini. Tidak ada yang tahu apa yang bisa mereka lakukan.

Setelah ruangan sepi dan hanya ada tiga orang di sana, Farrel terlihat lebih santai. Karena santainya, dia nyaris menghancurkan kewaspadaan Cyan dengan memunculkan sisi kekanak-kanakan dan menjadi manja pada kekasihnya. Manusia tidak tahu malu itu bahkan sempat mengumbar kemesraan dengan menciumi pipi pacarnya tanpa peduli pada kehadiran orang ke tiga. Perilaku itu membuat Cyan makin emosi. Mereka berdua tidak tertolong lagi. Dua orang itu benar-benar merusak mata dan mental.

Dia tidak tahu kalau Farrel menggunakan kesempatan itu untuk membisikkan sesuatu pada Lukas. Ketika yang lain terlihat lengah, dia menarik Lukas lebih dekat kemudian berbicara begitu dekat di telinga suaminya menggunakan bahasa Jerman. Suaminya itu terlihat akan menggunakan intimidasi pada Cyan sehingga sebaiknya dihentikan.

"Sayang, percaya padaku ya. Jangan sampai mereka tahu apa yang bisa kamu lakukan. Kita perlu hati-hati soal ini." Bisik Farrel yang kemudian mencium telinga suaminya. Lukas mengangguk kemudian membalas sikap romantis itu.

Mereka terlihat mengabaikan kehadiran Cyan yang kini berada di ujung kesabaran. Keduanya terlihat seperti dua love bird yang tidak peduli dunia luar dan terjebak dalam dunia kecil mereka. Mata Cyan sebenarnya sudah panas melihat ini namun sikap profesionalnya mengalahkan emosinya.

"Karena cuma ada kita bertiga, kalian bisa mengungkapkan keluhan apapun. Aku akan mendengarkan dan mencoba mencari cara agar tidak ada kerugian di antara kita. Aku bisa melihat kalau kalian saling mencintai jadi aku tidak mau memisahkan dua orang dengan perasaan sama." Kata Cyan tenang. Dia perlu membuat Farrel mau membuka diri sebelum melancarkan hipnotis kedua. Kali ini dia akan menggunakan sugesti singkat agar efek hipnotis lebih paten.

Farrel masih menyentuh pipi Lukas dan mengusap-usap bibir bawah kekasihnya dengan jempol ketika dia menjawab malas tanpa menoleh ke arah Cyan.

"Aku ngga peduli dengan semua kewajiban bangsawan yang kamu jelaskan itu. Apapun yang terjadi, aku tidak akan menyembunyikan ini. Soal status kami sebagai saudara angkat, aku sudah meminta agar ayahku mencabutnya jadi kalian tidak perlu repot-repot. Kerjakan saja sesuatu yang lebih penting daripada mengurusi kami." Kata Farrel yang kini berprilaku seperti tuan muda arogan yang berbicara pada pembantu.

"Tidak semudah itu mencabut status kalian. Apa kalian tahu kenapa para bangsawan bisa memperlakukan anak angkat mereka sama seperti memperlakukan anak kandung?" Cyan balik bertanya.

Kali ini dia bisa membuat Farrel menoleh. Pertanyaan itu membangkitkan godaan misteri dan dua love bird itu jelas tidak tahu apa yang dimaksud Cyan. Hal itu terpampang jelas di wajah mereka.

"Para bangsawan memiliki cara untuk memindahkan warisan terpenting keluarga mereka kepada anak angkat jika terjadi sesuatu pada semua pewaris mereka. Warisan yang aku jelaskan di sini bukanlah harta melainkan yang tersimpan dalam garis keturunan atau genetik. Kamu bisa tanya Count Iksvaku kalau mau tahu lebih jelas. Yang jelas, status itu bisa dikatakan permanen dan tidak jauh berbeda dengan saudara asli yang memiliki keterkaitan genetik." Jelas Cyan.

"Aku tidak peduli." Kata Farrel singkat. Dia sudah hidup terlalu lama dan pernah menjadi tua untuk sibuk memperhatikan hal-hal kecil.

"Oke. Aku tidak datang untuk menentang apa yang ingin kamu lakukan. Aku hanya ingin membuat perjanjian agar tidak ada yang dirugikan di sini. Bagaimanapun kami perlu terlihat mengawasi perilaku bangsawan dan tidak membiarkan kejadian menyimpang untuk berlanjut. Tolong pahami kesulitan kami."

"Aku tidak peduli." Kata Farrel masih dengan sikap masa bodohnya. Dia bahkan tidak mengubah kalimatnya. Dengan ekspresi malas, dia menatap Cyan tanpa takut.

Keras kepala ini menyulitkan Cyan. Farrel tidak bisa diajak bicara sama sekali dan tidak mau membuka diri. Dengan begini, Cyan hanya bisa maju. Dia menggerakkan hampir seluruh energinya dan memanggil kekuatannya. Kedua matanya berkilau keemasan.

Dalam sekejap, Farrel dan Lukas dibawa ke dalam dunia yang berbeda. Pikiran mereka yang tiba-tiba dikacaukan membuat keduanya seperti berhalusinasi. Gumaman memenuhi area seperti suara keramaian pasar namun lebih melengking dan menyakitkan.

Di dalam halusinasi, Lukas melihat tumpukan mayat dan seorang laki-laki bengis menusukkan pedang ke jantungnya. Setelah bayangan itu, pemandangan berganti dan dia melihat hantu yang sepertinya adalah pemilik asli tubuh yang dia gunakan sekarang. Hantu itu berteriak dengan nada tinggi dan mempertanyakan kenapa dia tidak bisa hidup. Kenapa Lukas merebut sisa-sisa yang dia miliki? Kenapa dia harus mengalami banyak ketakutan dan penderitaan? Semua pertanyaan itu langsung membangkitkan rasa sakit yang selama ini dikontrol oleh Lukas. Wajahnya langsung kehilangan rona dan dia merasa seperti ditusuk ribuan jarum.

"Aku mau membalas dendam untuk mereka semua." Teriak hantu itu.

Keinginan balas dendam itu begitu pekat dan menuntut dipuaskan. Meskipun lima tahun terakhir Lukas menggunakan meditasi untuk melepaskan ikatan karma yang itu, dia tidak berhasil sama sekali dan dendam itu masih saja bergelora. Sekarang ketika mentalnya diserang, dia susah payah menstabilkan dirinya.

Farrel sendiri menerima dampak yang sama berat dari kekuatan mistik Cyan. Dia berkelana di tengah ketiadaan kemudian mendengar suara-suara sugesti. Seakan semua sugesti itu adalah bagian dari dirinya, semua kalimat itu memasuki pikirannya dan membuat kekacauan. Dalam waktu singkat, ada banyak hal yang sudah berputar di kepalanya dan berusaha mengambil alih apa yang dia pikirkan.

Di hadapan Cyan, Farrel terlihat menatapnya dangan pandangan kosong. Lukas di sebelahnya tidak jauh berbeda. Dua remaja ini tidak lagi menunjukkan cahaya mata keras kepala dan sudah terbawa hanyut. Akan tetapi mereka tidak boleh berada dalam kondisi itu terlalu lama karena akan membawa kerusakan permanen.

Karenanya Cyan segera menyodorkan kontrak yang sudah disiapkan Grey.

"Setujui semua isi kontrak ini." Katanya memerintahkan dengan singkat. Dia mengulurkan tangan yang memegang pena ke arah Farrel. Farrelpun menjangkau benda itu. Akan tetapi, sebelum Farrel menyentuh pena, sesuatu yang tidak diperkirakan Cyan terjadi.

Pendar keperakan melapisi tubuh Lukas dan cahaya keemasan muncul di kedua mata cokelat Farrel. Sepasang mata seperti madu itu menatap lurus ke pupil Cyan tanpa kedip.

***

Eternal Sun and Moon Vol 1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang