1.30. Latihan Pernafasan

111 17 0
                                    

"Energi manusia mengalir ke dalam seluruh sel melalui satu jalur penting yaitu sushuma atau sumsum tulang belakang. Ketika jalur itu bermasalah, berbagai macam penyakit akan muncul. Oleh karenanya, seseorang harus menjaga tubuhnya selalu tegak." Kata Lukas yang melatih suaminya untuk mengurangi efek balik kekuatan mistiknya.

Di timur, matahari masih mengintip di bawah horizon dan embun masih membasahi seluruh hijau yang terlihat. Udara pagi yang dingin dan menyegarkan masuk ke paru-paru segala yang bernafas. Di bawah salah satu pohon terbesar di area sepi itu, Farrel duduk bersila dengan mata setengah terpejam. Di hadapannya, Lukas berdiri dengan memegang sebuah tongkat panjang.

"Udara pagi hari ketika matahari baru terbit adalah yang terbaik untuk membersihkan energi di dalam badan. Kita akan rutin melakukan ini sampai kamu menguasai semua teknik sehingga bisa tetap mengelola nafas dalam keadaan apapun." Lanjut Lukas.

Demi kebaikan Farrel, dia membangunkan suaminya itu pagi-pagi sekali dan mensupervisi latihan yoga di bawah matahari terbit. Setelah mempelajari dengan teliti, dia mendapati kalau latihan pernafasan memang bisa menekan efek balik penggunaan kekuatan mistik. Karena penemuan itu, dia segera memaksa Farrel untuk belajar.

Gara-gara semangat Lukas untuk menyelamatkan suaminya, Farrel harus merasakan bagaimana rasanya Lukas versi dosen sekali lagi. Instingnya langsung berteriak untuk menyuruhnya melarikan diri.  Trauma masa lalu ketika merasakan kejamnya Lukas sebagai dosen langsung menyeruak ke permukaan.

"Honey, kenapa kamu sulit sekali mengingat aturan nafas yang aku jelaskan? Itu cuma hitungan biasa." Kata Lukas sambil memukul punggung Farrel yang membungkuk dengan tongkat. Setelah itu Lukas mengulangi pengarahannya lagi. Farrel hanya bisa meringis kemudian memperbaiki posturnya.

"Sayang, apa ini versi baru permainan BDSM? Apa setelah kamu menyiksaku, kita bisa bermesraan?" Tanya Farrel yang menyerah mengontrol keteraturan nafasnya. Penyiksaan yang dia terima sejak sejam yang lalu membuat jalan pikirannya agak menyimpang.

"Jangan bicara yang tidak-tidak! Kalau kamu ngga belajar menenangkan energimu, kamu akan terus terbawa efek balik itu. Perlahan-lahan, kondisi mentalmu mungkin tergerus jadi kamu harus belajar. Aku ngga akan membiarkanmu kabur." Sahut Lukas yang susah payah menyeret Farrel bangun kemudian berlatih.

Lukas versi dosen ini membuat Farrel terserang tekanan batin. Tidak ada cinta kasih kalau Lukas sudah mengajar. Wajahnya dingin dan matanya tidak menunjukkan riak apapun. Jika Farrel malah merayu ketika diajar, Lukas akan memberi pukulan menggunakan tongkat panjang di tangannya. Kekejaman mental Lukas bahkan ditambah kekejaman fisik sekarang. Farrel mulai nelangsa.

Meskipun merasa kehilangan cinta suaminya, Farrel hanya bisa kembali mengikuti pengarahan agar tidak mendapatkan siksaan tambahan. Dia mulai berhitung untuk mengatur nafas namun itu hanya bisa bertahan lima putaran. Setelah itu Lukas kembali menatapnya dingin.

Suaminya yang tidak bisa ditipu itu, menyentuh pipinya dengan lembut kemudian mendekatkan wajah. Nafas hangat Lukas menyentuh lehernya dan ketenangan tiba-tiba merasuki Farrel di tengah pendidikan keras itu.

"Coba lagi!" Kata Lukas dengan wajah begitu dekat.

Sayangnya Farrel tidak tertarik untuk mencoba mengendalikan nafasnya. Pada posisi ini, yang membuatnya tertarik hanya orang di hadapannya. Dia mulai merayu lagi. "Kalau kamu sedekat ini, aku ngga bisa bernafas karena melihat ketampananmu. Jantungku juga tidak bisa tenang dan hatiku..."

Lukas langsung memukul kepala Farrel tanpa mengurangi energi sama sekali. Farrel mengerang perih.

"Fokus! Perhatikan bagaimana aku bernafas. Kalau kamu tidak paham bagaimana menghitungnya, kamu bisa mengharmonisasi nafasmu dengan nafasku." Jelas Lukas yang semakin dekat.

"Oke, kamu harusnya menggunakan metode ini dari awal. Jangan menyiksa suamimu sendiri. Berikan aku hadiah maka aku akan mengikuti semua yang kamu inginkan." Kata Farrel dengan nada lembut sambil menyisir kepala suaminya.

"Nafasmu!" Tukas Lukas sambil menghentikan tangan Farrel.

Sikap tegas itu membuat Farrel tidak punya pilihan lain selain menurut.

***

Isaac Zyair dikenal sebagai ilmuan gila yang menggunakan istrinya untuk bahan percobaan. Banyak gosip aneh seputar orang itu dan semuanya mengarah ke satu kesimpulan, orang itu adalah psikopat. Karenanya, ketika Jyoti menerima perintah Rembulan untuk melacak orang itu apapun yang terjadi, Jyoti merasa bossnya itu sinting. Rembulan bahkan menawarkan harga buronan yang lebih tinggi dibanding harga buronan yang ditawarkan Kerajaan Terena. Entah apa yang dicari Rembulan dari orang itu.

Kini ketika salah satu pemburu buronan datang padanya dan membawakan Isaac bersama seorang anak perempuan, Jyoti merasa berita tentang Isaac berlebihan. Laki-laki itu tidak terlihat kejam dan sepertinya sangat menyayangi putrinya.

"Bawa mereka ke sel yang baik." Perintah Jyoti setelah semua transaksi selesai. Dia perlu memberi tahanannya makanan dan menyiapkan mereka untuk bertemu Rembulan nanti malam.

"Tunggu!" Teriak gadis kecil yang bersama Isaac dengan suara melengking. Teriakan itu mengagetkan semua yang ada di sana termasuk Isaac yang langsung menutup mulut Lina. Bagaimanapun dia sadar posisinya sebagai tahanan sehingga tidak mau Lina salah bicara kemudian mengundang kekejaman.

"Ada apa lagi?" Tanya Jyoti, memandang lurus ke arah Lina. Dia memberi tanda pada Isaac untuk membuka mulut putrinya. Mau tak mau Isaac menurut.

"Lina mau permen." Kata gadis kecil itu. Permintaan itu membuat Jyoti memutar bola mata kemudian memerintahkan bawahannya untuk memberikan permen yang diminta.

"Nanti malam kamu mungkin akan ketemu dengan orang jahat. Jangan ngomong sembarangan." Kata Jyoti memperingati Lina sebelum gadis kecil itu membuat kesalahan lagi. Lina hanya mengangguk kuat sambil memegang erat permen yang barusan diberikan padanya.

***

Pagi yang seharusnya damai berubah kacau setelah Owen berhasil membuka mata. Dia melihat banyak benda beterbangan di sekitarnya dan bergerak acak bertabrakan satu sama lain. Fenomena aneh itu membuatnya curiga dan segera menoleh ke arah Elio yang ternyata masih tidur lelap. Temannya itu menggumam tidak jelas seperti seseorang yang masih terjebak dalam dunia mimpi. Meskipun Elio terlihat tidak bersalah, Owen tetap bangkit dari tempat tidurnya dan melempar bantal ke wajah temannya itu. Ketika Elio terbangun, tiba-tiba semua barang yang melayang langsung jatuh ke lantai.

Tidak salah lagi, itu adalah manifestasi kekuatan mistik temannya yang tidak terkendali. Ini berbahaya.

"Bro, kita perlu cari cara untuk menekan kekuatanmu itu. Kalau tidak, kamu tidak boleh tidur sembarangan di tempat yang ada banyak orang." Kata Owen memperingatkan.

Sayangnya Elio yang masih mengucek-ucek matanya, tidak mendengarkan sama sekali. Dia belum sepenuhnya sadar.

"Kamu bilang apa tadi?" Tanya Elio.

"Aku bilang kita perlu mengontrol kekuatanmu." Jawab Owen singkat.

"Oh." Sahut Elio singkat. Dia turun dari tempat tidur kemudian berjalan menuju kamar mandi dengan mata setengah terpejam. Dengan santai dia mengulurkan tangan ke arah handuk yang tergantung kemudian menerbangkan handuk itu ke arahnya. Ketika dia menangkap handuk itu dengan santai, Owen langsung marah-marah.

"Kamu ngga boleh melakukan itu di depan banyak orang."

"Melakukan apa?" Tanya Elio yang kepalanya masih pusing. Dia bahkan tidak sadar kalau sudah menggunakan kekuatan absurdnya.

***

Eternal Sun and Moon Vol 1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang