Malam sudah tiba dan akademi mendadak sunyi. Lukas dan Farrel sudah siap dengan tudung hitam mereka untuk bersembunyi di tengah gelapnya malam. Dengan lokasi kamar yang strategis, mereka bisa melompat lewat jendela kemudian berjalan menelusuri jalur tersembunyi.
Sebelum petualangan dimulai, Farrel menanyakan sesuatu, "Lukas, apa kamu akrab dengan Regal sekarang?"
Farrel mendengar gosip itu dari teman sekelasnya. Kalau boleh jujur, dia tidak suka Lukas terlalu akrab dengan orang itu. Regal terlihat selalu dipenuhi rencana buruk dan konspirasi curang.
Mendengar pertanyaan Farrel, Lukas yang sedang mengeratkan tudungnya melirik kemudian menjawab dengan nada datar. "Aku akan sering berkumpul dengannya tapi kami ngga akrab. Kamu ngga perlu cemburu. Aku cuma menyayangimu."
Gaya menjawab itu membuat Farrel merasa canggung lagi. Jawaban Lukas itu bukan poin penting pertanyaannya. Dia tidak bertanya karena cemburu tapi karena alasan lain.
"Kamu ngga boleh percaya dengan mudah pada orang itu. Dia mungkin hanya memanfaatkanmu." Kata Farrel memperingati.
"Honey, di dunia ini aku cuma percaya kamu. Aku ngga pernah percaya orang lain." Jawab Lukas.
Itu jawaban menenangkan namun ada satu kata yang terdengar aneh di telinga Farrel. Bagaimana caranya Lukas memanggilnya 'honey' seakan-akan dia terbiasa? Sayangnya Farrel tidak mau berargumen dan akhirnya tidak bertanya lagi. Setidaknya Lukas tidak percaya pada Regal. Itu sudah cukup mengurangi rasa khawatirnya.
Merekapun melakukan petualangan malam tanpa banyak bicara. Lukas melangkah di depan untuk menunjukkan jalan sementara Farrel mengikuti. Farrel sendiri baru pertama kali melalui jalur ini sehingga dia masih agak kebingungan.
"Kenapa kita lewat sini? Kita bisa bayar penjaga di pintu belakang." Kata Farrel protes setelah melewati semak yang berliku.
"Karena itulah semua orang tahu kalau kamu sering kabur." Sahut Lukas. "Kita harus merahasiakan ini baik-baik jadi ikuti saja."
Tidak ada argumen lagi setelah Lukas menjawab dan keheningan kembali menyeruak di antara mereka. Selama menelusuri jalan di tengah kebun itu, hanya terdengar suara rumput yang diinjak atau ranting yang bergesekan. Mereka perlu berjalan selama lima belas menit sebelum sampai di sebuah tembok yang rusak karena tumbuhnya pohon di tengah tembok itu. Di sana ada ruang kecil yang bisa dimanfaatkan untuk keluar.
"Gimana caranya kamu menemukan tempat seperti ini?" Tanya Farrel penasaran.
"Itu gunanya memberi tip pada orang yang membersihkan kamar kita." Jawab Lukas datar.
"Kamu ternyata lebih licik daripada yang aku bayangkan. Darimana kamu belajar memanfaatkan manusia seperti itu?"
"Dari kamu." Jawab Lukas tanpa berpikir.
"Aku ngga pernah mengajari itu! Apa maksudmu aku di kehidupan sebelumnya? Aku jadi penasaran orang macam apa aku sebelumnya." Cerocos Farrel yang menyusul Lukas untuk menyelipkan badan di ruang tipis tembok.
"Dulu kamu sangat egois, tidak mau kalah, pintar menjadikan orang lain tokoh antagonis, dan tidak tahu malu." Sahut Lukas bersemangat.
"Aku ngga percaya." Seru Farrel. Dia tidak menyangka keterangan yang keluar dari mulut Lukas hanya sifat-sifat buruk. Apa dia benar mencintai suaminya yang dulu? Kenapa kedengarannya tidak ada sisi baik yang layak dirindukan?
"..." Lukas mau menyahuti tapi tidak jadi. Dia hanya membuka mulut sedikit kemudian memilih diam. Sebenarnya ada banyak hal yang membuatnya merindukan Farrel namun dia merasa jika dia mengatakan itu, dia mungkin malah bersedih. Hanya teringat bagaimana suaminya sering menyuapinya dengan kasih sayang, hatinya langsung merasa berat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Eternal Sun and Moon Vol 1
FantasySeme yang konyol, romantis, pandai merayu, tapi sesuka hati dan tidak terduga Uke yang cool, cerdas, pendiam tapi sering terbawa semenya melakukan hal-hal konyol Dua love bird yang bucin satu sama lain karena udah lama banget menjalin hubungan. Sepa...