Tak ada penggulangan untuk masa lalu. Kamu dan kisahmu telah masuk dalam ruang yang paling jauh.
Ara merapikan kemeja dengan motif garis berwana senada dengan rok miliknya. Tak banyak waktu yang ia perlukan untuk memoles dirinya. Ia hanya tampil apa adanya dan bagaimana pun ia sekarang punya tanggung jawab bukan hanya untuk dirinya sendiri. Ia memasangkan kaus baju pada anak yang sedari tadi kegirangan. Hari ini Defan ingin bermain di mall.
Ara membuka knop pintu namun, ia malah terkejut tubuh tegap Pram menghalangi pandanganya. Kali ini ia tidak dengan seragam dinasnya.
"Eh papa ngapain disitu?" tanya Defan.
Pram yang menampilkan kunci mobilnya tersenyum tipis. "Mau anter kamu," ujar Pram berdalih padahal dari awal ia ingin ikut.
"Kalau papa sibuk, nggak usah. Defan diantar sama sopir aja," ujar Defan yang tak ingin menganggu urusan Pram. Lagi pula setiap kali ia mengajak ada saja keperluan mendadak Pram. Kehadiran Ara membuat ia lebih yakin menikmati harinya tanpa sosok Pram yang sibuk.
"Papa akan ikut. Bolehkan Ara?"
deg
Pria itu dengan spontan meminta persetujuan Ara. Tanpa banyak alasan Ara hanya mengangguk sebelum beralih menggandeng tangan Defan.
Dengan telaten Ara membantu anak usia empat tahun itu naik. ia kemydian menutup pintu mobil dan berdalih untuk bisa ditengah.
"Kamu mau buat saya seperti sopir," ujar Pram melirik ke arah gadis itu.
"Saya dibelakang aja Mas."
"Kamu takut atau gimana? ayo kedepan," titah Pram.
Ara merasa tak pantas untuk duduk di depan. Terlebih lagi Pram adapah atasanya. Tak wajar baginya untuk duduk bersanding di depan. Namun menyepelekan perintah Pram dapat membuat ia dalam masalah.
Benda segi empat yang ada di sakunya berdering. Satu nama yang muncul adalah orang yang paling ia rindukan saat ini. Awalnya ia menatap Pram yang ada disampingnya. Pria itu masih fokus dengan jalanan.
"Halo Mika."
"Aku rindu banget sama kakak. Besok aku mau ke jakarta Kak. Mumpung aku ikut lomba disana."
"Kakak juga rindu sama kamu. Tapi."
"Kak tolonglah. Ada banyak yang Mika perlu sampaikan."
"Bukan begitu Mikk, cuman kakak harus kerja."
"Tolonglah Kak."
"Apa mama nggak akan marah kalau kamu ketemu sama kakak."
"Tenang aja Kak. Soal itu udah aku rencanakan."
Pram yang belum tahu silsilah dari Ara tak pernah mengulik apapun. Ia hanyamenerima gadis itu bekerja tanpa tahu masa lalu yang pernah ia lewati.
Pram yang fokus mengemudi mendaptakan panggilan dari Pak Gunawan. Entah berapa kali ia harus berpikir keras agar memastikan matang-matang ajakan dari atasanya tersebut.Ia melirik sekilas ke arah Defan. Sedari tadi wajahnya sumringah mungkin wajah itu hanya ia lihat beberapa bulan lalu saat ia punya lebih banyak waktu bersamanya.
Pram memutuskan untuk menerima panggilan tersebut. Mayor Gunawan tak bertele-tele dan menyebutkan maksudnya. Ia ingin Pram bertemu dengan putri nya. Jujur saja kebimbangan terjadi beberapa kali liburan biat Defan batal dan ia merasa tak nyaman membatalkan lagi.
"Setidaknya kamu mengenal putri saya terlebih dahulu," ujar Mayor Gunawan tricahyadi.
"Baiklah Pak. Saya akan bertemu putri bapak Mall Husni Tamrin.." Pram menengok ke arah Defan. Ia tak akan menunda keinginan Defan. Solusi yang terbaik adalah bertemu di mall tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
PRAMUDYA
ActionKisah yang paling banyak terjadi adalah dokter berpasangan dengan Tentara. Namun kisah ini bertolak belakang dengan realita yang biasa terjadi. Araya Putri Wirasena gadis yang menjadi relawan bencana alam harus memenuhi keinginan Arin. Gadis yang d...