Bab 08. Mendadak Gelap

110 6 0
                                    

"Mulai besok kalian bisa tinggal di paviliun yang sering Mbak Aster pakai untuk melukis," ucap Mas Edric sambil mendorong piring makan malamnya yang sudah ludes.

Sera hampir tersedak dengan perkataan kakaknya. Kontan ia langsung menengok pada Davi yang masih menikmati beberapa suapan terakhirnya.

"Sayang, mau tambah lagi?" Aster dengan sigap hendak menyendok sayur lodeh buatannya sendiri.

Edric menggeleng, "Kalau kekenyangan nanti aku ngantuk loh. Nanti kamu aku tinggal tidur dan absen dielus-elus, mau?"

Aster melotot dan mengangkat sepasang alis. "Mas, jangan suka balapan sama penganten baru dong. Malu."

Davi dan Edric tertawa bersamaan. Hanya Sera yang mengerucutkan bibir dan merasa tidak lucu dengan situasi di meja makan.

"Kenapa harus pindah ke paviliun segala? Kamar kan banyak, Davi pilih saja kamar yang mau dipakai," potong Sera dengan ketus. Suasana kembali hening. Enam mata kini memandang Mas Edric.

"Lha, Davi kok disuruh tidur diluar, Sera. Kalian kan sudah resmi menjadi suami istri, masa tidurnya pisah." Edric berkata santai, "Biasakan panggil suamimu Mas, Sera."

"Nggak mau."

"Nggak mau yang mana?"

Sera menantang sambil berjengit melirik Davi, "Nggak mau dua-duanya. Dia kan cuma pesuruh Mas Edric. Pokoknya aku nggak mau satu kamar sama Si Kunyuk ini."

"Sera," panggil Aster lalu menggelengkan kepala. Sebuah tanda bahwa ia sudah bersikap keterlaluan pada kakaknya sendiri.

"Tuh kan, kalau ada Mas Edric mana berani dia. Coba kalau cuma berdua, Mas harus tahu apa yang dilakukan Si Kunyuk padaku," adu Sera ditambah gidikan jijik pada Davi.

Davi tertegun. Rahang di wajahnya seketika mengeras, menandakan ia sedang menahan diri untuk tidak mencekik Sera saat itu juga.

Sera menantang, "Kenapa diam? Coba di depan Mas Edric berani nggak ancam-ancam aku lagi?"

Davi menarik bibir dan mendelik pada istrinya yang kini melempar serbet putih linen persegi berukuran empat puluh senti ke atas meja.

"Mana paksaan dan ancamannya, Mas Da-vi?" Sera mengeja nama suaminya dengan kurang ajar untuk menguji kesabaran Davi.

Brak!

"Sera!" Mas Edric menghardik. Wajahnya mendadak merah padam dengan perilaku adiknya yang kelewatan.

"Pokoknya Sera nggak mau," pekik Sera histeris sambil bangkit dari kursi. Dengan telunjuk Sera lalu menekan dada suaminya. "Kamu, kalau berani masuk kamar lagi, awas!"

Sera berbalik dan meninggalkan ketiganya dengan dongkol tidak terkira. Enak saja Mas Edric mau membuatnya hidup satu atap dengan Davi Si Kunyuk!

 Enak saja Mas Edric mau membuatnya hidup satu atap dengan Davi Si Kunyuk!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Bad CEO's Babymama [Tamat50BabFullKryaKrsa]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang