Bab 12. DLS

99 5 0
                                    

"Davi, jangan."

"Hanya ciuman selamat pagi, Sera. Mas Edric, sudah menyerahkan dirimu sepenuhnya padaku," lirih Davi dengan percaya diri.

Apa? Dukungan Mas Edric? Siapa yang menyerahkan siapa? Bukankah dirinya manusia merdeka?

Sera membantah ucapan suaminya. Bantahan terdengar seperti desahan karena kemampuan lidah Davi yang kini menggelitik ceruk lehernya. "Tapi, aku bukan milik Mas Edric. Aku milikku sendiri, Davi."

Davi mengangkat wajah. Kini keduanya saling tatap dengan sejajar. Lelaki itu kembali mendekatkan bibirnya, "Nikmati saja, Sayang. Anggap hadiah pembukaan untuk bulan madu yang tertunda."

Ciuman Davi terasa lembut, sensual dan menuntut agar Sera mengikuti perintah.

Shit! Sera memaki. Usaha untuk melepaskan diri dari dekapan Davi pun, gagal total. Dengan sekuat tenaga ia mencoba memberatkan tubuh ke atas ranjang dan tidak bergerak bagai batu.

 Dengan sekuat tenaga ia mencoba memberatkan tubuh ke atas ranjang dan tidak bergerak bagai batu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(Sumber: unsplashdotcom/klara-kulikova)

"Makin lama kamu sok tidak peduli, maka aku akan makin menggodamu, Sera." Davi justru semakin aktif membelai sisi tubuhnya.

"Persetan." Makian Sera dibalas Davi dengan kecupan-kecupan kecil di sekitar rahang dan bergerak main ke atas. Lidah lelaki itu dengan lincah menggigit kecil daun telinga Sera. Bulu kuduknya meremang.

***

Beberapa hari kemudian.

Sera tidak berkutik jika kini Davi mengajaknya main rumah-rumahan. Lelaki itu menjadi kepala keluarga dan dirinya akan menjadi istri dan calon ibu yang yang patuh. Sama seperti hari ini.

Akhir pekannya harus dihabiskan dalam family gathering Tobacco Hanafy International. Sera mengenakan bodycon midi dress berwarna putih tulang selutut. Rambutnya yang kecoklatan alami setengahnya diikat,, menyisakan bagian ujung yang tergerai dan dicatok curly.

Pak Davi, selamat untuk pernikahannya. Sera hampir hafal luar kepala kalimat sapaan seragam diucap bawahan dan rekan kerja Davi. Ia hanya tersenyum simpul untuk menunjukkan keramahan.

"Wah, Pak Davi benar-benar serangan fajar. Tidak pernah menggandeng perempuan atau pasangan ke acara kantor. Sekalinya bawa, langsung bawa istri. Benar-benar lelaki yang patut dicontoh," ujar salah satu pegawai.

Sera kesulitan menyembunyikan rasa jengahnya pada semua tamu yang memberi selamat. Seharusnya, acara siang ini membahas kegiatan kantor dan bukannya menjadi event resepsi kedua yang melibatkan satu kantor milik perusahaan keluarganya.

Davi tidak pernah melepas genggaman tangan mereka. Bahkan, ketika Sera hendak mengambil makanan kecil dan minum pun suaminya yang bawakan.

"Kamu tuh takut aku kabur atau gimana? Sampai aku nggak bisa ke kamar sendiri," bisik Sera setelah selesai cuci tangan di wastafel. Davi menunggunya seperti anak anjing.

Bad CEO's Babymama [Tamat50BabFullKryaKrsa]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang