>14: Oh, Begitu?<

4.8K 659 8
                                    

“Bukan urusanku!” aku berteriak kala beberapa siswi berkerumun di depanku. Mereka menghalangi jalanku, dengan sesosok perempuan yang berdiri paling depan.

Lihat wajah sombongnya itu.

Sok sekali.

“Jelas itu urusanmu! Kamu rebut Adriel dari aku!”

Aku tersenyum miring, menatap manik hitam itu dengan tatapan tajam, “dia yang bangun hubungan sama aku, aku gak punya hak buat jauhin dia tiba-tiba. Dan kamu, antagonis murahan, jangan makin jatuhin harga diri kamu buat ngejar-ngejar laki-laki seperti itu.”

Dapat aku lihat, ekspresi kesal terukir jelas di wajahnya. Aku hanya tertawa kemenangan. Perempuan ini mudah sekali diprovokasi.

Dua Minggu setelah acara itu, aku hidup cukup tenang. Semuanya baik-baik saja.

Makanya, aku tidak menceritakan apa saja yang terjadi di dua minggu kebelakang.

“Indi!”

Seorang perempuan maju setelah Reyna meneriaki namanya, aku hanya bisa mengerutkan kening, menunggu pada apa yang akan dilakukan perempuan itu.

“Kau, dasar gay!”

Aku membelalak tak percaya, gay? Gay katanya?

Dia mengatai ku, huh?

“Atas dasar apa kamu mengatai ku seperti itu?” aku bertanya dengan nada meremehkan, sialan sekali anak ini.

“Kamu dekat dengan Leo, Adriel, bahkan Azva! Ketua OSIS yang benar-benar sulit didekati!”

Klasik sekali. Azva memang bukan orang yang terbuka, tapi dia tidak se-anti sosial itu. Dia masih bisa diajak berteman.

Dan itu adalah hal mudah untukku.

“Payah, hanya karena itu?” aku melirik ke arah Reyna.

Ingat bahwa kakaknya Azva adalah tunangan dari server Reyna Chlarios?

“Kamu, Reyna. Bukankah kamu sudah memiliki seorang tunangan? Dan kamu masih ingin mendekati Adriel? Aku hanya mengingatkan, tidak baik untukmu egois seperti itu. Jangan seperti jalang, Reyna. Kamu mencoreng nama baik Chlarios.”

Aku mengangkat sebelah alisku, dengan seringai terpatri di wajahku, “dasar murahan.” akhirnya aku mencela.

“KAU!”

“Atha!”

Suara teriakan terdengar dari belakangku, aku menoleh, mendapati Leo dan Azva dengan tatapan khawatir di mata mereka.

Eoh, akhirnya kalian menyusul ku.” aku tersenyum tipis pada mereka.

“Apa yang membuatmu lama, Atha? Kami sudah menunggumu sedari tadi.” Leo memutar tubuhku, kemudian dia berjongkok untuk menyamakan tinggi badan kami, “aku kira kamu menghilang ..” dia mengusap keningku lembut.

“Mereka,” aku menunjuk pada Reyna dan geng-nya, “menghalangi jalanku. Mereka mengatai aku gay, mereka juga mengolok-olok diriku, dan mengatai aku cacat.”

“BOHONG!” Reyna memekik tidak terima.

Dan itu benar.

Aku berbohong.

“Itu benar! Dia menghinaku!” dan ini kebenaran. Aku mundur untuk bersembunyi di belakang Leo dan Azva, “Reyna mengganggu ku ... Dia mengancam ku untuk menjauhi kalian ... Aku dicela gay karena bisa dekat dengan kalian ..”

Reyna, dan ketiga gadis yang bersamanya menatap tak percaya padaku, diam-diam aku menyeringai pada mereka, “mereka senang sekali mengganggu ku ...”

Leo mengetatkan rahangnya, dia menatap tajam pada Reyna, “kau tidak memiliki hak untuk mencela Atha seperti itu, ingat, etika tidak akan digunakan lagi jika ada siswa yang memulai masalah.”

Atharya: Reborn as an Outcast.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang