“Leo, aku ingin ke kamarku..”
“TI-DAK BO-LEH!”
Aku merengut, bosan sekali seperti ini. Hanya duduk di ranjang besarnya. Pemandangan dari kamar ini langsung menuju gerbang utama. Aku dapat melihat dari ketinggian, jalanan cukup ramai oleh orang-orang yang berlalu lalang.
Aku bergidik.
“Leo..”
“Di sini saja, ya? Kenapa ingin turun, sih?”
AKU TAKUT KETINGGIAN, BODOH!
“Tidak ada..” aku beringsut mundur untuk bersandar pada headboard. Berusaha mengalihkan pandanganku dari balkon.
Aku bosan, tidak bisa berkomunikasi dengan Orion, tidak ada kerjaan, bahkan Leo, anak itu sepertinya sedang marah padaku.
“Leo, untuk apa aku disini?”
“Karena aku cemburu.”
Terserah. Aku ingin ke kamarku! AYAHHHHH!
Aku merindukan ayah, hngg..
“Setidaknya berikan ponselku.”
Akhirnya Leo melirik ke arahku, walaupun dengan raut wajah yang sulit aku pahami, akhirnya dia memberikan ponselku dari sakunya.
“Jangan macam-macam.”
Leo menyodorkan ponsel itu, tapi dia juga membawa bukunya, dia duduk di sampingku sambil bersandar pada headboard.
Aku mengerutkan kening, “apa?”
“Mengawasi mu. Bagaimana jika kamu malah menonton video dewasa?”
Aku tidak mungkin.
Walaupun aku merindukannya.
Tapi, “tidak mungkin, kamu kira aku manusia seperti apa?”
Leo menatap tajam mataku, “awas saja, jika ketahuan, kamu juga akan merasakannya langsung, dariku.”
Sialan. Dasar Protagonis mesum.
“Bajingan,” aku mengumpat, bergeser sedikit jauh agar tidak terlalu dekat dengan Leo.
Membuka ponsel tersebut, aku ingin mengabari salah satu babu ku agar aku di jemput untuk turun.
Pukul 17.47, seharusnya Alka dan Arka sudah tiba di Mansion. Aku membuka room chat ku dengan Alka, mengetik beberapa teks pesan agar dia mau datang ke atas.
Alkaline
Terakhir dilihat hari ini pukul 17.35Kak, tolong jemput aku di kamar Leo. Dia tidak mengijinkan ku untuk turun.
Cepatlah!
Tak perlu waktu lama aku menunggu balasan chat dari Alka. Suara notifikasi datang bersamaan dengan getaran singkat karena mode senyap.
Alkaline
Online‣Tunggu di sana.
Tolong carikan alasan, sepertinya dia tidak akan melepaskan ku begitu saja.
‣Oke.
Aku menghela napas lega. Mematikan ponselku, aku bersandar kembali pada headboard. Leo melirikku dengan tatapan anehnya, “apa lagi?”
“Kamu menghubungi Alka untuk menjemput mu.”
Itu bukan pertanyaan, melainkan pernyataan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Atharya: Reborn as an Outcast.
RandomAtharya Fredrika. Seorang remaja laki-laki yang baru saja lulus SMA, harus mati setelah ia mengamuk karena Novel cringe yang ia baca. Atharya Gabriel Naradipta, seorang remaja laki-laki berusia lima belas tahun, anak ke-3 dari tiga bersaudara, anak...