>20: Pertemuan Tak Terduga<

3.4K 509 12
                                    

“Itu hanya kebohongan ... Kenapa kalian begitu serius?”

“Bagaimana jika mereka meracuni makananmu lagi, nanti?”

Aku mendengus kasar. “Sungguh, jika itu terjadi lagi, mereka benar-benar bodoh. Menggunakan trik yang sama dua kali untuk membunuhku, itu sama saja mencari mati!”

Naradipta menghela napas, dia tetap merampas dark chocolate, yang tersisa satu-satunya dari semua coklat yang mereka buang.

Bajingan, sayang sekali.

“Kembalikan!” ujarku tegas.

Naradipta tetap menggelengkan kepalanya, “bagaimana jika coklat ini sudah di manipulasi?”

Persetan, “terserah kalau begitu! Aku masih punya yang lain.”

“Kalau begitu katakan ada di mana mere—”

“Kau ingin aku stress?” aku mendelik tajam pada Leo, menatapnya sinis, kemudian kembali berujar, “coklat itu satu-satunya penyelamat ku!”

“Kamu bisa membeli, 'kan? Katakan, aku akan membelinya.”

Kini, Alka ikut campur, “katakan.” ujarnya lagi.

“Aku sudah pernah meminta mu untuk membelikan dark chocolate yang ku mau, tapi apa? Kau malah membelikan coklat biasa, bahkan yang mengandung susu.”

Alka mengangkat kedua tangannya, “bukan aku ... Itu Arka dan Ayah ...”

“Sama saja.”

Ruangan itu hening cukup lama. Menghela napas, aku memutuskan untuk keluar dari kamar, tanganku bergerak untuk mengambil sunblock di atas nakas.

“Mau kemana?” itu Keith, akhirnya dia berbicara setelah sedari tadi dia terdiam. Lengan panjangnya terulur untuk menarik lenganku, “jangan keluar dulu..”

“Aku hanya ingin ke taman belakang, Keith. Aku bosan melihat wajah kalian semua.” ujarku malas, “bahkan makananku di ambil. Jahat sekali, sepertinya kalian jatuh miskin, makanya makanan ku kalian rebut?” aku melirik sinis ke arah Naradipta dan Alka, mereka hanya diam dengan tatapan layu.

Dark chocolate, dan matcha untuk bungsuku, sekarang.”

“Susu full cream, jangan yang lain.”

Kedua orang itu menatap Algara yang berdiri tegap di sebelah pintu, dia menunduk setelah mendengar perintah Naradipta dan Alka, kemudian pergi.

“JANGAN LUPA SUNBLOCK YANG AKU PESAN, PAMAN!” Aku berteriak dari pelukan Keith, dan suaraku bergema di ruangan kecil ini.

Sunblockmu habis?”

“Ya.”

Aku berusaha melepaskan diri dari pelukan Keith. Kemudian berjalan menghampiri pintu, “jangan ikuti aku!” ujarku tegas, kala mereka semua berdiri untuk mengikuti ku.

“Tapi—”

“Tidak ada tapi-tapi.”

Aku membanting pintu dengan keras. Tak peduli pada teguran orang-orang itu padaku.

Aku berjalan cepat untuk menghampiri pintu utama, beberapakali berbalik ke belakang, aku menghela napas lega, tidak ada yang mengikuti ku.

Pemandangan pertama setelah keluar dari mansion itu, adalah para bodyguard yang tengah berdiri di depan pintu. Pintu utama ini langsung berarah pada gerbang utama juga, di mana itu cukup jauh.

Aku melirik setiap bodyguard itu, ada dua belas orang, yang berjaga di setiap sudut gerbang. Dua di depan gerbang, dengan dua penjaga di sebuah bangunan kecil yang terpisah. Dua di depan pintu, dan sisanya menyebar.

Atharya: Reborn as an Outcast.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang