“Tidak ada yang seperti itu.”
“Kenapa kamu tidak mencobanya saja? Aku akan membantu—”
“Membantu kepalaku buntung?! Bodoh, aku tak mau melakukannya!”
Adriel, dan Anggita berdecak kesal. Aku menatap mereka berdua sinis. Jujur, aku benar-benar tidak bersemangat hari ini.
Mengingat, bagaimana kelakuan Leo semalam yang membuatku tak bisa tidur, terus saja memelukku sebagai ganti gulingnya.
Brengsek.
Belum lagi saat dia terus saja merecoki diriku ketika aku mandi.
Orion, aku ingin membunuhnya!
[Anda akan terkena penalti, dihukum dengan jiwa Anda yang akan saya kendalikan.]
Kamu terlalu bersemangat, Orion.
“Aku ingin masuk club Archery saja! Sepertinya itu menyenangkan!” aku berujar antusias. Berdiri untuk menghampiri salah satu ketua ekstrakurikuler untuk mendaftar.
Namun, Adriel dan Anggita kembali menahan ku, “kamu tidak tahu? Ada persyaratan untuk bisa masuk ke sana!”
“Tinggi badanmu harus di atas 165 cm!”
“Penglihatan yang tidak memiliki masalah,”
“Kamu mengatakan mataku tidak normal?!” aku berteriak di depan wajah mereka. Persyaratan apa itu?! Dulu, tidak ada persyaratan seperti itu!
“Dan berat badan harus ideal dengan tinggi badan.”
Mereka tak memperdulikan protes yang ku layangkan barusan. Anggita dan Adriel terus saja nyerocos, tak membiarkan aku berbicara.
“Tidak boleh—”
Aku mengacak rambutku frustrasi, menatap kedua manusia berbeda gender itu dengan tatapan muak, “ya-ya-ya! Katakan saja kalau kalian tidak ingin aku masuk organisasi!”
“Akhirnya kamu sadar, Atha!” Anggita memekik girang. Dia menarik tanganku untuk duduk kembali.
“Tahun depan, aku ingin mencalonkan diri sebagai ketua OSIS. Untuk sekarang, aku hanya ingin memperdalam terlebih dahulu, apa itu OSIS. Kamu tertarik untuk gabung, Atha?”
Anggita bertanya padaku dengan tatapan memelas, ugh ... Aku tidak kuat, “tidak. OSIS itu terlalu melelahkan. Sering tertinggal pelajaran, tugas menumpuk, pekerjaan yang sering kali membuat stress. Belum lagi menghadapi anak-anak bermasalah. Dan, menghadapi anak yang kontra pada keberadaan pengurus OSIS.” aku membalas panjang lebar.
Jangan kira aku tidak memiliki pengalaman Organisasi. Di kehidupanku sebagai Atharya sebelumnya, aku salah satu pengurus inti. Dan itu benar-benar melelahkan.
Organisasi tidak cocok untukku yang sering kali tidak peka terhadap lingkungan.
“Tapi, anak-anak OSIS lain, mengatakan mereka akan memasukkan dirimu sebagai anggota di sana.” ujar Adriel.
Aku melirik Adriel yang tengah meminum air, “mana ada. Kemarin aku bersama mereka karena sesuatu. Bersyukurlah karena kamu masih bisa sekolah saat ini, Adriel!”
Adriel terkekeh, “ya. Antek-antek Reyna memang sangat menyebalkan. Aku berdoa dia di DO saja.”
“Kejam sekali.”
“Lupakan masalah Reyna, dan posisi Azva yabg terancam. Aku rasa itu sudah selesai. Tinggal menunggu waktu saja.”
Ujarku santai, kemudian aku mengeluarkan sebungkus kue kacang dari tote bag yang dibawa oleh Adriel.
KAMU SEDANG MEMBACA
Atharya: Reborn as an Outcast.
De TodoAtharya Fredrika. Seorang remaja laki-laki yang baru saja lulus SMA, harus mati setelah ia mengamuk karena Novel cringe yang ia baca. Atharya Gabriel Naradipta, seorang remaja laki-laki berusia lima belas tahun, anak ke-3 dari tiga bersaudara, anak...