"Apaan, sih?! Kenapa malah di sini?!"
Aku memberontak dari gendongan Leo, sialan, bukannya datang ke kelas, aku malah dipaksa ikut ke ruang OSIS.
Aku gak mau!!
"Azva, aku ingin menitipkan anak ini, di sini." ujar Leo singkat.
Aku memelototi Azva, agar menolak permintaan itu, tapi ...
"Tentu saja, kenapa?"
Itu bukan permintaan, melainkan pernyataan.
Aku mendengus kasar, "Aku tidak mau di sini! Aku ingin ke kelas!" ucapku gusar. Sialan, gendongan Leo erat sekali.
"Lepas, lepaskan aku!"
Aku sudah bersyukur karena bisa kabur dari mansion, tapi malah terjebak di sini.
Leo! Aku ingin membunuhmu!
"Kenapa dengan si putih ini?"
Oh, sial. Aku lupa, ini ruang OSIS. Pastinya di sini bukan hanya ada Azva, tapi juga pasti ada anak-anak OSIS lain.
Hwaaaaa, brengsek!
"Aku ingin ke kelas ..." ujarku lirih, menatap perempuan dengan rambut di kepang tunggal, dia mendekati kami, "kakak ... Bawa aku ke kelas ..."
"Kenapa dia di sini?" sialan, perempuan ini tidak menanggapi ku.
"Di kelas terlalu berbahaya untuknya. Kemarin, dia sempat diracuni. Jadi aku kurang percaya pada anak-anak di kelasnya." jelas Leo.
Tapi, 'kan ... Yang penting aku tidak mati.
"Aku tahu, kalau soal itu. Tapi, bukankah dia sekarang baik-baik saja? Kemarin, aku melihatnya seperti orang akan mati."
Perempuan sialan, sialan sialan sialan.
OSIS tidak sopan!
"Itu hanya sandiwara untuk mengelabui! Leo dan Adriel yang menyuruhku seperti itu! Aku tidak apa-apa!" teriakku keras.
Aku menjambak rambut Leo, agar dia mau melepaskan tubuhku.
"Jambak aku, dan kamu tidak akan aku lepaskan."
Aku berdecih sinis, menarik kembali tanganku dari rambut lebat Leo. "Aku mohon ... Aku ingin ke kelas .."
"Tidak. Kau kabur dari mansion, 'kan? Keith menghubungi ku barusan."
Aku mengangguk lesu, "ya ..."
"Bagaimana jika anak buah Chlarios menemukan mu? Bagaimana jik kamu di culik, lalu di bunuh? Bagaimana jika-"
"Dalang di balik kasus kemarin bukan Chlarios. Dia tidak melakukan apapun."
Aku terdiam dalam gendongan Leo, Leo juga sama, aku dapat melihat raut wajah kebingungan di wajah keras itu.
"Jika bukan dia, siapa lagi? Atha tidak memiliki musuh."
"Bukan dia. Informasi soal siapa dalang di balik itu semua benar-benar abu-abu. Informasi itu sudah dimanipulasi oleh seseorang, bahkan ayahku sudah ikut campur tangan soal ini. Tapi tetap saja, itu semua bak hilang tertelan bumi."
Ini semua tidak terjadi di dalam novel. Aduhh, kenapa banyak yang berbelok dari alur aslinya seperti ini?
Bahkan, Female lead saja tidak hadir, anomali macam apa ini?
"Jangan bilang, itu hanya seseorang yang ingin membunuh orang dengan acak?" Leo bertanya, dan Azva menjawab.
"Aku tidak tahu. Jika bersangkutan dengan kasus dia dan Reyna, aku rasa itu masuk akal. Namun, bukti di sini mengatakan, m
ereka tidak melakukan apapun."
KAMU SEDANG MEMBACA
Atharya: Reborn as an Outcast.
RandomAtharya Fredrika. Seorang remaja laki-laki yang baru saja lulus SMA, harus mati setelah ia mengamuk karena Novel cringe yang ia baca. Atharya Gabriel Naradipta, seorang remaja laki-laki berusia lima belas tahun, anak ke-3 dari tiga bersaudara, anak...