>13: Si Hijau<

5K 703 27
                                    

“Dia adik ku.”

“Pelit sekali, adik mu saja mengijinkan ku.”

Alka berdecih, dia memeluk tubuhku erat, “tidak boleh, ya tidak boleh!”

“Kakak mu kekanakan sekali, Atha.”

Laki-laki itu menatap malas pada Alka, aku hanya bisa diam, berusaha mengingat siapa laki-laki berambut pirang ini.

[Dia Keith De Chlarios, Tuan.]

Ah, terima kasih pada Orion.

Keith De Chlarios. Anak tunggal dari pasangan Morgan De Chlarios, dan Chelsy De Chlarios.

Dalam novel, dia di ceritakan sebagai seorang anak laki-laki yang dianiaya oleh ayahnya sendiri. Ibu dan ayahnya bercerai karena sesuatu. Chelsy—ibu kandungnya harus mati karena dibuang oleh Chlarios, entah apa maksudnya dia melakukan itu.

Keith yang waktu itu masih berusia 19 tahun, harus menerima kenyataan bahwa ayahnya selingkuh.

Kemudian menghadirkan sesosok wanita, yang mengaku sebagai ibu sambung baginya.

Dan parahnya, wanita itu tengah hamil.

Aku ingat, saat itu Keith meraung tidak terima, mengamuk, hingga berakhir babak belur oleh ayahnya sendiri.

Dia melarikan diri, mencari perlindungan nenek dari pihak sang ibu.

Sosok laki-laki itu menatapku dengan pandangan rumit, aku hanya tersenyum kaku, berusaha mencairkan suasana.

“Apa yang kamu lihat dari wajahku?” Keith mengusap wajahku, membuat mataku memejam, “masih belum puas, hm?”

“Aku ... Maaf,”

Keith tertawa. Dia menarik tubuhku untuk masuk ke dalam gendongannya.

Harusnya aku menghindarinya..

Batinku menangis. Rasanya setiap orang yang ingin aku hindari, malah datang dengan sendirinya.

“Papa, aku ingin pulang saja..”

Aku merengek. Pelukan Keith benar-benar menyesakkan.

“Baiklah ... Keith, maaf untuk sebelumnya. Kamu, mampirlah ke rumah kami, jika kamu punya waktu.”

Naradipta mengambil alih tubuhku, aku kini berada di dalam gendongannya.

Keith tersenyum, dilihat dari ekspresinya—dia tidak rela aku pergi.

Ugh, menakutkan.

Aku berpaling, menatap Adriel dan Anggita yang tengah mengobrol. Selesai acara tadi, kami istirahat cukup lama di ruang tunggu. Mengobrol santai, walaupun sering kali ada pertengkaran karena hal sepele.

Naradipta perlahan berjalan meninggalkan ruangan itu, di ikuti dengan Leo dan Arka. Sepertinya Alka akan mengobrol lebih lama dengan Keith.

“Tidurlah. Lagian ini sudah cukup malam. Bukankah besok kamu harus sekolah?”

Ya, sekolah. Aku menenggelamkan wajahku di ceruk leher Naradipta. Harum chamomile, dan sedikit campuran harum lavender dan lemon, membuatku rileks.

Ah, kesukaanku pada harum tubuh mereka bertambah.

Aku menutup mataku beberapa saat, tubuhku rasanya sangat lelah. Drama singkat itu memang benar-benar sudah menguras habis energi ku.

Kami memasuki mobil yang terparkir di parkiran sekolah. Karena Naradipta harus menyetir, aku dipindah tangankan pada Arka.

Aku merasakan sebuah lengan yang mengusak surai putih ku, mataku membuka untuk melihat kepunyaan siapa lengan itu.

Atharya: Reborn as an Outcast.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang