>22: Crash<

2.9K 409 11
                                    

“Oh, jadi Chlarios ini sudah cerai?”

[Begitulah. Seperti Anda tidak tahu saja, orang-orang seperti mereka, membutuhkan sesuatu yang hangat seperti hubungan suami isteri untuk konsumsi publik.]

Padahal, cerai mah ya tinggal cerai aja.

[Tapi, jika Keith kembali pada Chlarios, mereka akan benar-benar berpisah]

Oh, kalau begitu, aku akan membuatnya kembali pada Chlarios.

[Saya akan mendukung rencana Anda]

Ting!

Wow, aku kira goals atau semacamnya tak akan muncul kembali, sebuah papan hologram melayang di depanku. “Aku memiliki misi?”

[Ya]

Goals: Dekatkan Chlarios dengan Keith.

-Status: A+
-Hadiah: ?
-Gagal: -
-waktu: 720 jam

[Cukup lama. Saya yakin, Anda bisa melakukannya dalam waktu yang singkat]

“Tunggu, aku akan melakukannya, jika sanksi kegagalan bukan yang seperti dulu.”

Aku sedikit trauma dengan rasa sakit itu.

[Untuk kali ini, Anda bisa percaya pada saya. Tapi, saya akan memberi peringatan, jika ini gagal, Anda sendiri yang rugi]

Apa?

[Lakukan dengan baik, dan hati-hati.]

Oke-oke.

Aku menghela napas berat, goals muncul kembali bersamaan dengan rasa takutku pada kegagalan.

Aku beranjak dari ranjang, menghampiri cermin yang tak jauh dari meja belajarku.

Menatap pantulan diriku dalam cermin, aku dapat melihat mataku yang terlihat sembab. Semalam, aku menangis dengan buruk, bersama Orion yang mati-matian berusaha menenangkan diriku.

Bukannya terbiasa pada sikap mereka, aku malah semakin sensitif. Aku semakin membenci apa itu penghinaan, hukuman, apalagi paksaan.

Aku tak akan pernah terbiasa dengan mereka.

Duduk di meja belajar, aku menatap jam weker yang menunjukkan pukul empat pagi. Aku hanya tidur beberapa jam, kemudian terbangun dua jam yang lalu.

“Masih terlalu pagi, jika dikehidupan ku sebelumnya, aku akan keluar untuk melihat bintang.”

Tapi sekarang hal itu hanyalah sebuah impian. Mansion Naradipta terletak sangat dekat dengan Kota dan beberapa pusat perkembangan ekonomi.

Ya, kalian benar. Tempat ini terlalu terang untuk melihat bintang.

Aku harus keluar kota, rasanya.

“Membaca buku saja.”

Aku mengambil beberapa buku bacaan yang tergeletak dengan apik di atas meja.

“Aku kurang suka dengan buku seperti ini. Rasanya, aneh sekali. Selera Gabriel benar-benar berbeda denganku.”

Aku menghela napas berat, jika tidur, aku takut bangun terlambat, tapi jika tidak tidur, aku ngantuk sekali.

Mengerjakan tugas? Di saat mengantuk seperti ini, aku malah akan menulis sesuatu yang tidak masuk akal.

Jadi, aku memutuskan untuk keluar dari kamar, Orion, temani aku.

Papan hologram melayang di depanku, aku bersyukur. Setidaknya, ada yang bisa aku ajak bicara.

“Kau bisa memasak?”

Atharya: Reborn as an Outcast.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang