>32: Apakah Ayah Masih Mau Menerimaku?<

1.7K 260 14
                                    

“Kenapa kau menyebutnya cacat?”

Aku menatap gadis di sampingku dengan pandangan rumit, sungguh, aku kira dia sudah berubah, ternyata tidak.
“Karena dia tidak normal. Dia aneh, dan ... Bukankah itu fakta? Kelihatannya, dia sulit melihat.”

Kekehan renyah terdengar dari belakangku, ah.. itu Adriel. Kami berdua menoleh ke belakang.

“Hei, asal kamu tahu, ya ... Beberapa waktu lalu ada seorang perempuan yang mengatakan hal yang sama denganmu. Kamu tahu apa yang dia dapatkan setelah itu? Dia dikeluarkan dari sekolah ini, dan mendapat siksaan dari keluarga Naradipta. Ah, bahkan oleh Ayahnya sendiri.”

Pandangan meremehkan terlihat jelas dari mata Adriel. Laki-laki itu sedikit merunduk untuk mendekati Dewi, “jangan berbuat macam-macam padanya. Atau nantikan apa yang aku balas padamu.” tak lama setelah itu, Adriel menatapku dengan dingin, “lucu, kamu membiarkan adikmu pergi. Dan malah diam di sini dengan perempuan tak beretika ini.” ujarnya. Dia memandang rendah pada Dewi.

“Kau!”

“Apa yang dikatakan Adriel benar. Aku akan menolak dirimu, dan sepertinya akan mempertimbangkan orang lain yang dicalonkan oleh Atha.” Azva juga, dia kemudian pergi meninggalkan kami berdua.

Sret!

Saat aku akan pergi mengikuti mereka, lenganku ditarik oleh Dewi, “jangan tinggalkan aku sendiri ...” ucapnya.

Aku mengeryit, kemudian kembali menoleh ke arah gerbang. Atha masih di sana, sepertinya aku masih bisa menyusul anak itu, “lepas.”

“Tidak!”

Aku menghela napas kasar, “lepas!” aku menoleh kembali ke arah gerbang, dan di sana ... Dapat aku lihat Atha sedang mengobrol dengan seseorang yang berusaha aku jauhkan darinya.

“Ah, sialan. Lepas!”

Aku menghempaskan lengan Dewi dengan kasar, kemudian berlari ke arah gerbang, menerobos Adriel dan Leo yang kini berjalan berdampingan.

“Sial, kemana dia pergi!” aku berdecak kesal. Tak lama, Kak Alka datang menjemputku. Aku mendengus kesal, mau tak mau, aku harus mengatakan hal ini padanya.

─ׅ─ׅ══• • •❀• ⃟͜͡ ⃟𖣴͜͡⃟ ⃟ •❀• • •══─ׅ─ׅ

Chapter 32: Apakah Ayah Masih Mau Menerimaku?

─ׅ─ׅ══• • •❀• ⃟͜͡ ⃟𖣴͜͡⃟ ⃟ •❀• • •══─ׅ─ׅ

“Kamu ... Apa yang kamu ketahui tentang Atharya?”

Aku tersenyum canggung, “dia seorang introvert, lulusan tahun kemarin, tepat beberapa bulan yang lalu. Anak satu-satunya paman, 'kan? Dia memiliki sahabat, Courza, Natalie, dan Gara. Mereka cukup dekat denganmu. Dan, dia juga meninggal karena kesalahan meminum obat. Dia memiliki tahi lalat di tengkuknya, dia memiliki luka di—”

“Cukup. Dari mana kamu tahu soal itu?” ayah menatapku dengan pandangan tak percaya, dan lagi-lagi aku tertawa.

“Sebentar, aku masih belum selesai membicarakan semuanya.” aku menatap manik hazel milik ayahku, “sebelum dia meninggal, dia sempat membaca sebuah novel. Dan mengutuk seseorang di dalam novel itu. Paman, apakah Paman tahu, anak paman itu masih hidup sampai sekarang ...”

Ayahku menegang, dia menatapku dengan pandangan rumit.

“Kamu ... Bercanda. Jangan katakan hal yang tidak masuk akal padaku, Atharya.”

Atharya: Reborn as an Outcast.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang