Episode 7 Persiapan dan Pertemuan

10 0 0
                                    

Sore itu, suasana kampus terasa ramai dan penuh semangat. Aku baru saja pulang dari kelas dan memutuskan untuk singgah sebentar di sebuah toko pembuatan selempang. Pagi tadi, dosen memberitahuku bahwa sidang akhir akan segera tiba, dan aku ingin memastikan semuanya siap.

Setelah memarkirkan motorku dengan hati-hati, aku memasuki toko tersebut. Ibu pemilik toko dengan ramah menyambutku, dan aku pun memesan selempang untuk sidang nanti.

"Permisi bu, saya mau memesan selempang," ucapku sopan.

"Baik nak, kalau dipesan sekarang, akan selesai kurang lebih besok lusa ya. Silahkan tulis namanya di sini," kata ibu pemilik toko sambil menyerahkan secarik kertas.

Dengan hati-hati, aku menulis nama lengkapku dan gelar di secarik kertas itu. Namaku, Theo Ariel Saban Faturrahman S.T.

"Baik bu, sudah saya tulis," kataku sambil memberikan kertas tersebut kembali.

"Iya nak, bisa diambil besok lusa," kata ibu pemilik toko dengan senyum ramahnya.

Aku bergegas meninggalkan toko tersebut dan membuka pesan dari Ayu di ponselku.

"Ayu, aku sedang dalam perjalanan pulang. Tadi aku singgah untuk memesan selempang, jadi mungkin tidak bisa cepat merespon pesanmu karena aku sibuk," tulisku dalam chat.

Sampai di kos, aku langsung membuka laptopku dan melanjutkan latihan presentasi. Sidang akhir semakin dekat, dan aku ingin memastikan semuanya terasa sempurna. Setiap bab aku telaah dengan seksama, setiap kalimat kugunakan untuk menggambarkan hasil penelitianku dengan jelas.

Tiga jam berlalu dengan cepat, dan aku baru menyadari bahwa perutku mulai merasa lapar. Aku merasa bersyukur memiliki Ayu yang selalu peduli padaku.

"Theo, kamu masih latihan? Sudah makan dulu, sepertinya kamu belum makan dari tadi. Hari ini terlihat sangat sibuk ya? Aku merasa seperti kamu tidak punya waktu untuk aku," kata Ayu dengan kepedulian yang khas.

"Iya, maaf. Aku sedang dalam fokus, mencoba menyelesaikan semuanya. Aku akan cari makan dulu, terima kasih sudah khawatir," jawabku sambil tersenyum.

"Gpp, Theo. Aku hanya khawatir tentangmu. Semangat untuk persiapan sidangnya ya, sayang," kata Ayu dengan senyumnya yang membuat hatiku hangat.

Aku kemudian keluar untuk mencari makan. Aku memutuskan untuk mampir di penjual nasi goreng langganan di dekat kosanku. Namun, suasana hatiku sedikit suram, sehingga aku tidak terlalu banyak berbicara. Aku memesan, menunggu, dan kemudian pulang dengan perut yang terisi.

Hari ini adalah hari yang penuh persiapan dan pertemuan, baik dengan persiapan sidang maupun dengan Ayu yang selalu ada di sampingku. Meskipun ada kekhawatiran dan kesibukan, aku merasa beruntung memiliki dukungan dari Ayu dalam perjalanan ini.

PilihanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang