Episode 29 Pertemuan Kembali

9 0 0
                                    

Aku kembali ke Jogja dengan hati yang bercampur aduk. Persiapan untuk wisuda seharusnya membuatku merasa bahagia, namun hubunganku dengan Ayu semakin keruh. Aku merasa seperti berjalan di sepanjang lorong gelap tanpa arah.

Aku mendapatkan izin cuti dari pekerjaanku untuk mengurus wisuda. Meskipun senang akan pencapaian itu, perasaanku tak tenang. Ayu yang semakin menjauhiku membuatku gelisah. Pesan-pesan singkatnya terasa dingin dan jarang ada panggilan telepon yang hangat seperti dulu.

Saat aku menggali alasan di dalam benakku, aku tak bisa menemukan jawaban yang pasti. Apa yang aku lakukan? Apa yang terjadi? Pertanyaan-pertanyaan itu seperti hantu yang menghantuiku setiap hari.

Hari itu, sambil menatap layar ponselku, aku melihat story Ayu di media sosial. Dia berada di tempat yang aku kenal dengan baik, tempat yang sering kami kunjungi dulu. Dia terlihat begitu bahagia di dalam foto-foto bersama seseorang. Dan aku tahu siapa dia, Ucok.

Rasa sakit menusuk hatiku seperti pisau tajam. Aku tak bisa membendung air mata yang ingin keluar. Aku merasa seperti diremehkan, seperti diabaikan begitu saja. Semua usaha dan perasaan yang aku tanamkan sepertinya diabaikan begitu saja.

Tanpa sengaja, langkahku membawaku ke taman yang sama. Aku ingin mencari kedamaian di tempat ini, seperti dulu aku dan Alisya sering melakukannya. Tapi kali ini, di taman yang biasanya tenang, hatiku hanyut dalam perasaan kebingungan dan kesedihan.

Tiba-tiba, suara yang aku kenal terdengar di belakangku, "Theo?"

Aku berbalik dan aku melihatnya, Alisya, dengan senyuman hangatnya yang tidak pernah pudar di mataku.

"Alisya? Apa yang kamu lakukan di sini?" tanyaku dengan rasa kaget dan terkejut.

"Sejak kapan kamu kembali?" tanyanya balik.

Kami duduk di bangku taman yang familiar, seperti waktu-waktu dulu. Alisya mendengarkan ceritaku tentang Ayu dan semua perasaan yang sedang aku rasakan. Dia memberiku pandangan yang tulus, mengerti apa yang aku alami.

"Kamu tahu, Theo, hidup ini penuh dengan pilihan yang tak selalu mudah. Tapi yang terpenting adalah kamu harus menjadi dirimu sendiri dan berjuang untuk kebahagiaanmu sendiri," katanya dengan bijaksana.

Dia melanjutkan, "Aku tahu bahwa kamu pernah melalui banyak hal dengan Ayu. Tapi jika ada waktu di mana kamu harus melepaskan, ingatlah bahwa ada masa depan yang menanti dengan cerita yang baru."

Perbincangan kami terus berlanjut, dan di saat itu aku merasa Alisya memberiku dukungan dan kebijaksanaan yang aku butuhkan. Mungkin memang tidak mudah, tetapi hidup harus terus berjalan. Aku merasa bahwa meskipun hubunganku dengan Ayu semakin meruncing, aku tidak sendirian dalam perjuangan ini.

Kami berdua duduk di bawah matahari terbenam, melihat langit yang berubah warna. Aku merasa sedikit lega, dan aku tahu bahwa meskipun jalan ini berliku, aku akan menemukan kebahagiaan di ujungnya.

PilihanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang