Setelah menjalani penjelajahan di Jakarta, aku kembali ke Jogja dengan perasaan yang campur aduk. Di tengah-tengah segala keceriaan dan peristiwa yang baru saja aku alami, tugas-tugas akademik tetap menanti. Revisian sidang adalah prioritas utamaku sekarang. Kuliah dan masa depanku bergantung pada kelulusan sidang ini.
Aku menyadari bahwa setelah menghabiskan waktu yang lama di luar kota, aku harus segera kembali fokus pada akademik. Meskipun begitu, rasa penasaran dan kegelisahanku tentang pekerjaan tidak bisa aku abaikan.
Tidak lama setelah aku kembali, aku memutuskan untuk mulai mencari pekerjaan. Aku mengajukan berbagai lamaran ke perusahaan-perusahaan dan mengikuti berbagai tahap seleksi. Mulai dari wawancara hingga uji kemampuan, aku berusaha memberikan yang terbaik dan menunjukkan potensiku. Namun, jawaban yang aku terima tidak selalu positif.
Aku mengikuti berbagai interview dan skill test, namun sampai saat ini aku belum mendapatkan tawaran pekerjaan. Setiap kali aku menerima email penolakan, hatiku terasa berat. Aku merasa lelah dan frustrasi karena usahaku tidak membuahkan hasil.
Pada suatu hari, setelah menerima email penolakan lagi, aku merenung di kamar kos. Aku bertanya-tanya apakah aku cukup baik, cukup berpengalaman, atau cukup mampu untuk pekerjaan yang aku lamar. Namun, ketidakpastian itu tidak bisa berlarut-larut. Aku tahu aku harus tetap bergerak maju.
Aku melihat Ayu yang sedang bersama kelompoknya. Dia tampak bahagia dan semangat. Aku mengambil ponselku dan mulai mengirim pesan padanya. Aku ingin berbicara dengan seseorang yang bisa memahami perasaanku.
"Ayu, aku merasa frustasi. Aku sudah mengikuti berbagai tahap seleksi tapi belum diterima di mana-mana. Aku merasa kurang berharga."
Tak lama kemudian, Ayu membalas pesanku dengan kata-kata yang memberikan semangat.
"Theo, kamu jangan pernah meragukan dirimu sendiri. Aku tahu betapa hebatnya kamu. Ini hanya ujian kesabaran. Teruslah berjuang dan jangan menyerah."
Kata-kata Ayu menggema dalam hatiku. Aku menyadari bahwa rekan-rekan seangkatanku juga mengalami perjuangan yang sama. Kami semua berjuang untuk menemukan tempat di dunia pekerjaan.
Meskipun begitu, aku tetap melanjutkan pencarian pekerjaan. Aku ingin membuktikan pada diriku sendiri dan orang-orang di sekitarku bahwa aku bisa. Aku harus menghadapi kenyataan bahwa tidak ada jaminan kesuksesan instan. Pekerjaan keras dan kesabaran adalah kuncinya.
Meskipun aku masih belum diterima di perusahaan mana pun, aku yakin bahwa saatnya akan tiba. Aku harus terus bergerak maju dan menjalani perjalanan ini dengan tekad yang kuat. Kepercayaan diriku tidak boleh goyah, dan aku tahu bahwa Ayu, teman-temanku, dan keluargaku akan selalu mendukungku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pilihan
Teen Fiction"Pertaruhan" adalah kisah yang melibatkan Theo, sebuah kelanjutan dari kisah sebelumnya. Kisah ini menggambarkan perjalanan hidup Theo setelah berpisah dari Alisya, namun tidak lagi berkutat pada hubungan mereka. Pertaruhan dalam hidup Theo menjadi...