Setelah senja menghilang dan langit perlahan berganti menjadi gelap, aku mengajak Alisya untuk mengelilingi Malioboro. Langkah-langkah kami yang ringan berpadu dengan keramaian jalanan. Malam itu, Malioboro terlihat hidup dengan gemerlap lampu-lampu dan suara orang-orang yang bercakap-cakap riang.
Kami berjalan berdampingan, menghirup udara malam yang sejuk. Meskipun begitu banyak yang telah berubah sejak terakhir kali kami berdua berjalan di sini, rasanya seperti waktu berjalan mundur saat aku berjalan dengan Alisya di sisiku.
"Kamu ingat waktu kita dulu sering menghabiskan waktu di Malioboro ini?" tanyaku, tersenyum pada Alisya.
Alisya mengangguk sambil tersenyum juga, "Tentu saja, banyak kenangan indah yang kita bagikan di tempat ini."
Kami berhenti sejenak di depan sebuah kedai kopi kecil yang sering kami kunjungi. Aroma kopi yang harum menguar dari kedai itu mengingatkan kami pada banyak cerita dan tawa yang pernah kami bagikan di sini.
"Apa yang kamu pikirkan tentang semua ini?" tanyaku tiba-tiba, ingin tahu tentang perasaan Alisya.
Alisya menghela nafas, "Theo, kita memang pernah berbagi banyak momen yang luar biasa bersama. Tapi kamu tahu, hidup ini terus berjalan dan kita tidak lagi hidup di zaman yang sama."
Kata-kata Alisya itu menyentuh hatiku. Aku merasa dia benar. Kami masing-masing telah menjalani perjalanan hidup kami sendiri, menemukan arah dan tujuan yang berbeda-beda. Meskipun begitu, saat ini kami berada di tempat yang familiar, mengenang waktu-waktu indah yang telah berlalu.
Kami melanjutkan perjalanan kami, berjalan melewati toko-toko yang menjual barang-barang kerajinan tangan dan suvenir. Beberapa kali kami berhenti untuk melihat-lihat, mengomentari benda-benda yang unik dan lucu.
"Kau tahu, Theo, meskipun banyak hal telah berubah, aku merasa bersyukur bahwa kita masih bisa berbicara dan tertawa seperti dulu," ujar Alisya dengan senyum penuh arti.
Aku mengangguk setuju, "Ya, aku juga merasa begitu. Mungkin kita tidak lagi hidup di zaman yang sama, tapi itu tidak menghapus kenangan dan hubungan yang pernah ada di antara kita."
Kami berdua terus berjalan, sambil sesekali saling berbicara dan mengenang masa-masa lalu. Sejenak, aku merasa bahwa meskipun hubungan kami berdua sudah berubah, ada sesuatu yang tetap tak tergantikan antara kami.
Kami akhirnya kembali ke titik awal, di depan taman di mana kami pertama kali bertemu. Aku menatap Alisya dengan penuh makna, merasa beruntung bisa menghabiskan waktu bersamanya malam ini.
"Aku senang bisa bertemu denganmu lagi, Theo," katanya dengan tulus.
Aku tersenyum, "Aku juga, Alisya. Terima kasih atas perjalanan singkat ini, merenung kenangan lalu dan mengerti bahwa hidup terus berjalan."
Kami berdua berjabat tangan dengan hangat. Meskipun waktu telah berlalu dan banyak hal telah berubah, rasa hormat dan penghargaan terhadap satu sama lain tetap ada di antara kami.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pilihan
Teen Fiction"Pertaruhan" adalah kisah yang melibatkan Theo, sebuah kelanjutan dari kisah sebelumnya. Kisah ini menggambarkan perjalanan hidup Theo setelah berpisah dari Alisya, namun tidak lagi berkutat pada hubungan mereka. Pertaruhan dalam hidup Theo menjadi...