Episode 6 Persiapan Sidang dan Perasaan yang Muncul

13 0 0
                                    

Setiap hari terus berlalu dengan rutinitas yang tetap, menjalankan penelitian dan tugas kuliah. Aku terus fokus pada perjalanan menuju sidang skripsi, sebuah tahap besar dalam hidupku. Suatu hari, ketika aku sedang sibuk merangkai data dan tulisan, tiba-tiba dosen pembimbingku, Pak Ashar, mendekatiku dengan pandangan serius.

"Theo, bagaimana dengan revisi dari presentasi hasil kemarin? Sudah selesai?" tanyanya dengan ekspresi yang tak diragukan.

"Sudah, pak," jawabku sambil menyodorkan draft skripsiku padanya.

Dengan cermat, Pak Ashar memeriksa setiap bagian draft skripsi itu. Setelah beberapa menit yang mungkin terasa seperti waktu yang lebih lama, dia angkat wajahnya dan memberikan tanggapannya.

"Bab 1 terstruktur baik, Bab 2 jelas, Bab 3 terhubung dengan baik, Bab 4 detail, dan Bab 5 membawa kesimpulan yang kuat. Bagus, Theo. Sekarang, pastikan untuk memperbaiki desain dan tata letak PPT untuk presentasi hasil kemarin. Juga, pastikan bahwa isi dan tampilannya sesuai," kata Pak Ashar memberikan petunjuk yang sangat dibutuhkan.

Reaksi positif juga datang dari teman-teman sepenelitian. Farhan, teman baikku, melontarkan komentarnya, "Kita akan memiliki lulusan baru nanti, Theo. Selamat!"

Ucapan selamat juga mengalir dari anggota tim riset lainnya. Kegembiraan ini membuatku merasa diperhatikan dan dihargai.

"Aku akan mempersiapkan semuanya dengan baik untuk sidang," aku berbicara dengan semangat di tengah antusiasme teman-teman.

Namun, di tengah kegembiraan ini, aku tak lupa memberi tahu Ayu, orang yang selama ini telah memberiku dukungan.

"Ayu, aku akan sidang minggu ini," aku mengirim pesan singkat pada Ayu.

"Iya? Wow, selamat Theo! Aku merasa bahagia untukmu," balas Ayu dengan antusias.

Kembali menyibukkan diri dengan pekerjaan, aku merenungkan makna dari pertaruhan yang aku lakukan dalam hidupku. Aku berfikir tentang bagaimana semuanya dimulai dan mengapa aku memilih untuk melakukannya.

"Tapi ini semua akan segera berakhir," gumamku sendiri, sambil terus merapikan PPT dari presentasi sebelumnya. Desain dan tata letak yang lebih baik perlu diterapkan agar presentasi terlihat lebih profesional dan menarik.

Ternyata, tak hanya itu yang perlu aku atur. Aku harus mengurus berkas-berkas penting untuk mendaftar sidang. Salah satu hal yang harus aku siapkan adalah surat hasil plagiasi. Aku melengkapi semua berkas yang diperlukan dengan hati-hati.

Setelah menyelesaikan proses itu, aku berbicara dengan Pak Ashar tentang tanggal sidang yang tepat.

"Selasa, 8 Maret 2022, pukul 10.00," jawab Pak Ashar.

Dengan segala persiapan yang sudah aku lakukan, aku memutuskan untuk kembali ke kosanku. Aku berbagi kabar baik ini dengan Ayu.

"Aku pulang," pesan singkatku padanya.

"Selamat datang," balas Ayu dengan cepat.

Ayu mengirimkan sebuah video kepadaku. Aku membuka video tersebut dan melihat Ayu sedang berjalan-jalan sambil bercerita tentang kegiatannya.

"Ayu, sepertinya kamu suka jalan-jalan ya? Tapi itu tak apa, pasti karena merasa bosan. Jangan lupa untuk tetap fokus pada persiapan sidangmu. Aku yakin kamu akan berhasil. Semangat, sayang," ucap Ayu dalam video dengan senyuman.

Namun, perasaan dalam diriku bergejolak. Kenapa jantungku berdetak lebih cepat? Padahal, aku dan Ayu belum resmi menjalin hubungan.

Rasanya aneh, tapi juga menenangkan. Aku merenung, "Tapi, kenapa aku merasa begitu bahagia setelah sekian lama?"

PilihanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang