Episode 4 Kehadiran yang Menyentuh

21 0 0
                                    

Aku berusaha bangkit dari rutinitas yang melelahkan, meskipun aku sudah berpisah dengan Alisya selama setahun. Walaupun aku hampir berhasil melupakan, pertemuan kami baru-baru ini membawa kami ke percakapan yang belum pernah dijelajahi sebelumnya.

Aku membenamkan diri dalam skripsiku, sibuk dengan peran sebagai asisten riset di kampus. Tugas yang ditugaskan oleh dosenku membuatku bergabung dalam sebuah tim bersama Farhan, teman apartemenku, dan Siti, teman sekelas.

Misi kami adalah merancang keperluan penelitian, menghitung RAB, dan menyiapkan proposal. Hari-hari berlalu begitu cepat, pekerjaan yang padat memberikanku kesibukan yang semakin mengaburkan ingatanku akan Alisya. Fokusku beralih, digantikan oleh tekad untuk menjadi lebih baik dari hari sebelumnya.

Rutinitas berputar pada penelitian dan skripsi. Namun, suatu sore, sebuah notifikasi masuk ke ponselku.

"Baik, kak. Akan saya simpan. Maaf, baru sempat membaca," pesan dari seseorang.

Beberapa bulan lalu, aku memutuskan untuk mengganti nomor kartu dan respon datang dua bulan kemudian.

Awalnya, aku tidak terlalu memikirkannya. Namun, dari suatu titik, ketertarikan tumbuh di dalam diriku.

Komunikasi kami perlahan memperdalam hubungan kami. Kami mengobrol hampir setiap hari, berbicara tentang hal-hal sepele dan mendalam. Namanya Ayu, mahasiswi kedokteran. Kami bertemu dalam sebuah acara kampus, di mana aku bertindak sebagai LO.

Meski masih berusia 22 tahun, aku merasa ingin memiliki seseorang yang benar-benar menjadi tempat untuk kembali. Aku ingin punya rumah, keinginan itu begitu kuat dalam diriku. Aku bahkan berpikir untuk menikah di usia 25 tahun.

Aku merasa lelah, tidak memiliki tempat yang bisa kusebut pulang. Walaupun aku memiliki keluarga, mereka bukanlah tempat yang nyaman untukku.

Komunikasiku dengan Ayu menjadi semakin intens. Setiap hari kami berbincang, berbagi hal-hal sepele, dan menggali topik yang lebih dalam. Perlahan, ada perasaan aneh yang tumbuh di hatiku. Aku bertanya pada diriku sendiri, apakah ini cinta? Mungkin. Aku memberi waktu beberapa minggu, tetapi perasaan itu tetap ada, tak berubah.

Ketika aku bersama Ayu, rasanya seperti pulang. Rasanya seperti memiliki tempat yang nyaman untuk kembali. Tidak disangka, rasa ini tumbuh dan berkembang dengan begitu alami. Apakah ini tanda-tanda cinta yang sesungguhnya? Bagaimana perasaan ini akan membentuk pilihan-pilihan di masa depanku?

PilihanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang