Setelah mengurus wisuda, aku kembali ke Malang untuk bekerja. Namun, takdir berkata lain. Sebuah pesan dari Ayu datang, mengguncang perasaanku. Dia memberitahuku bahwa dia memilih Ucok daripada aku. Ayu memilih Ucok karena Ucok ingin berubah dan bersama dengannya. Meskipun aku mencoba membujuknya, keputusannya tidak bergoyah. Aku merasa hampa dan kosong, kehilangan makna dari segalanya.
Selama seminggu, kinerjaku merosot drastis. Aku merasa seperti ada kabut gelap yang menyelimuti pikiranku. Aku memutuskan untuk berbicara dengan Fara, sahabatku. Aku tahu dia selalu ada untukku, mendengarkan dan memberikan nasihat yang bijaksana.
"Fara, aku merasa hancur. Semua terasa hampa setelah Ayu memilih Ucok," akunya kepada Fara.
Fara mendengarkan dengan penuh perhatian. "Theo, aku tahu betapa sulitnya situasi ini bagimu. Tapi kamu harus ingat bahwa hidupmu bukan hanya tentang Ayu. Ada begitu banyak hal yang masih menanti di depan."
Aku mengangguk, meskipun rasanya sulit untuk melupakan semua yang telah kami bagikan bersama Ayu. Fara menyarankanku untuk mencari bantuan dari seorang psikoterapis. Awalnya, aku ragu, tapi setelah berpikir panjang, aku memutuskan untuk mencobanya.
Ketika aku duduk di hadapan psikoterapis, perasaanku campur aduk. Dia bertanya bagaimana aku merasa, dan aku merasa kesulitan untuk menemukan kata-kata yang tepat. Dia memberikanku beberapa kertas dan pena, meminta aku untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan dan menuliskan apa yang membuatku merasa baik atau buruk.
Aku mulai menulis dengan penuh perasaan. Aku menuliskan semua yang ada dalam pikiranku, baik itu kehampaan, kebingungan, atau kesedihan yang mendalam. Aku juga mencoba untuk menemukan hal-hal positif yang masih bisa kurasakan.
Setelah sesi pertama dengan psikoterapis, aku merasa ada sedikit pencerahan dalam diriku. Namun, proses penyembuhan tidak instan. Aku masih merasakan hampa dan kesedihan, tapi aku tahu aku sedang dalam perjalanan menuju pemulihan. Setelah sesi tersebut, aku dan Fara memutuskan untuk jalan-jalan menelusuri kota Malang. Kami berbicara tentang berbagai hal, tertawa, dan kadang-kadang merenung. Kami menemukan sebuah cafe yang nyaman dan kami duduk berbicara hingga larut malam. Meskipun perasaanku masih penuh dengan keraguan dan kekosongan, setidaknya aku merasa ada seseorang yang mendengarkan dan peduli.
Aku sadar bahwa penyembuhan tidak datang dengan cepat, tapi aku bersedia melalui proses ini. Aku berjanji pada diriku sendiri bahwa aku akan bangkit kembali, menemukan makna hidup yang baru, dan belajar untuk melepaskan apa yang tidak bisa aku kendalikan. Dan meskipun Ayu telah membuat pilihannya, aku juga harus membuat pilihan untuk diriku sendiri, untuk hidupku yang masih panjang di depan sana
KAMU SEDANG MEMBACA
Pilihan
Fiksi Remaja"Pertaruhan" adalah kisah yang melibatkan Theo, sebuah kelanjutan dari kisah sebelumnya. Kisah ini menggambarkan perjalanan hidup Theo setelah berpisah dari Alisya, namun tidak lagi berkutat pada hubungan mereka. Pertaruhan dalam hidup Theo menjadi...