Setelah kembali dari hari yang melelahkan, aku dan keluargaku memutuskan untuk melanjutkan petualangan kami. Keesokan harinya, kami berencana untuk pergi ke Puncak Bogor, sebuah tempat yang terkenal dengan pemandangan indah dan udara segar.
Dengan mobil pribadi, kami berangkat pagi-pagi. Perjalanan menuju Puncak Bogor memakan waktu, tapi pemandangan di sepanjang jalan membuat setiap perjalanan terasa menyenangkan. Aku melihat hamparan hijau perkebunan dan bukit-bukit yang indah.
Ketika kami tiba di Puncak Bogor, pemandangan yang mengagumkan menanti kami. Aku berjalan di antara pepohonan rindang dan merasakan udara yang begitu segar. Bersama keluarga, kami menikmati momen indah ini, berfoto di depan pemandangan yang menakjubkan.
Namun, setelah kami kembali dari Puncak Bogor, kondisiku mulai berubah. Badanku terasa lemas, dan suhu tubuhku naik. Semakin lama, demamku semakin tinggi. Aku terbaring lemah di kamarku, tanpa energi untuk melakukan apapun.
Aku merasa sangat lelah dan tidak enak badan. Dadaku terasa sesak, dan aku merasa pusing. Ternyata, perjalanan dan kelelahan menguras energiku, dan demam mulai menyerang tubuhku. Aku merasa tidak berdaya dan ingin cepat sembuh.
Saat itu, Ayu mengirim banyak pesan ke ponselku, tapi aku tidak merasa punya tenaga untuk membacanya. Tubuhku terasa semakin lemah, dan tidur adalah satu-satunya yang kuinginkan.
Dalam tidurku yang penuh gejala demam, aku terbangun sesekali dan melihat ponselku yang berdering. Pesan-pesan dari Ayu penuh perhatian, tapi aku tidak mampu meresponsnya. Perasaan bersalah karena tidak dapat membalas pesannya membuatku semakin tertekan.
Hari-hari berikutnya adalah tantangan. Aku terbaring di tempat tidur, merasa lemah dan demam yang tak kunjung reda. Ayu terus mengirim pesan, tapi aku merasa tidak dapat memberikan perhatian sepenuhnya pada pesan-pesannya. Aku ingin sembuh secepatnya agar bisa kembali berkomunikasi dengan Ayu.
Setelah beberapa hari yang sulit, akhirnya demamku mulai mereda. Aku merasa lega dan berterima kasih atas perawatan keluargaku. Begitu aku merasa lebih baik, aku langsung membuka ponselku dan membaca pesan-pesan dari Ayu. Aku merasa bersalah karena tidak merespons pesannya selama sakit.
Aku dengan cepat mengetikkan balasan atas semua pesan Ayu, menjelaskan kondisiku dan mengucapkan terima kasih atas perhatiannya. Dia merespons dengan candaan ringan dan kata-kata semangat. Dalam saat-saat sulitku, Ayu tetap ada di sampingku, memberikan dukungan dan cinta.
Tantangan demam ini mengajarkan aku tentang pentingnya kesehatan dan perhatian dari orang-orang terdekat. Aku juga belajar bahwa dalam kesulitan, Ayu adalah sosok yang selalu ada untukku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pilihan
Fiksi Remaja"Pertaruhan" adalah kisah yang melibatkan Theo, sebuah kelanjutan dari kisah sebelumnya. Kisah ini menggambarkan perjalanan hidup Theo setelah berpisah dari Alisya, namun tidak lagi berkutat pada hubungan mereka. Pertaruhan dalam hidup Theo menjadi...