BAB 16

244 46 10
                                    

Setelah sekian lama menunggu, akhirnya Demyanaru dapat mewujudkan tujuan utamanya berkunjung ke Tokyo. Dia begitu bersemangat untuk mengubah gaya motornya. Racing adalah tema yang dipilih, menyesuaikan profilnya sebagai pemburu balapan liar.

Dengan Teknik sederhana, modifikasi dilakukan menggunakan airbrush painting pada grafis badan motor. Desain seragam layaknya pembalap profesional, yaitu perpaduan putih, jingga dan merah yang menambah kesan segar dan berani.

"Kukira kau bakal mengubahnya habis-habisan. Kau lihat 'kan motor-motor di arena tempo hari? Semuanya tampak liar juga menantang. Kenapa kau pilih tema simpel begini, padahal sudah jauh-jauh datang dari benua seberang?"

"Yang kubutuhkan lebih dari sekadar kepuasan emosional. Aku memang menyukai desain motor dengan sentuhan liar, teranyar ataupun keunikan-keunikan lain yang belum pernah terpikirkan. Tapi, aku tetap menginginkan kesan elegan. Dan lagi--" Naru berjongkok untuk melepas satu-persatu pinggiran stiker yang masih menempel. "Aku sudah memperoleh pembelajaran penting dari praktik penerapan teknik dasar sampai ke detail terkecil yang kau berikan selama beberapa hari di galeri ini."

"Kau sangat cepat memahami. Padahal aku hanya mendemokan sekali."

"Aku bekerja di galeri motor juga di sana. Keseharianku tidak bisa jauh-jauh dari onderdil mesin motor."

"Pantas kau tidak kesulitan saat membongkar semua suku cadangnya."

"Kemampuanku akan bernilai mahal berkat ilmu modifikasi dari tangan cerdas sepertimu."

"Aku tidak berpengaruh banyak. Kau melakukannya secara otodidak. Aku bahkan tidak perlu repot-repot menjelaskan secara khusus padamu. Dan ini buktinya--" Shikamaru menggeleng-geleng menyaksikan perubahan signifikan terhadap visual motor si Demyanaru. "Gagah sekali. Orang-orang yang berpapasan dengan Kyubi-mu pasti tercengang. Ia persis kopian langsung dari salah satu personil di arena balapan resmi. Elegan, kau pantas menamainya demikian."

"Bukannya ini bagian dari legenda Honda? Maksudku motif perpaduan tiga warna." Demyanaru bergeser ke sisi satunya, masih untuk melepas stiker.

"Ya, dan kau mengambil warna-warna yang pas."

"Aku juga berterimakasih untuk aksen hitam yang kau tambahkan."

"Hitam supaya mempertegas body motor." Hening sejenak sebelum Shikamaru berjongkok dan berkata, "Jingga warna favoritmu? Kenapa Kaliper remnya tidak diberi warna merah?"

"Stigma jingga di mata umum hanya sebagai perwakilan dari sifat ceria dan tidak serius. Aku ingin membuktikan bahwa penggiring opini tersebut tak sepenuhnya benar. Pemilihan warna tak selalu mewakili karakter apapun, bisa saja punya makna berbeda bagi masing-masing individu."

Detik berikutnya Shikamaru manggut-manggut. Dia kembali bangkit sembari menyilangkan lengan-lengannya, "Grip dan kopling ala Racing Boy, pijakan kaki tipe underbone, winglet plus sepasang mini spion." Dan Shikamaru mengangguk ulang, mengagumi perincian yang diterapkan Demyanaru benar-benar selaras. Luar biasa!" Berujung dia bertepuk tangan, mengapresiasi maha karya dari rekan asing di depannya.

"Perhatikan knalpotnya!"

"Oo, waw! Aku baru melihatnya. Sekarang hasil dari tangan seniman sudah tampak sempurna!"

Tak ayal Demyamaru pun turut tersenyum bangga atas kerja keras dan kesabarannya. "Berapa yang harus kubayar untuk semua kehebatan ini?"

"Jangan bercanda!"

"Aku serius, Shikamaru. Kupikir ada harga yang pantas setelah kebebasan yang kuperoleh di galerimu."

"Hadiahku atas kemenanganmu, juga sambutan selamat datang yang percuma. Lagi pula, murni kau yang mengerjakannya sendirian."

Neophyte ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang