Di sebuah Mansion yang besar dan mewah tampak seorang gadis remaja duduk bersama dua orang dewasa dan seorang anak kecil berusia delapan tahun di ruang makan, suasana begitu hening tanpa bicara hingga sarapan pagi selesai.
"Ayo berangkat sekolah," ajak gadis remaja itu berdiri dari duduk menatap anak kecil yang mengangguk turun dari kursi
Tangan mungil itu di gandeng oleh gadis remaja itu menuju pintu Mansion, tiba di depan sudah ada supir pribadi yang membuka kan pintu mobil, mereka berdua melangkah menuju mobil, anak kecil itu di bantu naik ke dalam mobil di ikuti oleh gadis dingin itu.
Mobil bergerak perlahan meninggalkan Mansion yang jauh dari gerbang utama, kemudian mobil bergerak dengan kecepatan sedang keluar dari gerbang Mansion, tak lama kemudian mobil sudah berada di pusat kota melaju dengan kecepatan sedang.
"Nanti jangan kemana mana, jam istirahat berbunyi eonnie jemput, kita makan di kantin bersama," kata gadis itu
"Nee eonnie," angguk nya patuh
Gadis itu tersenyum mencium pipi sang adik yang memeluk gadis itu, mobil memasuki kawasan sekolah yang bertingkat dan luas banget.
Sekolah itu terdiri dari tingkat SD, SMP, SMA hanya beda gedung sekolah saja tapi masih satu kawasan, mobil berhenti di parkiran sekolah, kedua kakak beradik itu keluar dari mobil yang pintu nya terbuka otomatis.
"Terimakasih pak," ucap gadis itu
"Sama sama nona" jawab supir pribadi
Gadis itu berjalan menuju koridor sekolah mengantarkan adiknya menuju kelas dua SD, sepanjang jalan mereka menjadi pusat perhatian seluruh siswa siswi sekolah namun mereka berdua selalu mengabaikan dan acuh.
Mereka berdua di kenal sebagai gadis dingin dan tatapan mata nya begitu tajam, banyak laki laki yang tergolong senior tertarik kepada gadis remaja itu namun tidak ada yang berani untuk mendekat, gadis remaja itu juga tidak akan segan dan takut kepada siapa pun termasuk guru bahkan kepala sekolah sekali pun jika ada yang mengganggu adiknya atau berlaku tidak adil terhadap sang adik.
Bisa bisa nyawa melayang di tangan gadis dingin itu, berani membuat adiknya menangis dan lecet sedikit saja persiapkan nyawa jadi taruhan nya, makanya para guru atau pun siswa siswi dari kalangan mana pun tidak ada yang berani untuk mengusik dua saudara itu.
"Belajar yang rajin ya, jangan nakal mengerti," kata gadis itu saat sampai di depan kelas adiknya
"Mengerti eonnie, makasih udah anterin adek sampai di kelas, eonnie juga rajin belajar jangan nakal," ucap nya tersenyum
"Tentu, berteman lah dengan orang yang baik dan tulus, jika mereka cuma manfaatin kamu, jauhi mereka, jangan memulai hal yang memicu pertengkaran, mengerti." tegas nya
"Mengerti eonnie," angguk nya
Gadis itu membungkuk agar adik nya bisa mencium pipi dia, setelah mendapatkan ciuman dari sang adik, gadis itu mencium kedua pipi dan kening adik nya.
"Masuk lah, eonnie akan ke kelas juga," katanya lembut
"Nee eonnie, i love you, eonnie"
"I love you too, adek" balas nya
Gadis itu pergi meninggalkan adik nya yang yang memandangi kepergian sang eonnie, dia masuk ke dalam kelas berjalan menuju tempat duduk nya, meletakkan tas di kursi mengeluarkan buku untuk dia baca hingga datang lah dua gadis kecil seumuran dengan nya.
"Hai Ella, kamu udah datang, kita kira belum," kata salah satu dari dua gadis kecil itu
"Baru saja," acuhnya masih membaca buku