17. Mendadak

738 154 11
                                    

Dalam waktu dua bulan pasca putus dengan Indra, Syl nggak menyangka akan melewati fase menyakitkan itu ditemani seseorang yang akhirnya memegang komitmennya.

Arga... Malam ini akan datang ke rumah dengan membawa dirinya sendiri, meminta Syl pada ibu dan Bang Bagas yang sejak pagi ini mengomel tanpa henti setelah tau sahabatnya akan melamar sang adik.

Bagas nggak habis pikir dengan kedua orang ini, bagaimana bisa mereka menjalani hubungan diam-diam. Ah tidak, Arga telah memberitahunya kalau mereka pacaran. Tapi Bagas yang denial, menganggap kalau ucapan Arga cuma candaan semata.

Niat awal ia menjodohkan Arga dan Syl tentu nggak begitu serius, dia cuma nggak mau melihat Syl berlarut-larut memikirkan mantan kekasih brengseknya itu dan menyodorkan Arga sebagai obat.

Pikirnya, kan bisa jadi mereka nggak cocok dan memutuskan untuk nggak melanjutkan perjodohan aneh yang dia lakukan. Tapi kenapa malah berujung lamaran?

"Kamu kenapa sih dari tadi? Anak kamu pusing liatin kamu mondar-mandir terus tau!" Tegur Ineke yang ikutan pusing melihat suaminya gelisah sejak pagi.

"Syl bakalan dilamar sama Arga, kamu percaya itu?"

"Ya percaya lah, kenapa enggak?"

"Kenapa kamu percaya?" Tanya Bagas protes, ia masih nggak bisa menerima kenyataan ini.

"Karena ini Arga, Pa... Dia Arga, sahabat kamu yang berjuang mati-matian buat hidup yang lebih layak, dia Arga yang kalau udah serius sama cewek nggak pernah mikirin perempuan lain, kamu yang paling kenal sama dia, kamu pasti tau gimana Arga."

Bagas menghempaskan tubuhnya di bibir ranjang, suara Selby yang memanggil membuat Bagas menoleh pada balita lucu yang sudah mengenakan pakaian yang sama persis dengan baju ibunya. Bagas menarik Selby dalam pelukannya.

"Syl masih terlalu kecil nggak sih?" Bisik Bagas.

Ineke nggak percaya dengan pertanyaan suaminya, kecil katanya?

"Dia udah mau dua puluh delapan tahun kalau kamu lupa," ingat Ineke yang sudah berkacak pinggang didepan suaminya, "Siapa yang marah waktu tau Syl putus sama Indra? Siapa yang ikutan pusing waktu Ibu curhat? Siapa yang iseng jodoh-jodohin mereka? Seenggaknya kamu bisa jauh lebih tenang karena yang akan nikahin Syl itu Arga. Orang yang sebagian hidupnya kamu tau, orang yang kita yakin nggak akan macem-macem."

Bagas mengecup puncak kepala Selby dengan sayang.

"Udah lah, kamu tenangin diri dulu, aku mau bantu ibu sama Syl nyiapin makan malam." Ineke meninggalkan Bagas dan Selby didalam kamar bujang suaminya.

Bagas menghela nafas berkali-kali, wajahnya kelihatan sekali tertekan dan Selby malah bingung melihat ayahnya.

"Papa..."

"Ya sayang?"

"Mama?"

"Mama diluar, Selby sama Papa dulu."

Melihat putrinya, Bagas jadi ingat waktu Syl masih seumuran Selby. Waktu memang berlalu dengan sangat cepat.

"Kamu jangan terlalu cepat besar ya, Nak?"

HAPPINESSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang