27. END

1.6K 164 7
                                    

26. Harapan

"Semoga yang ini jadi ya?" -Arga

Yang belum baca Part 26 silahkan mampir ke Karya karsa sebelum lanjut baca di part ini.

Ini akan jadi part terakhir dan akan ada extra part yang akan dipublish kalau nggak hari ini berarti besok (Di Wattpad).
Extra part akan di ambil dari sudut pandang Indra, jadi jangan hapus dulu cerita ini dari perpustakaan kalian.

Semoga kalian suka ❤️❤️

.
.
.
.

Pagi ini Ibu sudah jauh lebih sehat, panasnya telah turun dan pagi-pagi sekali sudah bangun untuk membuatkan sarapan. Biasanya Syl sudah keluar kamar begitu pukul tujuh pagi, maksimal sekali pukul delapan. Namun hingga setengah sembilan anak bungsunya itu belum juga tampak keluar kamar.

Semalam ibu menyadari kalau Syl tidur di kamarnya, namun entah jam berapa gadis itu pindah.

"Ibu udah sehat?" Tanya Arga yang melihat mertuanya sedang beres-beres di dapur.

Ia kesiangan, apalagi Syl yang masih terlelap diatas ranjang dengan tubuh telanjangnya. Arga membiarkan Syl istirahat untuk memulihkan tenaganya, khawatir kalau Syl akan sakit.

"Panasnya udah turun, Syl belum bangun?" Tanya Ibu.

Arga menggeleng pelan dan meraih gelas untuk mengisi air hangat. Walaupun minum air dingin lebih nikmat, namun demi kesehatan air hangat menjadi pilihan yang tepat ditengah cuaca yang kadang berubah-ubah.

"Tumben."

"Dari kemarin agak kecapekan, Bu... Arga nggak tega mau bangunin."

"Hamil?" Arga termenung sejenak sebelum menggedikkan bahu, "Nggak tau, belum cek."

"Waktu kalian nikah kayanya Syl baru selesai mens, jangan-jangan udah isi?"

"Kurang tau bu, nanti deh coba Arga minta Syl buat tes." Mengalihkan pembicaraan, Arga menawarkan Ibu untuk pergi ke rumah sakit untuk periksa kesehatan agar mendapatkan obat yang tepat. Obat yang ia beli di apotik kemarin nggak menggunakan resep dokter, Arga hanya menyebutkan ciri-ciri sakit yang di alami ibu hingga ia yakin nggak cukup akurat. Minimal nggak seperti yang diresepkan dokter.

"Ibu udah baikan, tadi juga ibu udah minum obat yang kamu beli kemarin."

"Kalau terasa makin parah, ibu ngomong ya? Biar langsung di tangani dokter."

"Iya, ibu paling cuma kecapean aja kemarin habis jalan-jalan sama teman."

***

Arga kembali ke kamar begitu selesai membuat kopi, ia sengaja menunggu Syl bangun untuk sarapan bersama karena Ibu yang ternyata sudah sarapan duluan untuk minum obat. Kini beliau tengah berjemur atas saran Arga untuk meningkatkan imun tubuh.

Begitu masuk kamar, ia tak sengaja melihat celana dalam berenda yang istrinya gunakan semalam tergeletak di bawah ranjang bagian dalam. Ia telah memasukkan semua baju yang semalam berserakan di dalam keranjang kotor, ternyata pakaian dalam milik Syl tertinggal disana.

"Bang..." Panggil Syl.

"Iya?"

Arga menoleh melihat Syl sudah bangun, matanya menyipit menyesuaikan cahaya matahari yang sudah cukup tinggi.

"Jam berapa?"

"Udah mau jam sembilan kamu ada janji keluar?" Tanya Arga yang kembali ke ranjang untuk memberikan satu ciuman selamat pagi.

HAPPINESSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang