"Btw, itu mobil lo?" Tunjuk Syl pada sebuah mobil sedan putih didepan, ia hanya perlu memastikan kalau tebakannya nggak salah.
Aruni melirik keluar jendela dan mengangguk.
"Jadi yang beberapa hari ini parkir depan rumah dengan alasan yang nggak jelas itu lo?" Tanya Syl langsung pada Ariel, perempuan berparas cantik itu tampak terkejut, "Kenapa? Ngapain lo disana?" Syl nggak bisa menahan diri untuk bertanya.
Kalau memang ada yang belum terselesaikan, Ariel harusnya mengajak Arga bertemu secara langsung, nggak menguntit seperti yang telah dilakukannya beberapa hari ini dan membuat orang lain tidak nyaman.
"Sorry."
"Gue nggak butuh maaf lo, kalau ada yang perlu dibicarain, langsung ajak ketemu laki gue, jangan bikin orang nggak nyaman."
"Udah nggak ada yang perlu dibicarain lagi, aku sama dia udah nggak ada urusan." Entah sejak kapan Arga datang, pria itu tiba-tiba muncul dan membubuhkan satu kecupan kecil di puncak kepala Syl.
"Sorry, gue masih ada urusan lain." Ariel beranjak seraya menenteng tas jinjing miliknya, berlalu dari hadapan Arga dan Syl.
Arga masih enggak paham kenapa Ariel tiba-tiba kembali kedalam kehidupannya yang damai. Kalaupun masih ingin berjuang, kenapa nggak dari dulu?
Arga bukannya menyesali keadaan dan berharap kalau mereka kembali bersama, enggak sama sekali. Tapi kalau Ariel masih mengganggu ketika dirinya sudah menikah begini, Arga takut hal itu hanya akan menjadi masalah di tengah pernikahannya dengan Syl.
"Dia udah lama disini?" Tanya Arga.
Syl menggeleng pelan, "paling baru tiga menit."
Arga mengajak Syl ke ruangan perempuan itu. Tujuannya menghampiri istrinya adalah untuk makan siang bersama, pagi tadi juga Arga sudah bilang kalau dia akan datang ketika makan siang. Siapa yang menyangka kalau Ariel dengan berani menghampiri Syl.
"Ngobrol apa aja?" Tanya Arga seraya membuka kantong makanan yang dia bawa dari restoran.
"Nggak banyak, yang kamu denger ya itu aku baru mulai ngomong sama dia."
"Maaf ya? Bikin kamu nggak nyaman."
Syl menggeleng pelan, "Nggak masalah."
Ia sejujurnya agak sedikit kesal pada Ariel yang terkesan menghindar pada akhirnya. Perempuan itu sudah repot mengawasi rumahnya yang mungkin bertujuan untuk bertemu Arga, kini justru malah menghindari pertemuannya.
Kenapa? Apakah mereka akan bertemu diam-diam dibelakangnya?
Semalam ia merasa baik-baik saja kalau Arga bertemu dengan Ariel untuk menyelesaikan permasalahan mereka. Namun melihat betapa cantiknya Ariel hari ini membuat Syl... Iri, cemburu pada kecantikan perempuan itu.
Ariel tampak sangat sempurna.
"Kenapa? Kamu nggak suka?" Ikan kuah kuning didepannya tampak menggiurkan. Tapi jujur saja, Syl benci makan ikan karena ribet. Selain itu, ia juga memiliki alergi terhadap makanan laut.
"Ini ikan mas, kamu nggak papa makan ikan mas?" Tanya Arga.
Lagi-lagi Syl menggeleng.
"Aku makan sayurnya aja deh."
"Kenapa?"
"Aku nggak bisa makan ikan, ribet..." Gerutu Syl sambil mengambil Sendok di lemari belakang kursi kerjanya, memberikannya satu pasang dengan garpu pada Arga kalau pria itu ingin menggunakannya.
"Aku pisahin daging sama durinya, tunggu bentar." Arga berlalu keluar ruangan Syl sementara perempuan itu sudah mulai makan sayur yang Arga bawa. Rasa gurih dan sedikit pahit menyapa lidah, tumis daun pepaya yang Arga bawa nggak buruk, masih cocok dilidahnya.
"Pakai tangan nggak papa ya?" Mereka duduk bersebrangan, Syl duduk dikursi kerjanya dan Arga duduk dikursi yang berhadapan langsung dengannya. Meja kecil ini sudah penuh makanan, beberapa barang telah dijauhkan agar tidak terkena minyak atau kuah makanan mereka.
"Nggak papa."
Arga mulai memisahkan duri dan daging ikan yang berukuran lumayan besar, bagian punggung ikan yang punya banyak daging ia serahkan pada Syl, sementara bagian lainnya Arga singkirkan untuk ia makan sendiri.
"Suapin, Bang..." Syl membuka mulutnya lebar, menunggu suapan pertama dari suaminya.
Arga hanya menurut, memberikan satu suapan setelah memastikan daging ikan terbebas dari duri.
"Abang, aku mau tanya." Syl mendadak penasaran bagaimana perasaan Arga terhadap Ariel sekarang. Perempuan itu kini berbalik mengejarnya, apakah perasaan yang dulu sempat ada kini kembali muncul?
"Apa?"
"Abang masih punya perasaan sama Ariel?" Tanya Syl.
"Ngaco," sanggah Arga cepat. Tangannya memberikan satu suapan lagi untuk Syl agar perempuan itu berhenti membicarakan omong kosong semacam itu.
"Jawab aja," ujar Syl di tengah kunyahanya.
"Enggak, aku nggak ada perasaan lagi buat dia." Kali ini Arga menatap Syl dengan tatapan serius, "Kalau masih ada perasaan buat dia, aku nggak akan disini suapin kamu sekarang."
Syl mengangguk pelan, sedikit puas dengan jawaban Arga yang sesuai dengan keinginannya. Namun, sebagai perempuan Syl tentu nggak begitu saja menyudahi obrolan yang bisa berujung pada pertengkaran ini.
"Tapikan Ariel cantik, justru cantikan dia dari pada aku."
"Udah deh, mau dia kaya gimana juga yang jadi istriku kamu."
"Abang menyesal?"
"Menyesal apa?"
"Nikah sama aku, bukan sama Ariel."
Kini Arga menggeleng tegas. Menyesal? Justru kalau boleh memutar ulang waktu, Arga ingin mengutarakan perasaannya dulu pada Syl, saat ia menyukai perempuan itu untuk pertama kalinya.
"Aku menyesal, tapi bukan karena nikahin kamu..."
"Trus?"
"Kamu tau? Aku dulu pernah suka sama kamu."
"Hah?" Bagai orang bodoh Syl cuma bisa melongo pendengar pengakuan Arga, "Kapan?"
"Waktu... Pertama kali kita ketemu."
Syl mengerjap pelan, mengingat moment pertemuan pertama mereka. Otaknya nggak mampu mengingat dengan jelas, yang dapat ia tangkap hanya Arga yang datang ke rumah dengan Bagas ketika pulang sekolah. Saat itu mereka masih SMA dan Syl masih... SD. Lebih tepatnya baru lulus SD.
Damn.
"Kamu pedofil?" Bisik Syl tak percaya.
"Apa?"
"Kamu suka sama aku pas aku masih SD!" Membayangkan dirinya saat semasa itu membuat Syl jijik sendiri. Dia masih ingusan, masih boncel -walaupun sampai sekarang tingginya juga nggak jauh beda-, kemudian dekil... OMG! Apa yang Arga suka darinya waktu itu?
"Kamu lucu tau waktu itu."
---
26. Harapan
"Semoga yang ini jadi ya?" -Arga
.
.
.Untuk part 26, kalian bisa menikmatinya di Karya Karsa, dan kalaupun nggak mau baca karena berbayar juga nggak papa.
Part 27 sekaligus part yang akan menutup cerita ini akan dipublish besok.
Semoga kalian suka keseluruhan dari cerita ini.
❤️❤️
KAMU SEDANG MEMBACA
HAPPINESS
Romance"Gue harusnya lamar Syl begitu gue yakin kami bersama, bukannya dengerin Ibu untuk ngejar karir dulu, bukannya mentingin lo diatas kebersamaan kami. Atau gue harusnya berjuang begitu malam itu dia minta putus, bukannya ngurusin kerjaan yang nggak ak...