Malam ini adalah malam kedua Arga tinggal dirumah ibu mertuanya, Ibu sama sekali nggak masalah kalau pada akhirnya mereka tinggal disana, juga tidak melarang kalau Arga ingin membawa Syl tinggal dirumah yang mungkin sudah disiapkan. namun karena Arga dan Syl telah mencapai kesepakatan bersama untuk tinggal dirumah ini, jadilah mereka akan tinggal menemani ibu.
Barang-barang Arga akan di ambil secara berkala, lagipula jarak apartemen dan rumah orang tua istrinya nggak begitu jauh sehingga nggak susah bagi Arga mengambil barang yang diperlukan secara mendadak.
"Ranjangnya terlalu kecil nggak sih?" ranjang tidur Syl nggak begitu besar karena selama ini ia hanya menidurinya sendiri, hampir nggak pernah ada yang menginap, bahkan teman-teman sekalipun. Dan ingatan mengenai tempat tinggal setelah menikah barulah terpikirkan siang tadi, jadi nggak ada waktu untuk mereka menyiapkan hal semacam ini.
Malam pertama setelah sah menikah beberapa hari lalu terlewati begitu saja. Karena kelelahan, Syl juga tidak merasa kalau ranjangnya cukup kecil untuk di tiduri mereka berdua dan terlewatkan begitu saja.
Baru malam ini ia menyadarinya.
"Nggak papa, masih muat kok," ujar Arga.
"Beneran?"
"Nanti kalau udah nambah satu anggota keluarga, baru dipikirin buat beli baru yang besar, sekarang segini aja cukup."
"Pengen banget punya anak?"
"Siapa sih yang nggak mau punya anak, Syl?" Perempuan itu mengangguk setuju. Mereka sama-sama ingin punya bayi, apalagi Syl yang kebetulan suka dengan anak kecil sehingga nggak mau menunda kehamilan. Tapi berhubung mereka menikah bukan karena cinta, Syl juga nggak mau terburu-buru, ia ingin menikmati waktu pacaran halalnya dengan sang suami. nggak ngoyo dan terlalu berharap akan segera hamil.
Sedikasihnya aja.
"Kita perlu program nggak sih?" tanya Syl.
Arga yang ditanya begitu cukup bingung karena nggak paham mengenai program kehamilan, yang ada diotaknya cuma...
"Nggak tau, yang penting bikin aja nggak sih?"
Kan, jawaban Arga sama sekali nggak membantu.
"Mau cek kesehatan nggak? siapa tau kan kalau amit-amitnya ada apa-apa, jadi bisa segera ditangani." Syl pernah dengar cerita dari Bagas kalau abangnya dan kakak iparnya itu sempat melakukan cek kesehatan alat reproduksi sebelum menikah dulu, demi mencegah hal-hal yang nggak diinginkan dimasa depan, nggak ada salahnya mereka mencoba hal yang sama juga kan?
"Boleh deh kalau kamu mau, sekalian kita tanya masalah kehamilan itu perlu program apa enggak."
"Oke, besok aku tanya kak Ineke rekomendasi dokter kandungan yang bagus."
***
Setelah makan malam bersama Ibu mertua dan sang istri. Arga duduk di teras rumah karena ingin merokok, sejujurnya Arga nggak begitu aktif merokok... Namun ada kalanya ia ingin menghisapnya tanpa alasan.
Sekitar pukul sembilan Arga menyusul istrinya ke kamar, Syl tampak sedang rebahan dengan tablet di tangannya. Melanjutkan nonton drama korea.
"Pintu sama jendela udah di kunci?" Perempuan itu menaruh tabletnya setelah mem-pause tontonnya.
"Udah..." Terlebih dulu, Arga membersihkan diri sebelum bergabung di ranjang bersama Syl yang langsung memeluk tubuh suaminya.
"Kenapa nih tiba-tiba," Arga tertawa kecil seraya mendekap tubuh Syl tak kalah erat. Syl memang sudah tidak lagi malu jika tiba-tiba minta pelukannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
HAPPINESS
Romance"Gue harusnya lamar Syl begitu gue yakin kami bersama, bukannya dengerin Ibu untuk ngejar karir dulu, bukannya mentingin lo diatas kebersamaan kami. Atau gue harusnya berjuang begitu malam itu dia minta putus, bukannya ngurusin kerjaan yang nggak ak...