24. Mobil Misterius

845 174 9
                                    

Setelah makan malam dengan Ibu, Syl membantu membereskan dapur sementara Arga ke kamar terlebih dahulu untuk mandi. Mereka baru saja pulang dan langsung makan malam bersama sehingga tidak sempat mandi terlebih dahulu.

"Kata Ineke kalian cek kesuburan ke dokter? Gimana hasilnya?"

"Bagus, Bu... Sejauh ini nggak ada masalah sama sekali."

"Syukur deh, kalian nggak nunda kan?" Tanya Ibu. Ia nggak memaksa putri bungsunya untuk segera hamil, Ibu sudah cukup bersyukur melihat Syl pada akhirnya menikah dengan laki-laki yang tepat. Kalaupun masih diberi kesempatan oleh Tuhan untuk melihat cucunya lahir, tentu ia akan lebih bersyukur lagi.

"Enggak bu, tapi kami juga nggak mau buru-buru."

"Iya, nggak papa. Sedikasihnya aja sama yang diatas."

Arga muncul membawa keranjang baju kotor, "Dimasukin ke mesin cuci aja, biar besok aku yang nyuci..." Kata Syl yang mencegah Arga menuju tempat cuci baju.

"Tapi..."

"Udahlah, besok aja..."

Arga akhirnya mengangguk nggak membantah sama sekali.

Sejujurnya Syl nggak masalah jika Arga berinisiatif membantu pekerjaan rumah seperti ini, namun ia nggak enak karena ada Ibu. Dikiranya nanti Syl yang memaksa Arga untuk membagi pekerjaan rumah.

"Punya suami pengertian itu enak kan?" Goda ibunya.

"Semoga nggak cuma awal-awal aja ya bu."

"Arga kelihatannya nggak kaya gitu deh, apalagi dia udah lama hidup sendiri... Kebiasaan orang nggak akan berubah secepat itu, Syl."

Syl nggak mau mendebat hingga ia hanya menjawab "Iya bu, semoga."

Mereka akhirnya mengobrol kecil, Syl juga cerita mengenai rencana Arga yang ingin mengkolaborasikan bisnis mereka secara singkat dan mengenai kegalauannya.

"Ya di obrolin lagi, ibu kurang paham sama yang begituan." Syl akhirnya mengangguk, ia dan suami memang sepertinya perlu mengobrol lebih banyak lagi mengenai bisnis yang Arga rencanakan.

Arga kembali ke dapur dan sudah tidak melihat ibu disana, hanya ada Syl yang sedang berkutat dengan ponselnya.

"Ibu mana?"

"Udah masuk kamar."

"Kamu mandi dulu gih, aku mau cek pintu sama jendela dulu."

Syl berlalu menuju kamar sementara Arga mengecek gerbang depan, pintu utama, juga semua jendela dan memastikan semuanya sudah terkunci rapat. Ketika akan mengecek pintu gerbang dari pintu utama Arga melihat mobil diseberang jalan. Begitu ia hendak mengecek pagar, mobil itu berlalu begitu saja.

"Siapa sih..." Gerutunya sambil masuk lagi kedalam rumah.

"Ada mobil lagi didepan?"

"Ibu tau?"

"Sedan putih kan? Udah ada empat kali berhenti didepan, nggak tau ngapain." Ibu awalnya nggak begitu mempedulikan begitu melihatnya pertama kali, ia pikir itu hanya mobil biasa yang kebetulan berhenti di jalanan depan rumah. Kemudian ia melihatnya lagi ketika Arga dan Syl masih di Bogor, begitu terus hingga malam ini.

"Di depan ada CCTV kan, Bu?"

"Ada, minta akses aja ke Syl, dari hapenya dia bisa kok."

Arga mengangguk pelan, "Ibu istirahat aja, besok Arga cek CCTV-nya, pintu sama jendela semuanya aman."

"Oke."

HAPPINESSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang